Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
SETELAH TIADA, BARU TERASA 16 "Sudah jam satu lewat. Sebaiknya, Mas, lekas kembali ke kantor. Nanti terlambat," ucap Bening mengingatkanku. Aku tersenyum kecut, menyadari bahwa sebenarnya dia tidak benar-benar mengingatkan, melainkan tidak ingin aku berlama-lama didekatnya. "Iya." Aku mengangguk. Tidak apa-apa. Tidak bisa memaksanya untuk cepat-cepat menerima. Lebih baik pelan, asal pasti. Aku tidak ingin Bening semakin frustrasi karena terjadi perperangan batin dalam dirinya. "Mas berangkat dulu. Kalau ada apa-apa kamu chat saja. Mas sudah simpan nomor wa di hp kamu." Smartphone baru yang kubelikan untuk Bening sudah di-setting dan siap pakai. Aku sudah menyimpan nomorku, nomor Ibu, dan nomor Bapak di daftar kontaknya. Sementara nomornya pun sudah kusimpan di ponselku, sudah pula