Grize menatap pria di depannya itu dengan perasaan yang tidak menentu. Kenapa? Kenapa Dave harus tahu? Kenapa Dave harus bertanya dan bersikap seolah peduli padanya? “Apanya yang tidak baik-baik saja?” Grize terkekeh. “Tolong jangan berlebihan. Apa saya terlihat sangat menyedihkan sampai Bapak bertanya seperti itu?” “Tidak.” Dave menggeleng. Kemudian dia berbalik. “Baiklah. Aku tidak perlu memaksamu untuk menceritakan apa pun. Kurasa kita sudah sama-sama dewasa untuk itu,” ucapnya dengan tenang. Grize hanya diam. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Sepertinya mata pria itu terlalu tajam hingga dia tidak memiliki tempat untuk bersembunyi. Lebih baik dia tidak mengatakan apa-apa padanya. “Ada jadwal apa saja besok?” tanya Dave sambil membuka komputernya. “Jika mengikuti jadwal Pak Edw