Rasaya membuka mata. Merasa ada sesuatu yang janggal dengan tubuhnya. Perempuan itu melirik tangannya yang masih menggantung di kepala ranjang. Dengan susah payah, Rasaya melepaskannya. Mengutuki Randi di setiap tarikan napasnya. Bagaimana bisa laki-laki itu meninggalkannya dengan tangan masih terikat seperti ini? Rasaya berteriak keras, mengeluarkan semua kekesalannya di kamar yang sepi itu. Setelah ikatan di tangannya terlepas, perempuan itu masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Melihat lingkaran merah di kedua pergelangan tangannya. Rasaya menggertakkan giginya menahan amarah. Lihat saja, ia pasti akan membalas perlakuan laki-laki itu kepadanya. Setelah merapikan penampilannya, Rasaya memesan taksi ke kantor. Ia melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, Randi p