Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
SETELAH TIADA, BARU TERASA 14 "Arunika ...!" Arunika berlalu dengan meninggalkan sejuta tanya di benakku. Dia tidak menjawab ketika kutanya apa maksud ucapannya tadi. Apa dia berniat mencelakai Bening? Jika iya, aku bersumpah tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Cukup sudah segenap rasa sakit yang kutorehkan pada Bening. Tidak boleh ada yang menyakitinya lagi. Akan kujaga dia walau harus mempertaruhkan nyawaku. "Ada apa dengan Arunika, Pak Pandu? Kalian putus?" Salah satu rekan kerjaku bertanya. Dia tampak begitu ingin tahu. "Iya." Aku tersenyum miris. Tiba-tiba saja rasa malu menyergap teringat apa yang kulakukan selama ini. Bagaimana aku secara terang-terangan menjalin hubungan dengan perempuan lain padahal sudah menikah hanya karena alasan pernikahan itu tidak didasari cinta.