"Biar ku tebak, kamu melakukan ini karena harta, kan?" tanya Dona tersenyum menyeringai seketika membuyarkan lamunan panjang seorang Joni Iskandar. "Hah? Hahahaha! Saya pikir kamu bodoh, Dona, karena kamu sudah dibodohi sama si Bagus itu, tapi ternyata kamu cerdas," sahut Joni seraya tertawa nyaring, "Tebakan kamu tidak sepenuhnya benar, tapi tidak seluruhnya salah. Ini bukan hanya tentang harta, tapi juga harga diri." Kening seorang Dona seketika mengkerut heran, ucapan Joni sulit di cerna oleh otak kecilnya, "Sudah jujur saja, kamu pasti merasa tersaingi dengan kehadiran Mas Bagus, kamu juga merasa tidak terima karena Om Burhan mewariskan perusahaannya kepada dia, kan? Kamu itu serakah, Joni!" "Asal kamu tahu saja, Dona. Saya sudah menghabiskan separuh hidup saya untuk mengabdi kepada