“Terima kasih?” Dave menoleh menatap Grize. Sudut alisnya terangkat sebelah. “Hanya itu?” “Lalu apa?” tanya Grze dengan bingung. Dave menatap bibir Grize yang sedikit terbuka. Itu terlihat sangat menggoda. Dia benar-benar ingin menciumnya sekarang. Sayang sekali dia herus menahan diri. Akhirnya dia berpaling ke depan. “Apa ini alasanmu tidak pernah berkencan?” Pertanyaan itu membuat Grize terkejut. Bagaimana Dave bisa tahu? Sejak dia mengalami malam yang buruk itu dia memang tidak pernah berkencan. Dia tidak memiliki kepercayaan pada pria mana pun. Dia percaya jika kebanyakan pria hanya mendekatinya untuk urusan ranjang. “Dari mana kau bisa tahu?” Dia menatap curiga. “Aku menghitungnya dengan jari-jariku,” balas Dave dengan tenang. Grize berdecih. Pasti pria itu sudah menyelidiki