Kalang Kabut - 16

896 Kata
Pesta ulang tahun rektor kampus dibuat semarak. Memasuki usia lima puluh tujuh tahun, Raka Wijaya yang merupakan ayah dari Lulu tersebut nampak masih tampan dan gagah dengan balutan jas hitamnya. Dia mengundang semua mahasiswa dan dosen dalam pesta tersebut. Para mahasiswa tentu saja gembira, ada yang datang karena memang ingin mengucapkan selamat, sebagian datang karena penasaran dengan rumah rektor yang sangat megah, dan sebagian lagi datang demi makanan gratis, mereka tak peduli hal lain asal makan malam mereka terselamatkan. Takjubnya, tiga tipe mahasiswa tersebut sekarang tengah berjalan memasuki rumah rektor yang megah. Adalah Danar, yang memang datang demi memberikan selamat kepada rektor yang hampir menjadi ayah mertuanya tersebut, Lastri, khusus datang demi meneliti sudut demi sudut rumah megah rektor kampus. Lalu ada Bekti, dia sengaja mengosongkan perutnya dari rumah, agar bisa makan enak sepuasnya saat pesta. Padahal dia gak kere kere amat, hanya saja salah satu hobinya adalah tidak menyia-nyiakan kesempatan memperoleh makanan lezat. Ketiga mahasiswa tersebut tampak begitu serasi. Lastri dan Bekti berjalan dengan menaikkan dagunya, hal tersebut dicetuskan oleh Lastri agar terlihat lebih berkelas katanya. Sementara Danar berjalan santai di dampingin kedua wanita cantik tersebut di kiri kanannya. "Waduh Cyin! itu Pak Rektor? syakep bener. Pantesan ye Lulu bening abis, keturunan ternyata Say!" Lastri membuat kehebohan sesaat setelah melihat Rektor. Yah, Pak Rektor memang tak pernah muncul di depan mahasiswa, apalagi mahasiswa baru. Dia hanya datang beberapa kali ke kampus dan biasanya lebih sering di rumah atau ke luar negeri mengurusi bisnisnya yang lain. "Asli, Mak. Cakep bener. Sekarang kita tau dari mana Lulu dapetin wajah cantik kek gitu, ya ampon," Bektipun tanpa sadar ikut tercengang oleh ketampanan Rektor Raka Wijaya. "Udah, jangan ngomong gitu, kalian berdua juga cantik kok, gak kalah ama Lulu," sambung Danar yang membuat Lastri dan Bekti berlontak kegirangan. "Bisa aja lu, bikin kita seneng," Lastri memukul bahu Dana dengan centil, "Eh, kuylah cepetan, kasih selamat ama Pak Rektor, abis itu kita makan-makan. Udah laper kan lu, Say?" "Ho Oh, Mak. Perut Bekti udah bunyi-bunyi nih," "Ya udah kalau gitu kita samperin Pak Rektor dulu," ajak Danar. Bekti dan Lastri langsung berlari kecil menghampiri Pak Rektor yang sibuk bersalaman dengan tamu undangan lainnya. "Ehemm, happy birthday Pak Rektor, " Lastri tersenyum sambil mengulurkan tangannya ke arah Rektor Raka. "Wah, ini wajah-wajah fresh, pasti mahasiswa baru, ya? Makasih ya udah dateng," ucap Pak Rektor sambil menyambut tangan Lastri. "Selamat yah, Om," "Wah, ada Danar!" Pak Rektor tampak gembira, dia memeluk Danar lalu menepuk-nepuk pundak Danar, "Kenapa gak pernah main kesini lagi? karena fak ada Lulu, ya?" "Gak kok, Om. Danar emank lagi banyak kegiatan, jadi jarang mampir," "Hmm, sibuk ya kamu sekarang," Pak Rektor kemudian menengadah ke atas, "Lulu! temen-temen kamu datang nih," seru Pak Rektor, memanggil putrinya. "Iya Pa, bentar!" balas Lulu, dia segera bergegas menuruni tangga sambil memakai anting di telinganya. Danar otomatis menoleh, Lulu juga tak sengaja menatap Danar. Mata mereka bertemu sejenak, Lulu terdiam. Beberapa detik kemudian keduanya berdehem, dan saling mengalihkan pandangan. Lulu turun perlahan menghampiri ayahnya. Dia mengenakan gaun silver dengan model polos, rambut di sanggul, sepatu hak tinggi berwarna senada dengan gaunnya, kalung serta anting mutiara melekat di kulit putihnya. Sederhana namun elegan begitulah penampilan Lulu. Danar hampir tak bisa memalingkan pandangannya, bahkan Lastri dan Bekti juga ikut terpana. "Ehem, udah pada dateng, ya?" ucap Lulu dengan senyum manisnya. Danar langsung menarik nafas panjang, sementara Lastri dan Bekti cengengesan. "Nah, Lulu udau disini. Papa tinggal dulu ya, Papa mau ketemu tamu yang lain," ucap Pak Rektor yang dibalas anggukan anggun dari Lulu, "Danar, Om pergi dulu, sering-sering main kesini, kan Lulu udah pulang sekarang," "Iya Om," ucap Danar singkat, sambil menatap Lulu. Lulu tampak salah tingkah, dia menyelipkan sedikit rambutnya ke telinga saking saltingnya, "Sudah pada makan belum? makan dulu, Bekti, Lastri yuk ambil makanan," "Heheh, kita ambil sendiri aja. Yuk Nces kita keliling," Lastri menggandeng tangan Bekti lalu memberikan kode untuk membiarkan Danar dan Lulu memiliki waktu berdua. "Iyes, Danar temenin Lulu, ya. Bekti ama Mak Lastri mau keliling-keliling dulu. Gak boleh ikut, ini urusan wanita. Yuk, Mak," Bekti dan Lastri bergegas pergi sambil senyum-senyum. "Dasar ya kalian," Danar menghela nafas melihat kelakuan temannya. "Kamu ... mau ambil makanan juga?" tanya Lulu kepada Danar yang tak tampak canggung. "G-Gak, kamu gak capek berdiri? duduk aja. Aku ambilin minum," "Gak papa. Kamu yang duduk, nanti aku panggilin kang pesta buat ambilin minuman," "Gak perlu, duduk sini." Danar mendudukkan Lulu dengan lembut ke kursi yang telah tersedia, "Tunggu disini, aku ambilin minuman kamu, sama aku ambilin buau juga. Kamu kalau malam gak suka makan makanan berat, kan." "I-Iya," "Ya udah. Bentar," Danar beranjak untuk mengambilkan buah dan minuman untuk Lulu. "Nces, Lu ikhlas kan Danar balik lagi ama Lulu?" ucap Lastri yang melihat mereka dari jauh. "Ikhlas banget donk, Mak. Orang mereka cocok begitu, Lulu baik, Danar juga baik, serasi banget dah pokoknya," "Wah, wah, klop banget nih, Janda gatel ama Kang Gosip nyatu," Maya tiba-tiba saja mendekati Bekti dan Lastri, dia menatap Bekti remeh, sambil menyeringai. "Heh, cotton bud buluk. Hidup lu kurang bahagia ye kalau gak ngerusuhin hidup orang? ribut mulu perasaan, yuk Cyin cabut. Ada hawa-hawa s3tan dimari, ntar kita kesurupan lagi," Lastri menarik Bekti. Namun tiba-tiba Maya menyandung kaki Bekti, hingga Bekti hampir terjatuh. Beruntung dengan cepat Cahyo datang dan menangkap Bekti yang hampir mencium lantai. "Cing, Lu gak papa? May, kamu apaan sih, kalau dia jatuh gimana!" To be continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN