Mereka sudah selesai dengan urusan baju pengantin. Tanpa ada perdebatan, karena sedang sama-sama merasa kesal. Aryan kesal dengan doa Nysa, Nysa kesal karena merasa dihina oleh Aryan. "Eh, ini ke mana!" Nysa menegakkan punggung, lalu memperhatikan jalan yang mereka lewati, seingatnya, ini bukan jalan menuju pulang ke rumah Tuan Hanan. "Ke kantorku, kamu lupa jalan ke kantorku?" Aryan menolehkan kepala. "Saya baru satu kali ke kantor Bapak, mana saya ingat!" Nysa juga menoleh ke arah Aryan, tapi Aryan sudah mengalihkan tatapan ke jalan. "Jangan memulai perdebatan lagi, Nysa!" seru Aryan dengan nada kesal. "Ih, siapa yang ingin berdebat? Bapak negatif thinking terus sama saya," protes Nysa. "Terserah kamu. Tutup saja mulutmu, jangan bicara lagi," sergah Aryan dengan perasaan kesal.