Gara mengguncang lembut lengan wanita disebelahnya. Jam menunjukan pukul 4.30 pagi. Gara membangunkan Clara untuk pindah kekamarnya.
“Cla, bangun”
Mata cantik itu terbuka pelan tapi kemudian tertutup kembali. Clara masih mengantuk berat.
“Cla, udah pagi” ucap Gara. Tangannya masih menggoyangkan lengan Clara
“Masih ngantuk, Ga” balas Clara dengan suara serak
“Bangun dulu. Pindah kamar, entar tidur lagi”
“Nggak mau!” Clara menaikkan selimut hingga sebatas lehernya
Gara menghela napas pelan. Kemudian dengan cepat menggendong Clara, membuat gadis itu kaget.
“Ga!” Clara melingkarkan tangannya dileher Gara
“Pindah kamar” ucap Gara kemudian berjalan menuju pintu kamarnya
“Aku masih pengen tidur dikamar kamu”
“Nanti ketahuan nyonya” Gara membenarkan gendongannya. Clara menyandarkan kepalanya didada Gara.
Sampai didepan kamar, Gara membuka pintu kamar itu dengan sebelah tangan kemudian menutupnya kembali dengan pelan. Berjalan menuju ranjang luas gadisnya kemudian menurunkannya ditengah ranjang itu.
“Masih gelap. Kamu lanjut tidur lagi ya” Gara menaikan selimut tebal itu sebatas d**a.
“Kamu mau kemana?” Tanya Clara saat Gara membalikan badannya
“Kebawah. Mau cuci mobil” jawab Gara
“Hari ini aku nggak mau ngampus”
“Apa?”
“Kamu dah mau kekampung entar sore. aku mau—“
“Kamu harus ngampus” kata Gara tegas
“Kita jalan-jalan ajah, Ga. Kamu dah mau pulang entar sore” ucap Clara dengan tatapan memohon
“Nggak!”
Clara cemberut kembali. Ia kemudian membalikan badannya membelakangi Gara “Yaudah sana. Kebawah. Cuci mobil. Aku mau tidur” ucapnya marah
“Entar aku antar kekampus” Gara mencium ujung kepala Clara dan mengusap lembut rambutnya. Kemudian berjalan keluar dari kamar itu. Meninggalkan Clara diakamarnya dengan perasaan dongkol.
***
Pukul 9.00 Clara sudah siap kekampus. Ia kemudian turun keruang makan dan mendapati mamanya sedang menyiapkan makanan untuknya.
“Pagi, ma” sapanya lalu duduk disisi kanan meja
“Pagi, sayang” balas Whulandary “Sarapan dulu. Nih mama masakin udang tepung”
“Makasih, ma” Clara kemudian menyendokan nasi dan kemudian mengambil udang tepung untuk lauknya.
Saat melahap suapan pertamanya, matanya mengedarkan pandangannya dipintu samping rumahnya yang menampakan kolam renang. Ia mengerutkan keningnya saat tidak mendapati orang yang ia cari. Karena biasanya Gara menunggunya disitu jika ia sedang makan.
“Gara dimana, ma?” Tanya Clara. Kemudian.
”Nganterin Yuyun ke mini market depan kompleks. Paling bentar lagi nyampe” jawab Whulandary sambil menuangkan s**u vanila. Clara menganggukan kepalanya.
“Ma” panggil Clara
“Iya”
“Aku boleh nggak ikut Gara kekampung?” pertanyaan dari Clara membuat Whulandary terkejut
“Kemana?” Tanya Whulan dengan dahi yang mengerut.
“Ikut sama Gara, ma”
“Ngapain kamu ikut sama dia?” Whulandary menatapnya tak percaya
“Ya pingin ajah. Penasaran sama tempat tinggal Gara”
“Nggak boleh!” kata Whulandary dengan tegas membuat Clara cemberut
“Kenapa, ma?”
“Kamu yang kenapa tiba-tiba aneh kayak gini. Buat apa coba kamu kekampungnya dia. Lagian kamu tuh harus kuliah” Whulandary berdiri dari duduknya saat melihat suaminya datang mengenakan setelan pakaian kantor.
“Pagi-pagi kok udah rebut. Ada apa?” Tanya Raymon
“Ini, Pa, si Clara minta ijin ikut sama Gara pulang kampong” jawab Whulandary
Raymon menatap Clara bingung. “Kenapa mau ikut Gara?”
“Aku penasaran ajah sama tempat tinggal Gara, pa” jawab Clara. Kepalanya menunduk karena takut melihat ekspresi ayahnya.
Raymon meminum segelas air putih kemudian memakan sarapannya. Tidak ada [ercakapan apapun setelah itu.
“Kalo minggu ini kamu punya hari libur, kamu boleh kekampung Gara” ucap Raymon saat selesai menghabiskan sarapannya. Whulandary menatap suaminya tak percaya, sedangkan Clara menatapnya dengan wajah terkejut dan bahagia.
”Pa!” seru Whulandary
“Beneran, Pa?” Tanya Clara
Raymon menganggukan kepalanya. clara tersenyum senang. Sementara Whulandary masih menatap suaminya menuntut penjelasan.
***
Dalam perjalanan kekampus, Clara tidak berhenti tersenyum membuat Gara menatapnya heran. Padahal tadi pagi dia kesal karena tidak ingin kekampus tapi sekarang malah tidak berhenti tersenyum.
“Kamu senyum-senyum terus dari tadi” kata Gara. Clara memandangnya dan melebarkan senyumnya hingga menampakan lesung pipi dibawah matanya.
“Ga, hari senin sampe rabu aku libur kuliah loh” kata Clara.
“Libur dalam rangka apa?” Tanya Gara.
“Kan bentar lagi ujian akhir, terus mata kuliah yang lain kebanyakan udah selesai. Jadi yang udah selesai mata kuliahnya itu ada dihari senin sampe rabu. Jadinya libur deh” jawabnya panjang lebar dengan senang. Gara menganggukan kepalanya
“Gunain hari libur kamu dengan baik. Jangan kelayapan” ucap Gara
“Emang kapan aku kelayapan?” Tanya Clara tak terima
Gara menatapnya kemudian tersenyum. “Enggak kok. Kamu nggak pernah kelayapan” Gara mengusap lembut kepalanya dengan tangan kirinya. Clara memeluk tangan kiri Gara kemudian tersenyum lebar.
“Aku bakalan gunain hari libur itu sebaik-baiknya”
***
Clara berada digarasi rumahnya sambil memperhatikan Gara memasukan tas ranselnya dan kardus berisi oleh-oleh kedalam mobil. Sedangkan Jono mengelap kaca depan mobil yang akan mereka gunakan untuk perjalanan kekampung.
Gara menghampiri Clara dan tersenyum. “Jangan cemberut dong”
Clara membuang pandangannya kesamping. Awalnya ia senang karena nanti saat libur ia akan menyusul Gara. Namun, ternyata hari libur itu tidak jadi karena beberapa mata kuliah yang belum selesai dimajukan dan dipadatkan agar cepat selesai.
“Hei” tangan Gara membelai pipi Clara hingga Clara menatapnya “Jangan cemberut dong, Cla”
“Non, ini dudibeknya” Yuyun tiba-tiba datang membawa goodie bag ditangannya.
“Itu apa, mbak?” Tanya Gara
“Dudibek, Ga.” Jawab Yuyun sok tau
Clara mengambil goodie bag itu dan memeberikannya pada Gara
“Nih oleh-oleh dari aku buat keluarga kamu” ucap Clara yang masih belum menatap Gara
Gara tersenyum kemudian menerima goodie bag itu. “Makasih, ya”
Melihat Clara belum ingin menatapnya, ia kemudian membawa perempuan itu kepelukannya. “Jangan sedih dong, Cla. Cuma seminggu, kok” Gara menepuk pelan punggung Clara
“Kamu jangan macem-macem ya disana” ucap Clara dengan suara parau ingin menangis
“Iya” Gara kemudian mengurai pelukan mereka dan mengusap lembut pipi Clara dan setetes air mata Clara terjatuh.
“Salam buat keluarga kamu”
“Iya, nanti aku salamin. Aku berangkat ya” Clara dengan berathati mengangguk. Gara mencium kening Clara lembut.
Gara melambaikan tangannya saat mobil berjalan menuju gerbang kemudian Jono membunyikan klakson mobil. Clara dan Yuyun melambaikan tangan kepada mereka.
“Ayuk, non, masuk” ajak Yuyun. Clara masih diam. “Non nggak mau belanja? Yuyun temenin” bujuk Yuyun
Clara menggelengkan kepalanya pelan “Enggak, mbak. Aku mau tidur” jawabnya lemah.
“Inikan masih sore, non. Atau kita ke taman komplek? Olahraga, jogging-joging, atau beli jajanan?” Yuyun belum menyerah membujuk Clara agar tidak galau.
“Mbak ajah deh” jawab Clara kemudian membalik badannya dan berjalan ke arah anak tangga yang menuju kekamarnya.
Yuyun mengikutinya dari belakang menghela napasnya pelan.
“Tapi entar Yuyun bangunin buat makan malam ya, Non” teriak Yuyun saat Clara hampir sampai dikamarnya. Clara membuka pintu kamarnya sebelum masuk ia menganggukan kepalanya pada Yuyun.
To be continue