Bab 19 Merasa Terancam

1266 Kata

“Aku tinggal disini,” kata Dathan sambil membuka pintu apartemennya dan mempersilakan aku masuk lebih dulu. Pandanganku mengelilingi ruang tamu luas yang bentuknya agak memanjang. Desain interiornya yang minimalis didominasi dengan perabot dari kayu dan warna-warna natural. Patung-patung berbentuk unik menghiasi lemari yang menempel pada salah satu dinding, di seberangnya tergantung beberapa lukisan abstrak berwarna cerah. Menempel pada tembok yang dihiasi lukisan, sofa model L berwarna krem tua dengan bantal-bantal motif monokrom terletak di atasnya. Sepasang meja kaca bulat besar dan kecil barada di tengah-tengah, dan karpet tebal berwarna biru dengan motif zig-zag terhampar di bawahnya. “Aku kira kamu tinggal bersama orangtuamu,” gumamku sambil melangkah masuk. Dathan terkekeh. “Ngga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN