chapter 14

2383 Kata
❁ Zara side ❁ Aku selalu mengumpat kebodohan dalam hati ku. Bagaimana bisa aku menanyakan kepada ferry tentang apa itu hubungan yang lebih mendalam dan yang lebih tak dapat aku cegah ialah ketika aku merasakan sesuatu dalam diriku. Ooh sial..!!!! Aku benar-benar bodoh sekali waktu itu. Dengan agresif nya aku lebih dulu memulai kecupan demi kecupan nikmat yang bisa membuat ku mengeluarkan suara yang semakin terdengar menggairahkan ferry saat aku menyuarakan nya. Dan tak akan mungkin seorang ferry akan mau menerima ku yang serba kekurangan ini. Di bandingkan diirnya , aku bukanlah siapa-siapa. Pikiran bergejolak itu seakan berperang sendiri dalam otak dan hati ku. Aku membawa tubuh ku dan melajukan kaki ku untuk berjalan kea rah cermin yang ada di kamar ku. Ku tatap penuh lekat pantulan diri ku. “ apa aku pantas berharap lebih? “ “ lihat saja diri ku ini. “ Ucap ku ngawur pada diriku sendiri. Lalu aku leiih melangkah kan kaki ku beberapa langkah agar terlihat dekat dengan cermin yang ada di hadapan ku. Kemudian jari telunjukku kuarah kan pada kening ku dari pantulan bayangan kaca tersebut. “ kau hanya anak angkat saja raa. Apa kau paham? Hmm.. “ Kata ku penuh penekanan dan tak terasa bulir airmata pun jatuh membasahi pipi ku. “ tapi aku juga ingin bahagia , dengan seseorang yang sangat aku cintai. “ Umpat ku kembali pada pantulan bayangan ku sendiri. Anggaplah aku seperti orang gila saat ini , Yang terus menerus berselisih paham antara otak dan hati ku. Terkadang aku berpikir , Apakah perasaan ferry benar sangat tulus kepada ku atau hanya perasaan yang hanya menuntut untuk memiliki ku saja. Hati ku selalu bertanya , apakah ini cinta? Atau hanya sebuah rasa kepemilikkan saja? Pikiran ku sangat kacau di buat oleh semua kegundahan hati ini. Apa bukti yang aku ingin kan sebenarnya tentang perasaan ferry kepada ku. Dia sudah berbuat segalanya untuk ku , Apa itu tidak lebih dari cukup. Bahkan obat yang paling mujarab untuk penyakit aneh ku saja adalah dia. Apakah ini hanya rasa ketergangtungan ku saja , karena aku memiliki sebab untuk selalu berada di sisi nya. TUHAN ….. Mengapa hati ini begitu kacau balau. Aku sangat mencintai nya dan dia pun juga sebaliknya. Lalu keraguan apa yang ada dalam hati ku hingga membuat ku semakin tak menjadi seperti sekarang. Rasa nya terlalu pahit ketika harus mengingat kejadian masa lalu yang tak mampu aku hilangkan. Namun , Genggaman erat dari ferry serta pelukkan hangat dari mama dan papa seakan selalu menguatkan aku. Seperti jiwa mati yang telah di hidupkan lagi. Dan seperti itulah aku , Ketika kedua orang tua ku meninggalkan ku dan akhirnya keluarga yogaswara lah yang menerimaku. Apa itu bukan termasuk serakah? Aku sudah mendapatkan semua yang aku ingin kan dan juga berkehidupan yang begitu layak. Tapi , Bagaimana bisa aku mencintai kakak ku sendiri. Lalu apa yang membuat nya jatuh hati kepada ku. Aah Shiit …!!! Lagi-lagi kata itu yang selalu muncul dalam pikiran ku yang kalut ini. Kaki ku terasa begitu lemah , Aku masih mencoba bertahan untuk melangkahkan kaki ku menuju ke atas tempat tidur ku. Perlahan aku merebahkan tubuh ku yang sangat terasa begitu gemetar hebat. Meringkuk dalam suasana tamaram kamar ku. Aku begitu lelah , Hingga tak terasa aku menjemput mimpi ku di sela tangis yang sangat mendalam. ~ Zara Side off ~ || || Begitu banyak pekerjaan kantor nya yang ia bawa untuk di selesaikan di rumah. Seperti anak sekolah yang sedang mengerjakan PR nya , Dan hingga ia pun terlupa dengan keadaan zara saat ini , karena setelah kejadian mesra mereka di dalam dapur. Ferry tak lagi keluar dari kamarnya. Dan mungkin sekarang pun zara juga sudah tertidur pastinya. Terlihat arah panah jam dinding menunjukkan pukul tiga pagi , ferry terlihat sangat kelelahan. Ferry mengarah kan tatapan nya ke ranjang nya , dan seketika ia terkejut saat tak mendapati zara di tempatnya sekarang. Dari sana lah ferry baru tersadar , Jika ia terlalu sibuk dengan semua berkas nya dan melupakan zara. “ bodoh , bodoh , bodoh … “ Umpat ferry pada dirinya lalu bergegas menuju ke kamar zara. Setelah sampai di depan kamar zara , ferry membuka kenop pintu itu dengan hati-hati agar tidak terlalu menimbulkan bunyi. Ferry sangat merasa bingung ketika mengetahui suasana tamaram di kamar zara , begitu asing bagi ferry. Karena setau ferry , Zara tak begitu suka dengan kamar dengan cahaya yang tamaram. Ferry berjalan mendekati zara yang masih terlihat lelap dalam tidur nya , sekarang pun ferry menaiki tempat tidur zara dan memposisikan dirinya di samping zara. Tapi sebelum ia memilih untuk merebahkan tubuh nya. Ia terkejutkan dengan sebotol obat penenang yang ada di atas meja nakas samping tempat tidur zara. Hatinya begitu teriris , Ferry baru menyadari jika karena kesibukkan nya dalam pekerjaan yang sampai membuat nya melalaikan zara saat ini. Hingga membuat zara menyentuh obat itu lagi , “ apa yang terjadi pada dirimu sayang? “ “ apa zara tak bisa tertidur dengan nyenyak hingga harus meminum nya lagi? “ “ maafkan kakak , raa. Kakak terlalu egois hingga mengabaikan mu. “ Ujar ferry yang kemudian memeluk zara erat dari belakang dan tak lama kemudian ferry pun juga menjemput mimpinya. “ bukan kakak yang salah tapi aku yang salah kak. Maafkan aku kak. “ Gumam zara dalam hatinya dan tak hentinya air mata pun jatuh tak terhinnga dari kelopak matanya. Hingga zara pun tak menyadrai jika tangisan nya membuat tubuh nya sedikit mengejang , dan ferry yang merasakan keadaan zara saat ini. Akhir nya membuka matanya lalu mencoba membalikkan tubuh zara agar menghadap ke arah nya untuk melihat apa yang terjadi kepada pujaan hatinya. “ hai ada apa sayang? “ Tanya ferry sambil membelai lembut rambut zara. Terlihat zara yang memandang lekat mata indah ferry , mata yang selalu membawa kedamaian bagi dirinya. Zara mendekatkan dirinya ke arah ferry lalu membenankan wajah nya dalam pelukan ferry hingga akhirnya pun ia meloloskan tangis nya. Nafas nya terasa tersengal-sengal. Ferry memcoba memberi ketenangan untuk zara , mengusap punggung nya agar memberi rasa tenang. Ferry tak menanyakan apapaun kepada zara. Ia hanya menunggu , Menunggu waktu saat zara mau membagi kisah nya dan beban nya kepada ferry. Dalam pelukan nya , ferry sangat merasakan ada sesuatu yang seakan menekan hati zara. “ kak. “ Panggil zara lirih , Setelah di rasanya ia mampu untuk bberkata kepada ferry. Ia tak ingin merasakan hal yang mengganjal dalam hatinya , hal yang selalu saja menuai perdebatan antara pikiran dan jiwa nya. “ kakak disini raa. “ “ tidurlah sayang , ini masih belum terlalu pagi. “ Ucap ferry yang masih setia memeluk zara dengan penuh kasih sayang. “ kak , apa rasa kita ini tidak salah kak? “ Tanya zara lirih yang lalu di tanggapi ferry dengan kekehan kecil hingga membuat sang empunya kebingungan saat melihat aksi ferry. “ kak jawab , malah ketawa. “ Protes zara karena tak mendpati jawaban dari ferry. “ sebenarnya kakak sudah menebak nya , kau akan berpikir yang aneh-aneh tentang hubungan kita. Pertama , Aku sangat mencintaimu dan Kamu hanya milik ku selamanya. Kedua , Hubungan kita tidak melanggar apapun raa. Kita bukan terlahir dari Rahim yang sama , kita di pertemukan karena adanya suatu insiden yang menimpa keluarga mu , dan jangan pernah menganggap jika kau mempunyai hutang budi ataupun rasa tak enak di hati mu karena jasa mama dan papa yang sudah membesarkan mu. Ketiga , Apapun yang terjadi , tetap akan kembali ke pasal satu. Mengerti ..” Jelas ferry panjang lebar sambil mengusap kening zara yang sesekali