“Tolong lah Zel, mama tuh kasian sama anaknya temen mama… dia mau sekolah tapi terpaksa harus putus, padahal dia itu seumuran kamu loh kayaknya. Sama-sama kelas 3 SMA,” potong Zellin sebelum Zello menyelesaikan kalimatnya.
“Huh… yaudah kalo gitu, tapi boleh Zello nyoba sehari dulu aja? Kalo ternyata muridnya nanti bandel, Zello tidak mau ya…,” ucap Zello pada akhirnya.
“Iya, kamu boleh nolak setelah nyoba sehari itu kok… tapi mama yakin kamu tidak akan nolak,” balas sang mama yang membuat Zello penasaran.
“Memangnya kenapa? Dia cowok atau cewek?” tanya Zello menyelidik.
“Ah, itu mah rahasia… nanti kamu akan tau sendiri kok,” jawab Zellin sok misterius.
“Ih si mama suka gitu… berarti nanti aku datengin rumahnya hari sabtu ini dong? Besok kan berarti?” tanya Zello lagi.
“Iya, nanti mama langsung kabarin mamanya,” jawab Zellin dengan senyum sumringah. Ia senang akhirnya Zello mau menuruti permintaannya.
“Oke sip deh, kalo gitu Zello mau ganti baju dulu ya mah…,” ucap Zello yang dibalas anggukkan oleh sang mama. Setelah itu, Zello pun langsung naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya. Ya, rumah Zello memang berlantai 2, namun tidak besar… bisa dibilang minimalis karena Zello belum sanggup untuk membeli rumah yang lebih besar lagi.
Saat sampai di kamarnya, Zello langsung menaruh tas dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Ia sangat lelah hari ini, jadi… ia meminta izin untuk membantu tugas sang atasan secara online atau work from home. Setelah selesai bersantai, ia langsung mengambil laptopnya dan mulai larut dalam kesibukan nya sebagai sekretaris.
Beberapa jam kemudian, pintu kamar diketuk. Yang dapat Zello pastikan bahwa orang tersebut adalah sang mama. Ia pun langsung beranjak dari kasur untuk membukakan pintu.
“Yaampun Zello, kamu ini gimana sih… kenapa tidak ganti baju dulu?” tanya Zellin saat melihat sang anak yang masih memakai seragam sekolah lengkap.
“Oh iya, hehehe… Zello tidak sadar ma… habisnya tadi Zello capek banget, jadi langsung pengen cepat-cepat menyelesaikan tugas deh,” jawab Zello dengan cengiran khas miliknya.
“Hadeh, kamu tuh kebiasaan! Yaudah sana ganti baju, abis itu kita makan malam,” ucap sang mama lalu berniat untuk pergi.
“Nanti aja mah sekalian mandi, tanggung…,” balas Zello yang mendapat pelototan tajam dari Zellin.
“Hah… yaudah terserah!” ucap Zellin kemudian benar-benar berlalu menuju meja makan. Selepas kepergian sang mama, Zello segera membereskan dokumen-dokumen sekaligus mematikan laptopnya sebelum menyusul sang mama ke meja makan.
***
Saat ini, Zello tengah berbaring di ranjangnya yang empuk. Ia sudah selesai makan malam, mandi, dan menyelesaikan semua tugas kantor. Zello, memutuskan untuk mengirimi Alka pesan sebelum ia tidur.
Chatting On.
Zello: Ka, lo udah tidur?
Alka: Udh
Zello: Astaghfirullah, terus siapa yang jawab dong ini? (Read)
Zello: Idih kejam banget di read doang.
Alka: Ap s?
Zello: Kebiasaan deh kalau kirim pesan singkat banget.
Alka: Sk-sk.
Zello: Ck, btw gue mau curhat nih….
Alka: Ap?
Zello: Masa gue di suruh nyokap buat ngajar murid homeschooling….
Alka: Lo? Emng bs?
Zello: Tidak tau deh… tapi katanya dia juga SMA kelas 3, jadi mungkin bisa lah gue ajarin dia sesuai sama yang diajarin guru sekolah
Alka: Oh, bndl?
Zello: Nah makanya itu, gue tidak tau dia bandel atau tidak… tapi biasanya murid homeschooling itu bandel kan ya? Karena kalo pinter buat apa putus sekolah….
Alka: G pny uang?
Zello: Yaelah, kan bisa sekolah di negeri aja… udah gitu kalo emang dia tidak punya uang, masa panggil guru homeschooling? Bayarannya kan lebih besar.
