Bab 7. Menyukai Keyzia?

1121 Kata
Disisi lain, saat ini Keyzia tengah menunggu taksi di salah satu halte. Namun sudah beberapa menit dan sekarang hampir satu jam taksi pun belum kunjung lewat. Ia pun menghela nafas sejenak sebelum akhirnya memilih untuk memesan ojek online. Namun saat ia ingin memencet tombol ‘pesan’ tiba-tiba saja ia teringat oleh ucapan sang ibu.   ‘Kalau sudah sore apalagi malam, jangan sekali-kali kamu menaiki ojek online ya… berbahaya, ibu tidak mau kamu kenapa-napa.’   Begitulah ucapan sang ibu yang terlintas dipikirannya. Akhirnya, mau tak mau Keyzia pun harus pulang dengan jalan kaki. Mengapa? Karena tentu saja ia tidak menaiki bus yang sudah pasti ramai saat ini.   Jarak dari rumahnya ke rumah Zello memang lumayan jauh, tapi ia tak menyangka bahwa dari rumah Zello sangat sulit untuk mendapatkan taksi. Saat ia berjalan, tiba-tiba penglihatannya menangkap sosok Zello di sebuah café bersama dengan seorang wanita.   Namun, ketika ia berusaha bersikap biasa saja saat melewati café tersebut, entah bagaimana bisa pandangan Keyzia dan Zello bertemu sejenak. Dengan rasa panik yang menyelimuti, Keyzia pun memutuskan untuk mempercepat langkah kakinya menjauhi café tersebut. Namun tak lama kemudian, Keyzia merasakan tangannya di tarik oleh seseorang yang tak lain adalah Zello. Spontan, Keyzia pun memekik dan pingsan seketika yang membuat para pejalan kaki pun penasaran dengan apa yang terjadi.   “Astaga kenapa gue bodoh banget!!” geram Zello yang melupakan hal penting tersebut. Akhirnya, dengan gerakan cepat, Zello pun langsung menggendong Keyzia ala bridal style dan membawanya masuk ke dalam mobil yang ia parkir di g**g dekat café.   “Yaampun Keyzia, pokoknya nanti kamu harus jelasin kenapa bisa sampai di sana,” gumam Zello saat keduanya sudah berada di dalam mobil sembari menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik gadis tersebut.   “Eh tapi ngomong-ngomong gue jadi bisa nyentuh dia gini,” usil Zello yang kini mencubit pelan pipi Keyzia gemas.   “Astaghfirullah Zello, lo seharusnya tidak boleh seperti itu pada Keyzia!” sadar Zello lalu bergegas menyalakan mesin dan mulai melakukan mobilnya menuju rumah Keyzia.   ***   Setelah sampai di depan rumah Keyzia, Zello langsung keluar dari mobil dan membawa gadis itu masuk ke dalam rumah. Saat pintu rumah terbuka, alangkah terkejutnya Kania saat melihat sang putri yang tengah tak sadarkan diri di dalam gendongan Zello.   “Yaampun, Keyzia! Silakan masuk Zello,” ucap Kania mempersilahkan Zello untuk masuk.   “Kenapa Keyzia bisa pingsan dan di bawa kamu seperti ini?” tanya Kania khawatir setelah Zello membaringkan sang putri di atas ranjang.   “Maaf tante sebelumnya, jadi gini ceritanya….” jawab Zello dan mulai menceritakan semuanya.     “Yaampun… dia kebiasaan, harusnya tante tidak menyuruh dia untuk mengantar malam-malam begini,” ucap Kania setelah mendengarkan cerita dari Zello.   “Kebiasaan apa tante?” tanya Zello heran.   “Sewaktu masih sekolah, dia sering di bully oleh teman-temannya… ia sering disiram oleh air kotor sehingga saat pulang sekolah, angkutan umum tidak ada yang mau menerimanya. Jadi, mau tak mau dia harus pulang jalan kaki menuju rumah,” jawab Kania jujur apa adanya.   “Apa sekolahnya jauh?” tanya Zello lagi dengan dahi mengernyit penasaran.   “Sangat jauh… dan tante yakin dia juga jalan kaki dari rumahmu,” jawab Kania sedikit meringis menatap putri kesayangannya itu.   “Maaf, Zello benar-benar menyesal karena tidak memaksa Keyzia untuk Zello antar, tante,” sesal Zello sambil mengusap tengkuknya.   “Tidak apa, Keyzia sendiri juga memang pada dasarnya sangat anti merepotkan orang lain… dia tidak mau mengganggu kegiatan orang lain hanya karena dirinya,” balas Kania sambil tersenyum pada Zello.   “Iya tante….”   “Ya sudah kalau begitu, lebih baik sekarang kamu pulang… ini sudah malam, nanti Zellin mencarimu,” ucap Kania yang sama sekali tidak bermaksud mengusir.   “Iya tante, kalau begitu Zello pamit pulang ya,” balas Zello pada akhirnya.   “Mari tante antar sampai depan,” ucap Kania, lalu keduanya pun keluar dari kamar menuju luar rumah.   ***   Saat ini, Zello tengah berada di dalam perjalanan menuju rumah. Namun tiba-tiba, ponselnya pun berdering yang menampilkan lagi-lagi nama ‘sampah' di sana. Dengan kesal, akhirnya Zello pun langsung menolak panggilan tersebut.   Setelah sampai di rumah, ia juga di suguhi oleh berbagai macam pertanyaan dari sang mama. Namun karena terlalu lelah untuk menjawab, Zello pun memohon untuk membicarakannya besok pagi pada Zellin.   “Aku capek banget mah, besok aja ya… Zello mohon,” ucap Zello pada Zellin.   “Huh... yasudah iya deh,” balas Zellin. Lalu, Zello pun segera pamit untuk masuk ke kamarnya. Setelah sampai di kamar, Zello langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.   “Sumpah hari ini gue kesel banget sama tuh cewek!”   “Mau bunuh, boleh gk ya?”   “Coba tanya Alka aja deh, siapa tau nyawanya sudah tidak dibutuhkan lagi,” gumam Zello lalu mengeluarkan ponsel dari saku celanya yang mengirim pesan pada Alka. Kenapa tidak menelpon saja? Karena tentunya Zello tahu bahwa Alka sedang di rumah sakit saat ini.   Chatting On.   Zello: Honeyyy!!!!   Zello: Aku lagi kesel sekaligus seneng nihhh…   (15 menit kemudian)   Alka: Knp?   Zello: Lo masih ingat kan yang gue kasih tau lo kemarin, tentang murid homeschooling gue…   Alka: Knp?   Zello: Ternyata cewekkk!! Mana cakep banget kayak bidadari   Alka: Bodoh?   Zello: SAMA SEKALI TIDAK! SUMPAH DIA PINTER BANGET!   Alka: Jebol?   Zello: Ha? Apaan yang jebol?   Alka: Capslock   Zello: Oh, enggak kok… Hehehe   Alka: Lbh pntr dr gue?   Zello: Kayaknya sederajat sama gue deh,   Alka: Oh, trs knp?   Zello: Dia itu putus sekolah karena phobianya   Alka: Phobia?   Zello: Iya, dia phobia akan sentuhan.   Alka: Lo snth dia?   Zello: Iya, heheh… abisnya kan awalnya gue gk tau, jadi gue main nepuk pundaknya aja… abis itu dia teriak terus pingsan deh… lucu banget,   Alka: Oh, lo sk dia?   Zello: Apa? Gila aja, dia bukan tipe gue… cuma gue seneng aja ngajar dia   Alka: Ht²   Zello: hati-hati apa?   Alka: Kmkn omgn sndr   Zello: Ya enggak lah Ka… impian gue kalo pacaran juga bisa gandengan, pelukan, dan lain-lain… nah kalo dia, yang ada udah pingsan duluan   Alka: Trsrh   Zello: Oh iya, ngomong-ngomong gue kesel banget sama Viola,   Alka: Knp lg?   Zello: Dia nyebelin banget Ka, minta ini minta itu… kalau tidak dituruti pasti mengancam minta putus   Alka: Maaf, tlng sbrn aj   Zello: Iya-iya… ngomong-ngomong gimana Keyra? Belum ada tanda-tanda siuman?   Alka: Blm   Zello: Hm, sabar ya Ka… dikit lagi pasti dia siuman kok   Alka: Iya   Zello: Yaudah kalau gitu gue mau tidur dulu, lo juga jangan tidur malem-malem   Alka: Iya   Zello: Good night honey   Alka: Ok   Chatting Off.   Setelah itu, Zello pun langsung menaruh kembali ponselnya di atas meja dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, ia pun memutuskan untuk langsung tidur karena melihat hari yang sudah mulai larut. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN