Aku berjalan menghampiri Mika dan menyerahkan dokumen yang harus ditandatanganinya, aku juga mengingatnya tentang agenda dia hari ini, rapat dengan staf dan beberapa meeting dengan klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan. Aku segera menunduk saat dia menatapku dengan tajam dan merasakan debaran di dadaku. Di mataku kini laki-laki paling menyebalkan di dunia ini menjadi menjadi laki-laki yang mampu mengaduk-aduk hatiku, bukan seperti seorang Bos yang selalu membuatku jengkel setiap saat ketika dia marah karena aku tak bisa menerjemahkan keinginannya tapi sebagai sebagai seorang laki-laki kepada wanitanya. Aku merasa gugup ketika dia menatapku cukup lama sambil mengerutkan dahinya seakan mengingat-ingat sesuatu. Aku merasa jantungku berdetak lebih kencang saat tatapan kami bertemu,