Bella mematut dirinya di depan cermin.
'Hmmm ... penyamaran yang sempurna aku rasa. Kaca mata, plus rambut lurus hitam, tanpa make up tebal seperti aku biasanya. Tapi pakaianku harus tetap modis, untuk menyesuaikan dengan tempat kerjaku di sebuah perusahaan besar. Oke, aku siap untuk memasuki dunia kerja yang baru. Tanpa hiruk pikuk media dan kamera yang selama ini selalu terarah padaku. Maafkan aku penggemarku. Aku undur diri dulu selama satu tahun,' gumam Bella di dalam hatinya.
Bella tersenyum puas dengan penampilannya.
Ia yakin, kalau penampilannya begini, tak akan ada yang mengenalinya sebagai Bella Rose, si artis paling fenomenal di dunia saat ini. Apa lagi, sekarang ia hanya tinggal disebuah tempat tinggal yang sederhana.
Bella sudah sepakat dengan manajernya, kalau mereka akan rehat sejenak dari dunia hiburan untuk satu tahun ini.
Sudah sepuluh tahun mereka bekerja, nyaris tanpa libur. Semua lini dunia hiburan sudah mereka masuki.
Dari modeling, bintang iklan, acting, presenting, dan yang paling membuat Bella terkenal di seluruh dunia adalah menjadi penyanyi. Menjadi penyanyi yang mengantarkannya bisa berkeliling dunia dan menerima puji dan puja. Dari menyanyi pula, berbagai tawaran lain di dunia hiburan ia dapatkan.
Bella seorang artis yang mendunia, orang mengenalnya sebagai Bella Rose, seorang artis dengan rambut merah terang yang bergelombang, dengan bola mata berwarna kehijauan, dengan postur tubuh yang sangat proporsional, dan kulit tubuh kuning langsat yang mulus.
Bella tidak tahu, ia dapatkan dari mana semua itu, ayahnya, ataukah ibunya, karena sejak bayi, Bella ditinggalkan di teras sebuah panti asuhan, tanpa ada keterangan apapun yang bisa jadi petunjuk, anak siapa dirinya. Pengurus panti, Bu Jenny yang memberinya nama Issabella Aurora.
Perkenalannya dengan dunia keartisan dimulai, dari pertemuannya dengan Bu Elle Hermain.
Beliau yang merupakan sahabat lama Bu Jenny, mempunyai Managemen artis. Saat beliau melihat Bella bernyanyi pada acara pengumpulan dana untuk panti, beliau langsung meminta ijin pada Bu Jenny, untuk mendidik Bella agar bisa jadi seorang penyanyi profesional. Menurut beliau Bella sangat berbakat.
Dari situlah, saat usia Bella belum genap empat belas tahun, karir Bella yang sangat mulus, dan sangat cemerlang dimulai. Sepanjang sepuluh tahun karirnya, Bella tidak pernah mendapat hambatan berarti.
Sebagai manajer, Bu Elle sangat baik, dia bukan lagi sebagai seorang manajer bagi Bella, tapi sudah seperti ibu buatnya. Dia tidak pernah memaksakan kehendaknya, semuanya selalu mereka bicarakan secara terbuka. Seperti yang terjadi saat ini, Bella merasa perlu rehat dari dunia hiburan, Bella ingin sekali menggunakan ijazah sarjananya yang dengan susah payah, dan penuh perjuangan ia dapatkan. Bella sangat ingin mencoba bekerja di sebuah perusahaan. Di dalam ijasah tentu saja tertulis nama aslinya, yang tidak diketahui orang. Issabella Aurora.
Hari ini hari pertamanya bekerja, di perusahaan paling ternama di negeri ini.
KING AND QUEEN ENTERPRISE, atau biasa disingkat K&Q.
Bella diterima sebagai salah satu staff di KING AND QUEEN TOWERS.
Dibangunan pencakar langit itulah, tempat di mana perusahaan itu mengatur semua anak perusahaannya, yang tersebar dibanyak negara di seluruh dunia.
K&Q bergerak dalam berbagai usaha.
Dari lautan, daratan hingga udara.
Sang pemilik bernama Mr. Edward Khastana. Nama Khastana tentu saja di dapat dari nama ayahnya, yang merupakan bangsawan paling kaya di negeri seberang. Sedang mendiang ibunya, konon adalah bangsawan dari negeri ini.
Mr.Edward Khastana, beberapa tahun terakhir selalu dinobatkan sebagai pria bujangan paling tampan, paling kaya, dan paling diidamkan semua wanita di seluruh dunia.
Penilaian itu, berdasarkan hasil polling yang dilakukan oleh majalah paling bergengsi di dunia, dan tentu saja Bella Rose juga sering diberitakan majalah tersebut.
Bella sudah memulai kerjanya hari ini, semua mulus. Dengan mudah ia menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
*
Tak terasa, sudah tiga bulan Bella bekerja. Ia sangat menikmati pekerjaannya.
"Issabella Aurora!" panggil Bu Lily Hendrik.
"Ya, Bu," jawab Bella.
"Ikuti saya!" perintah beliau, tanpa basa basi. Tanpa bertanya, Bella mengikuti pimpinan di divisi tempatnya bekerja.
Bella melangkah di belakang Bu Lily.
Mereka menaiki Lift, dan Bella tidak tahu ke mana tujuan mereka.
Ia segan untuk bertanya, karena Bu Lily orang yang tidak banyak bicara.
Mereka tiba di lantai paling atas, lantai di mana ruangan Big Boss K&Q berada. Bella, dan Bu Lily sudah duduk di sofa super mewah, di ruangan yang sangat mewah, dan luas.
"Bu Lily, anda dipersilahkan masuk ke ruangan Tuan Khastana." Seorang wanita tiba-tiba ke luar dari balik kaca di depan mereka, dan sudah berdiri di hadapan mereka.
Sungguh Bella tidak menyangka, dibalik kaca tebal hitam itu ada sebuah ruangan.
"Bella kamu tunggu di sini," kata Bu Lily, sebelum melangkah masuk ke balik kaca, yang terbuka dengan cara bergeser seperti pintu lift.
Bella menganggukkan kepala.
Tidak begitu lama, Bu Lily ke luar dari ruangan itu.
"Bella, kamu dipersilakan masuk!" panggil Bu Lily.
Bella melangkah mendekati Bu Lily, lalu ikut masuk ke ruangan dibalik kaca itu. Pemandangan yang luar biasa terbentang di hadapan Bella.
Seluruh ibu kota seakan terlihat dari ruangan ini.
"Tuan Khastana, ini Issabella Aurora." Bu Lily memperkenalkan Bella pada pria yang duduk di balik meja kerja. Dia, pria yang banyak digilai wanita, Edward Khastana.
'Hmmm ... jujur dia lebih tampan, dan lebih gagah dari foto-fotonya,' batin Bella.
"Selamat pagi, Tuan Khastana," sapa Bella, sambil sedikit membungkukkan badannya.
"Silakan duduk, Nona Aurora. Bu Lily, anda bisa kembali ke tempat kerja anda," kata Edward.
"Baik, Tuan Khastana."
Bu Lily ke luar dari ruangan itu.
"Kamu tahu kenapa kamu ada di sini, Nona Aurora? Rasanya lebih baik, aku panggil Bella saja."
"Maaf, Tuan Khastana, saya tidak tahu."
"Aku sudah mengamati kerjamu selama tiga bulan ini, dan aku sudah memutuskan untuk mengangkat kamu menjadi asisten pribadiku."
Bella mengangkat kepala, ia menatap langsung ke dalam mata Edward.
Edward bicara sangat santai, dengan ber aku kamu, seakan mereka sudah saling kenal sebelumnya.
"Kenapa harus saya?" Bella tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Kenapa harus dirinya, karena masih banyak yang lebih senior dan lebih segala dari dirinya.
"Kenapa? Kamu menolak jadi asisten pribadiku, Bella?" Edward balas bertanya dan balas menatap mata Bella.
"Bukan begitu, tapi saya masih baru bekerja pada anda, saya tidak mengenal anda secara pribadi, bagaimana bisa saya menjadi asisten pribadi anda?"
"Sebenarnya, yang memilih kamu bukan aku, tapi Albert, asisten pribadiku yang akan segera pensiun."
"Tuan Albert?" Bella tahu siapa Albert. Pria tua, tinggi, dan gagah dengan rambut putih di kepalanya.
"Ya, dia yang memilih kamu, dan dia yang akan mengajari kamu sebelum dia pensiun."
"Ooh ... sebagai asisten pribadi anda, bisa anda jelaskan secara garis besarnya, apa saja tugas saya?" tanya Bella.
"Pertama, kamu harus tinggal di rumahku. Kedua, kamu tidak punya jam kerja, karena kamu harus selalu siap kapanpun aku butuhkan, tapi kamu bisa minta ijin kepadaku, kalau ingin waktu, untuk urusan pribadimu. Ketiga, karena kamu harus siap setiap saat aku perlukan, maka kamu harus ikut kemanapun aku pergi. Keempat, apa yang aku pakai, dari ujung kaki sampai ujung rambut, adalah tanggung jawabmu. Artinya kamu yang setiap hari harus menyiapkan pakaianku. Kelima, kamu harus berkoordinasi dengan sekretarisku tentang jadwalku. Aku kira itu dulu, yang lain nanti Albert yang akan menjelaskannya padamu," kata Edward panjang lebar.
Melihat, dan mendengar cara Edward dalam bersikap, dan berkata-kata, Bella bisa menilai, kalau Edward orang yang supel, dan humble, tak terlihat keangkuhan, dan kesombongan dalam sikapnya.
Sinar matanya terasa hangat, senyumnya terlihat manis.
Padahal biasanya, lelaki seperti dia selalu bersikap cool, dan dingin, tapi dia berbeda, Edward sangat hangat bagi Bella.
"Bella ada yang ingin kamu tanyakan lagi?" pertanyaan Edward menyadarkan Bella dari rasa terpesonanya.
"Ooh ... iya, kapan saya akan memulai pekerjaan baru saya?" Bella balik bertanya.
"Hari ini kamu pulang ke tempat tinggal mu, bereskan barang-barang mu dengan diantar supirku. Setelah itu, kamu langsung ke tempat tinggal ku, untuk memulai pelajaran mu bersama Albert," jawab Edward.
"Hari ini?"
"Ya sekarang juga."
Edward memanggil sekretarisnya.
Sekretarisnya muncul di ambang pintu.
"Minta Ronie antar Nona Bella ke kediamannya, dan minta dia untuk membantu Nona Bella membereskan barang-barangnya. Lalu setelah itu, minta Ronie untuk mengantar Nona Bella bertemu Albert di tempatku," perintah Edward pada sekretarisnya.
Bella berdiri untuk berpamitan, kemudian melangkah ke luar ruangan bersama Sekretaris Edward. Perasaan Bella tak menentu menerima tugas baru yang begitu tiba-tiba dari Edward Khastana.
---