terlihat mengerut dan kemudian memudar lagi. Ferry pun masih melihat rasa keraguan yang nampak pada sorot mata zara yang begitu sayu. “ apa yang masih mengganjal di hatimu , utarakan saja raa. Jangan ada yang di pendam apalagi sampai kamu sembunyikan dari kakak. “ Lanjut tanya ferry yang mampu melihat kecemasan itu. Dalam hati ferry saat ini pun juga merasakan hal sama , sebuah kecemasan. Ia masih melihat keraguan yang besar dari perasaan zara , Ferry hanya takut jika perasaan zara saat ini hanyalah sebuah rasa yang ingin membalas jasa keluarga yogaswara. Bukan rasa yang benar-benar tumbuh dalam hatinya sendiri. “ tidak kak , aku … “ Ucap zara terhenti ketika dengan tiba-tiba ferry langsung saja menjatuhkan bibirnya pada bibir ranum milik zara. “ kau masih ragu akan perasaan ku kan? “ Ujar ferry setelah melepaskan ciuman nya, nampak senyum ferry yang begitu mempesona dan kemudian ia pun mendaratkan kecupan pada kening zara. “ tidak masalah raa , Apa yang perlu aku buktikan untuk mu agar kau mampu percaya akan perasaan ku ini? “ Tanya ferry lalu mengambil dua telapak tangan zara kemudian mengecupnya. “ kak , Zara tak minta apapun sama kakak. Zara yang seharus nya bertanya pada diri zara sendiri , apa penyebab keraguan hati zara. Padahal sebenarnya dapat terlihat sebuah ketulusan dari perasaan kakak untuk zara. “ “ maafkan zara kak , Zara gak mau kehilangan orang yang zara sayangi untuk kesekian kalinya. “ Terang zara atas kegundahan hatinya. “ sudah lah raa , sebaiknya kita lanjutkan istirahat lagi ya. Kakak belum tidur sama sekali. “ Ujar ferry lalu mengerat kan pelukannya kembali pada tubuh mungil zara. Dan zara pun juga membalas pelukan ferry dan membenankan wajah nya pada d**a kekar sang pujangga hatinya. || || Babarapa hari telah berlalu begitu indah , Setiap hari-hari zara dan ferry selalu di penuhi dengan rasa kasih sayang. Lanunan kata cinta tak henti terlontar dari mulut ferry untuk zara , cinta pertama dalam hidup nya. Perlahan zara pun mampu merasakan jika kasih sayang ferry selama ini memang lah tulus dan cinta nya juga sangat begitu nyata. Bukan seperti pemikiran nya dulu yang hanya selalu merasa takut jika perasaan ferry hanyalah sebuah perasaan kakak kepada adik nya. Zara pun juga pernah berpikir , Bagaimana bisa seorang ferry yang terlihat begitu sempurna dapat mempunyai rasa terhadap seorang zara yang ala kadar nya. Dari segi mana pun ferry bisa mendapatkan yang lebih dari zara. Tapi mengapa bisa zara yang menjadi tambatan hati nya. Satu persatu dedaunan yang gugur jatuh dan juga berterbangan tertiup angin , memberi nuansa yang sangat romantis bagi zara dan ferry yang menikmati angin sore hari di taman yang sama seperti saat mereka masih remaja. Pada tempat yang sama dan dengan orang yang sama juga. Genggaman tangan ferry yang terasa begitu erat , seakan tak ingin melepaskan zara sama sekali untuk selamanya. Terlihat ada beberapa jajanan yang sering mereka beli dahulu setelah pulang sekolah. Dan zara pun sudah sangat ingin mencicipinya kembali setelah sekian lamanya ia tak merasakan makanan khas anak sekolahan. “ mau kak. “ Rengek zara yang terdengar seperti anak kecil. Hingga membuat ferry yang melihatnya menjadi terkekeh geli dengan tingkah adik nya yang juga kekasihnya itu. “ boleh , tapi ingat jangan … “ Kata ferry terhenti ketika zara meletakkan jari telunjuknya tepat di tengah bibir ferry , karena zara yang sudah sangat hafal bagaimana ferry pasti tidak akan mengijinkan zara menyantap makanan yang berbau pedas. “ iya paham sayang. “ Ucap zara yang d tanggapi ferry dengan senyuman nya. Dan setelah mendapatkan apa yang ia inginkan , kini zara dan ferry melangkahkan kaki mereka berdua menuju ke arah mobil mereka yang sedang di parkirkan. Karena berhubung cuaca yang tidak mendukung , Akhirnya ferry memutuskan untuk pulang saja ke rumah nya. - Setelah menempuh perjalanan yang lumayan dari taman menuju ke rumah ferry , dan akhirnya kini mereka telah sampai tepat di depan pintu masuk rumah. Ketika ferry dan zara memasuki rumah , Dan tanpa terduga hujan pun turun dengan cepat dan serentak menghujami bumi , hingga tercium aroma khas tanah yang terkena guyuran air. “ untung saja kita sudah sampai di rumah kak. “ Ujar zara yang masih memakan jajanan yang sedari tadi belum juga habis. Lalu tiba-tiba tubuh zara menegang saat ferry yang entah mengapa mengarahkan tubuh zara agar menghadap ke arah nya kemudian tanpa ampun melumat rakus bibir zara yang juga masih penuh dengan makanan nya. Zara yang tadinya terkejut kini sudah bisa menstabilkan dirinya dan kemudian mengikuti arus permainan ferry. Di saat zara yang tengah asik menikmatinya , Ferry malah melepaskan ciuman nya dan membersihkan sudut bibir zara. “ udah besar , kalau makan jangan belepotan. Oke sayang. “ Ucap ferry lalu melangkah kan kaki nya menuju ke arah dapur untuk mengambil minum , karena ia sangat merasakan kekeringan yang sangat dasyat melanda tenggorokkan nya. “ gak romantis tau , tiba-tiba di selesaiin gitu aja. Kaya di tinggal pas lagi sayang-ssayang nya. “ Umpat zara sambil menggerakkan kaki nya serentak dan kemudian mengikuti langkah ferry dari arah belakang ferry. Saat zara melihat ferry yang sedang meneguk inuman nya , Seketika dalam otak nya pun ia berencana untuk membuat ferry merasakan apa yang dia rasakan tadi. Bagaimana rasanya di PHP-in. Karena sejak saat zara merasakan kenikmatan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya itu , tingkah rasa keingintahuan nya semakin besar. Terkadang ferry pun juga sesekali memberikan hal yang membuat zara selalu ingin meminta lagi dan lagi. Cinta memang sudah merubah segalanya. Hingga terkadang membuat mata menjadi gelap tak terkendali. Setelah di rasanya ferry sudah menhabiskan minuman yang di tenggak nya tadi , kemudian zara menarik tangan ferry hingga membuat sang empunya terkejut saat mendapati perlakuan zara yang tak seperti biasanya. Zara mendudukkan ferry di kursi makan yang berada di dapur dan setelah nya zara juga melakukan hal yang sama seperti ferry. Namun bukan duduk di kursi yang lain , Melainkan duduk dalam pangkuan ferry dan menghadapkan dirinya ke arah ferry. Jemari lentik nya menyisiri dari ujung rambut ferry hingga ke seluruh wajah ferry , ibu jari nya membelai bibir ferry hingga tak terasa membuat ferry membuka sedikit mulutnya. Terlihat ferry benar-benar menikmati nya , Dan zara pun juga bisa merasakan melalui kedua pangkal paha nya jika ada sesuatu yang sudah sangat mengembang di bawah sana kerena perlakuan zara. Zara mendekatkan dirinya hingga terasa nafas mereka sangat dapat di rasakan satu sama lainnya. Saat ferry sudah ingin mengecup bibir zara , Niat nya terhenti karena zara menyekanya dengan telapak tangan nya dan kemudian zara memilih untuk mengecup kening ferry lama lalu turun ke hidung mancung ferry dan kemudian dua pipi ferry yang lemayang mengembang hingga berakhir pada bibir ferry. Bibir yang sudah menjadi candu bagi zara. Namun ketika ferry yang juga tengah terbuai dengan perlakuan zara , ia pun terkejut ektika zara yang denag tiba-tiba menghentikannya dan kemudian beranjak dari pangkuan ferry lalu berjalan pergi meninggalkan ferry yang terlihat dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Di tengah perjalanan zara , ia berhenti sejenak untuk menoleh ke arah ferry yang masih termenung melihatnya. Dengan senyum nakalnya zara mengangkat sedikit sudut bibirnya lalu mengedipkan satu matanya dan kemudian berlalu pergi meninggalkan ferry dalam diamnya. _ _ _ Bersambung…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN