Lelaki Pemaksa

1284 Kata
Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan. Rasa penasaran Adnan berubah jadi kemarahan setelah Hira mengabaikannya, terus menerus. Adnan melakukan berbagai cara untuk mendekati Hira, tapi seribu cara untuk Hira untuk menghindari Adnan. Bagi dokter cantik itu, antara dirinya dan Adnan tidak ada apa-apa, hanya sebatas tetangga. Masa lalu biarlah masa lalu ia akan menjalani hidupnya dengan baik dan melupakan masa lalu. Tetapi tidak demikian untuk Adnan, ia masih berpikir kalau Hira masih masih mencintainya sama seperti dulu. Gadis yang ia pikir akan mengejarnya justru mengabaikannya dan terus menghindar. Bahkan nomor Adnan diblokir sama Hira. “Tidak ada satupun gadis di dunia ini yang menolak pesonaku Hira. Kamu akan jadi milikku bagaimanapun caranya, camkan itu!” Adnan melempar ponselnya ke atas ranjang. Melihat postingan Dikto membagikan fotonya dengan Hira. Adnan berpikir kalau Hira sengaja membuatnya marah. Padahal tujuan Hira bukan seperti itu ia hanya ingin menunjukkan pada Maya, kalau ia bukan wanita culun seperti enam tahun lalu. Bahkan Dikto lelaki populer di sekolah mereka dulu bisa ditaklukkan hanya satu malam. Adnan meraih ponsel yang sempat ia lempar tadi lalu mendumal dengan marah. “Apa dia tidak tahu kalau laki-laki itu sampah?” “Apa kamu marah karena foto Hira?” tanya sang kakak yang kebetulan datang ke kamarnya. “Tidak, aku tidak peduli. Hanya saja aku kasihan melihat dia nanti dicampakan kalau sudah bosan,” ucap Adnan. “Kamu cemburu?” Dinar menggoda sang adik. “Tidak.” “Sejak Hira pulang kok kamu sekarang tinggal di rumah Mami. Biasanya tinggal di apartemenmu,” goda sang kakak lagi. “Berisik.” Adnan mendengus kesal. Sang kakak mengoda Adnan. “Apa kamu yakin tidak cemburu?” “Tidak.” “Kalau kamu cinta harusnya berusaha merebut dia dari laki-laki lain. Kamu tahu ada banyak laki-laki tampan yang mendekati dr. Hira sekarang. Dengar y, ada Dikto teman sekolah kalian dulu, lalu ada Sean seorang pengacara hebat dia teman Leo,” tutur sang kakak. Adnan pura-pura cuek, “Aku tidak peduli.” Sang Kakak tersenyum licik, ia berencana mengerjai adiknya sombongnya. * Suatu hari, Dinar dengan liciknya mengundang Adnan untuk menghadiri pesta ulang tahun Hira, padahal Hira tidak mengundangnya Adnan. Lelaki itu terpaksa menerima undangan tersebut, meskipun hatinya berdegup kencang. Acara berlangsung meriah, tetapi suasana tegang terasa ketika Hira muncul dengan Sean teman satu kantornya. ‘Apa dia pacaran sama lelaki yang baru dia kenal?’ Adnan menatap dengan tajam. Hira selalu menghindar darinya sejak pulang ke Indonesia. Dinar mencoba membuat kuping Adnan panas . "Kau tahu, Adnan, sejak enam tahun yang lalu, Hira telah berubah menjadi seseorang yang lebih baik. Dia sekarang seorang dokter yang sukses dan mandiri. Lihat lelaki gandengannya dia sangat tampan. Aku dengar om Zafar merestui mereka menikah,” bisik Dinar menggoda adiknya laki-laki. Bagaimana kompor meleduk Adnan dibuat panas. “Itu tidak akan terjadi, lihat saja nanti siapa yang akan jadi pemenang,” ucap Adnan dengan senyuman ala devil. Dinar menggeleng sembari memberi peringatan pada Adnan, “jangan melakukan apapun. Kamu cari wanita lain , jangan merusak hubungan orang lain,” tegas sang kakak. Dinar tahu adik laki-lakinya orang yang nekat, ia bisa melakukan apapun bahkan diluar nalar. Hira duduk satu meja bersama Adnan dan keluarganya. “Selamat ulang tahun Cantik. Sudah cantik, karir bagus, baik. Lelaki mana yang beruntung.” Dinar selalu saja memanas-manasi adik laki-lakinya. Adnan tersenyum sinis, "Aku sekarang adalah pengacara yang sukses dan mandiri, bukan anak yang manja dan pandai berakting.” “Kamu hanya melihat dari kaca matamu saja,” ujar Hira dengan berani, ia tidak ingin terlihat lemah di depan pembully dirinya. Kedua keluarga dari dua belah pihak hanya bisa diam, pertengkaran mereka berdua meredah setelah Ayah Adnan pura-pura batuk lalu menyenggol tangan Adnan meminta untuk berhenti berdebat dengan Hira. Atmosfer ketegangan masih terjadi diantara keluarga mereka yang dulunya begitu dekat. Namun, di balik konflik yang terus berkobar, ada banyak rencana licik dalam otak Adnan. Dinar terus memainkan perannya sebagai pemantik api, sementara Adnan mulai panas saat Sean mengajak Hira berdansa. Keluarganya sudah mantap untuk menjauhkan Hira dari Adnan. Terlebih ayah Hira, ia tidak ingin putrinya terluka lagi, Saat Hira hendak ke kamar mandi, ternyata Adnan mengikutinya. “Oh, gadis manja yang dulu aku kenal sudah bisa berakting di depan keluarga. Kamu bersikap seperti gadis polos. Mereka tidak tahu kalau gadis yang mereka banggakan pulang tengah malam dari diskotik,” tuduh Adnan “Jangan pusing-pusing memikirkan hidupku Pak Adnan. Aku akan baik-baik saja, urus saja hidupmu,” Hira menghindari tubuh Adnan yang menghalanginya “Tentu saja akan jadi urusanku karena kamu akan jadi istriku.” “Tetaplah bermimpi karena mimpi itu gratis, awas minggir.” Hira mendorong tubuh Adnan . Adnan mendekat dan memojokkan tubuh Hira sembari ia berkata dengan suara berbisik, “Hira … Apa kamu tahu kalau aku selalu mendapatkan apapun yang aku dapatkan.” “Aku tidak ingin berdebat.” Hira ingin pergi, tetapi tangan Adnan terbentang . Wajah Hira langsung kesal. Beruntung kakak laki-lakinya datang menyelamatkannya dari situasi tersebut. “Hira! Bunda memanggilmu,” ucap Leo. Leo dengan marah memperingatkan Adnan supaya jangan mendekati Hira lagi, “kita sudah sepakat Bro agar kamu jangan mendekati adikku lagi. Jangan lakukan itu ,” ucap lelaki itu dengan tegas. Saat ingin pulang Zafar juga menemuinya memberi peringatan yang sama. “Apa kamu pikir aku akan membiarkan putriku didekati lelaki berandalan sepertimu?” “Saya pengacara, Om,” ujar Adnan. Zafar menatap Adnan dengan tatapan sinis, seolah-olah pria di depannya berandalan yang harus dijauhi. “Saya harap ingatanmu masih sehat. Kamu tidak melupakan apa yang sudah kamu perbuat pada Hira di masa lalu?” Adnan juga balas menatap Zafar, “saya juga tidak akan lupa dengan om lakukan padaku di masa lalu.” “Maka kita impas. Lupakan putriku, aku tidak ingin hubunganku dan Papimu jadi rusak karena ulahmu. Kalian hanya sebatas tetangga, jangan mengharapkan lebih dari itu, kalau tidak kamu akan menerima konsekuensinya,” ancam Zafar pada Adnan. Adnan tidak suka mendengar peringatan Leo dan Zafar, ia paling benci diancam, sepertinya ada dendam masa lalu dihati Zafar dan Adnan yang belum bisa mereka lupakan. Dengan tatapan tajam penuh amarah ia menelepon seseorang lalu memerintahkan mereka melakukan sesuatu. "Kita lihat sehebat apa kekuatan mu untuk melawan ku Pak Zafar, " Ucap Adnan penuh dendam. * Sudah hampir larut malam Hira pulang ke rumah. Mobil yang ditumpangi Hira baru saja tiba di garasi, ia keluar dan berjalan menuju kamar. Saat melewati ruang tamu ia kaget ada Adnan duduk menunggunya di sana. “Adnan …? Apa yang kamu lakukan di rumah kami. Bunda! Ayah!” Hira memanggil kedua orang tuanya tidak ada orang. “Duduklah dan mari kita bicara, kamu selalu kabur dariku, makanya aku datang ke rumahmu.” “Mau ngapain kamu?” Adnan mengeluarkan kotak perhiasan dari saku celana, lalu menyodorkan pada Hira, “mau aku pakaikan atau pakai sendiri?” Bola mata dokter cantik itu membesar, “Itu apa?” Adnan berdiri lalu menyodorkan kotak cincin pada Hira, “ini cincin pertunangan kita.” Bola mata Hira hampir saja keluar dari cangkangnya saking kagetnya, “siapa yang mau tunangan dengan kamu?” “Kamu Hira, aku sudah katakan, kamu hanya milikku. Kamu tidak bisa bersama Sean ataupun Dikto!” ucapnya dengan marah. “Kamu tidak berhak mengatur hidupku dan aku yang menentukan akan menikah dengan siapa,” tolak Hira. “Tidak. Kamu pakai cincin ini dan kita resmi bertunangan. Titik.” Mulut Hira masih menganga, ia tidak tahu kalau Adnan akan melakukan pemaksaan seperti itu. Ia terdiam seperti patung ketika Adnan memasukkan cincin itu ke jarinya secara paksa. Setelah berhasil melakukannya ia tersenyum sarkas sembari mengedipkan sebelah mata, lalu keluar dari rumah Hira. Hira masih melonggo. Ia baru tahu ada. Manusia model Adnan. "Apa dia sudahgila? " Hira masih syok dengan sikap pemaksaan itu. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN