"Han ..." Jo melirik Hanum yang berada di sampingnya, ia mengelus punggung ramping itu. "Hemm ..." "Saya ingin mengajak kamu ke suatu tempat," ucap Jo, ia melonggarkan pelukkanya agar bisa melihat mata bening Hanum. Karena situasi dirinya dan Hanum telah mencair, ia tidak ada pertengkaran lagi di antara dirinya, karena masalah Ririn. Jo mengecilkan volume remote TV, ia lalu ingin berbicara serius kepada Hanum, agar wanita ini bisa mengerti keadaan ini. "Kemana?" "Ke rumah sakit," "Siapa yang sakit?" Tanya Hanum. "Ririn," Hanum mengerutkam dahi, ia tidak suka nama Ririn, muncul kembali di bibir laki-laki itu. "Jangan marah terlebih dahulu sayang. Begini kemarin Denada saudara Ririn menelfon saya, beberapa hari ini Ririn tidak ingin makan, akhirnya dia pingsan. Sekarang Ririn di r