Alka: Mngkn pny alasan lain, lo blm ktm?
Zello: Mungkin… belum lah, besok baru ketemu. Kata nyokap, gue dibolehin nyoba sehari aja, kalo sekiranya tidak cocok… gue boleh nolak.
Alka: Bgs itu… tp lo tidak sbk sm kntor dan sklh?
Zello: Tadinya gue juga berpikir kayak gitu, tapi nyokap bilang gue ngajarnya setiap hari sabtu dan minggu aja.
Alka: Oh, gt….
Zello: Iya… btw gue tidur dulu ya bro… nyokap udah teriak-teriak nyuruh tidur….
Alka: Ok.
Zello: Sip! (Read)
Chatting Off.
Setelah itu, Zello pun langsung menaruh kembali ponselnya di atas meja dan bergegas tidur karena hari sudah semakin larut. Namun sebelumnya, ia tak lupa untuk menyetel alarm agar ia tak telat untuk bangun.
***
Saat ini, Zello tengah bersiap untuk mendatangi rumah murid homeschooling nya. Ia membawa tas yang berisi beberapa buku paket sekolahnya untuk dijadikan bahan ajar. Simple, Zello hanya memakai kaos putih yang dibalut kemeja dengan kancing terbuka dan celana levis berwarna hitam. Setelah selesai bersiap, ia pun langsung turun ke bawah untuk menemui sang mama.
“Mama,” panggil Zello saat ia sudah berada di lantai 1.
“Ma—Oh iya lupa… mama pasti udah di toko sekarang,” ucap Zello lalu bergegas keluar rumah menuju toko bunga sang mama. Tentunya sebelum pergi ia mengunci pintu rumah terlebih dahulu.
***
Setelah sampai di toko bunga, ia pun masuk dan mendapati sang mama yang tengah merapikan pot-pot bunga. Tanpa berdiam terlebih dahulu, Zello pun langsung menghampiri sang mama dan memelukmya dari belakang.
“Ah! Zello, kamu ini bikin mama kaget aja,” ucap Zellin yang kaget karena secara tiba – tiba Zello memeluknya dari belakang.
“Hehehe, maaf… oh iya, aku udah siap nih ma… alamatnya mana?” tanya Zello pada Zellin.
“Oh iya, ini alamatnya ya…,” jawab Zellin lalu memberikan secarik kertas yang berisikan alamat.
“Sip deh ma, kalo gitu Zello berangkat sekarang ya…,” ucap Zello lalu mencium tangan sang mama.
“Iya, hati-hati ya Zel! Jangan galak-galak ngajarinnya! Harus sopan ya!” balas Zellin mengingatkan sebelum sang putra benar-benar keluar dari toko.
“Iya ma!” sahut Zello lalu masuk ke dalam mobilnya dan mulai menancapkan gas menuju rumah sang murid homeschooling.
***
Setelah sampai di depan rumah sesuai dengan alamat yang tertulis di kertas tersebut, Zello pun langsung keluar dari mobil dan masuk ke dalam halaman rumah tersebut. Setelah memencet bel, tak lama pintu rumah pun terbuka dan menampilkan sosok wanita yang ia rasa seumuran dengan sang mama.
“Pagi tante,” sapa Zello sopan dengan senyum yang juga menghiasi wajahnya.
“Pagi, silahkan masuk,” balas wanita tersebut mempersilahkan Zello masuk.
“Kamu Zello ya?” tanya wanita tersebut setelah keduanya duduk di sofa ruang tamu.
“Iya tante—”
“Panggil aja tante Kania,”
“Eh, iya tante Kania,” balas Zello.
“Kamu mau minum dulu atau mau langsung aja?” tanya Kania pada Zello.
“Tidak perlu repot-repot tante, Zello langsung aja… maaf, anak tante mana ya?” jawab dan tanya balik Zello.
“Oh, anak tante sudah siap di kamarnya… kamu langsung naik ke atas aja ya, kamarnya yang di sebelah kiri,” jawab Kania yang membuat Zello menganggukkan kepalanya paham.
“Iya tante, kalo gitu Zello naik ke atas ya,” balas Zello lalu bangkit dari sofa dan naik ke lantai 2.
“Hm… kok gue jadi gugup gini ya,” gumam Zello saat ia sudah berada di depan kamar yang dimaksud oleh Kania.
“Santai Zello… santai,” gumam Zello lagi lalu akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
Bersambung~