bc

Mr and Mrs. Farmer

book_age18+
8.6K
IKUTI
81.0K
BACA
family
goodgirl
inspirational
sporty
student
comedy
sweet
regency
friendship
asexual
like
intro-logo
Uraian

Seri ke-2 FARMERS FAMILY (SEKUEL MRS. FASHIONABLE VS MR. FARMER)

Lapak ini sambungan dari cerita Mrs. Fashionable vs Mr. Farmer.

Menceritakan keseharian Raka dan Tari bersama kedua buah hati mereka, terutama Cantika yang usianya baru lima tahun.

Didikan Raka, dan Tari, membuat Cantika tumbuh menjadi anak yang peka akan lingkungannya. Punya kepedulian tinggi terhadap sesama. Penyayang, dan mudah tersentuh hatinya.

Cantika cantik, begitu ia biasa dipanggil. Kelucuannya seringkali membuat orang tertawa.

Kepeduliannya pada orang lain, sering membuat orang terharu, dan meneteskan air mata.

chap-preview
Pratinjau gratis
PART. 1
Raka dan Tari beserta Cantika sedang menikmati makan malam mereka. "Sebentar lagi Ramadhan ya Tari" "Iya, Aa, Cantika harus belajar puasa ya Sayang" "Belajal puasa, Cantika kan lagi libul sekolahnya, telus siapa yang ngajalin Amma?" "Bukan pelajaran puasa, tapi belajar puasa" "Belajal ada bukunya dong! Amma atau Abba nanti yang ngajalin, atau Paman Soleh?" tanya Cantika. "Bukan belajar membaca buku sayang, tapi Cantika harus ikut puasa" ujar Raka menjelaskan. "Oooh, puasa tidak boleh makan, tidak boleh minum, tidak boleh malah, ehmmm puasa boleh kentut nggak Abba?" "Boleh" jawab Raka. "Kalau puasa nggak boleh kentut, Abba seling nggak puasa dong ya, habisnya Abba seling kentut hahaha" Raka dan Tari saling pandang, Tari akhirnya ikut tertawa juga. "Abbamu sampai sekarang belum bisa ngikat kentutnya, makanya sering lepas di mana-mana" ujar Tari. Cantika mengernyitkan dahinya. "Emang kentut bisa lepas telus bisa ditangkap, telus bisa diikat ya Amma? Nanti Cantika bantuin deh nangkap kentutnya Abba" ujarnya bersemangat, seakan ia dijanjikan mainan baru. "Maksud Amma, bukan begitu Cantika, tapi Abbamu susah menahan kentutnya" "Kentut bisa ditahan ya? Ooh dipenjala dikantol Polisi juga?" Tari memukul jidatnya. "Ya Allah...sabar..sabar.." "Sabar sayang" Raka mengelus bahu Tari lembut. "Amma kenapa? Pusing ya, mau Cantika pijit kepalanya?" "Amma tidak apa-apa, sekarang Cantika habisin makannya ya, terus gosok gigi, cuci kaki, cuci tangan, terus bobo" ujar Raka. "Ehmm Abba lupa ya?" "Lupa apa sayang" "Sebelum bobo, halus beldoa dulu Abba, beldoa untuk Amma dan Abba juga" "Pinter anak Abba" "Ya dong, Abbanyakan pintel, anaknya halus pintel juga" Cantika mengacungkan dua jempolnya dengan wajah ceria, karena dapat pujian dari Abbanya. Raka juga mengacungkan dua jempolnya. "Cantika ikut pesantren Ramadhan di TPA juga nggak Yank?" "Ikut Aa" "Baguslah, jadi dia punya kegiatan dibulan Ramadhan, hapalan Ayatnya juga jadi terus bertambah" "Alhamdulillah ya A, sekarang ada TPA yang dekat dengan rumah kita, Cantika senang sekali bisa sekolah dua kali dalam sehari, pagi TK, sore TPA" "Iya, Alhamdulillah Yank, metode mereka dalam mengajar membuat anak-anak cepat mengerti, karena 1 ustadz atau ustadzah, mengawasi maksimal 10 murid, jadi bisa lebih fokus" "Fokus itu apa Abba?" Tanya Cantika tiba-tiba. "Fokus apa Yank?" Tanya Raka pada Tari. "Aa yang nyebut fokus, Aa yang ditanya Cantika, kenapa tanya aku?" "Aku ngerti arti fokus, tapi susah menjelaskannya" jawab Raka. Tari menghela napasnya. "Fokus itu konsentrasi sayang" jawab Tari akhirnya. "Kontelasi apa Amma, kon..tekasi...telasi yang buat bikin sambelkan Abba?" "Tari, kamu menjawab dengan jawaban yang menimbulkan pertanyaan baru. Aku saja tidak bisa menyebut kon...ya itulah, apalagi Cantika" ujar Raka. "Konsentrasi itu artinya fokus" "Tari, itu muter-muter" "Mutel-mutel sepelti naik odong-odong di pasal, Abba, besok kita ke pasal ya, Cantika mau naik odong-odong" Cantika seperti sudah melupakan pertanyaan 'fokus' nya. "Ehmm boleh" jawab Raka. "Pasar pasti becek Abba!" "Kenapa kalau becek Amma?" "Becek bikin kotor sayang" "Kalau kotol ya dicuci Amma" "Nah anakmu tahu solusinya" "Hhhh...terserah kalian deh, Amma nggak ikut" Tari membereskan bekas makan mereka, ia ingin membawa dan mencucinya di dapur. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar Cantika menyebut nama seorang perempuan. "Nanti kita beli bando ya Abba, di toko kak Wilda, kakak Wilda cantik ya Abba, Cantika kalau besal pasti cantik sepelti kak Wilda" "I.." "I..apa? Siapa tuh Wilda?" Tanya Tari galak. "Kak Wilda cantik Amma, sepelti altis, ehmm altis siapa ya, ehmm..sebental ya Amma, Cantika ingat dulu, kak Wilda cantik sepelti altis...ooh iya lupa, kak Wilda milip Kak Febli anaknya Om Akum!" Serunya girang karena bisa mengingat dengan baik. Raka tertawa melihat wajah Tari yang kebingunan. "Wilda umurnya berapa sih?" Tanya Tari penasaran. "Baru kelas 2 SMP, Tari..." jawab Raka. "Oooh" "Makanya ikut ke pasar, biar tahu" "Aku mau ikut ke pasar Aa, tapi nggak kuat gendong Arka, Aa sih nggak ngijinin beli kereta bayi" "Cantika juga nggak punya kereta bayi" "Tapi Cantika itu kecil, karena lahir prematur, Arka baru lahir saja sudah hampir 4 kilo Aa, apa lagi sekarang!" "Plematul apa Amma?" Tanya Cantika. "Lahir sebelum waktunya" "Lahil sebelum waktunya? Memang halusnya Cantika lahil waktu apa? Maglib, isya, subuh, duhul, atau asal?" "Abba...jawab deh, aku pusing, aku mau cuci piring dulu" ujar Tari yang menyerah dengan berbagai pertanyaan putrinya. "Kalau pusing itu minum obat telus bobo Amma, bukan cuci piling obatnya!" Seru Cantika. Pecah tawa Raka seketika mendengar ucapan putrinya. "Ya Allah...sabar..sabar..anugerah yang KAU berikan luar biasa, anakku..bauntung, batuah, baiman, parajakian" Tari masuk ke dapur sambil membawa piring kotor. Raka membawa Cantika ke ruang tengah. Didudukan Cantika di atas pangkuannya. "Amma lucu ya Abba" "Lucu kenapa?" "Pusing kok obatnya cuci piling, hhhh..olang dewasa susah dimengelti!" Cantika memukulkan punggung tangan ke dahinya. Raka membelai rambut putrinya. "Cantika kalau mau tanya sesuatu, atau kalau ingin sesuatu, bilangnya sama Abba saja ya, jangan sama Amma. Amma sudah pusing dan cape karena merawat dedek Arka" "Ooh gitu ya Abba, dedek Alka sih suka nangis, cowok tapi cengeng!" Sahut Cantika dengan gayanya yang menggemaskan. "Dedek Arka bukan cengeng, tapi dia belum bisa bicara, jadi kalau dia haus, dia pipis, dia ngasih tahu Amma pakai tangisan" "Ooh begitu ya Abba, Cantika sayang sama dedek Alka" "Harus sayang, sayang sama Abba juga tidak?" "Sayang dong!" "Kalau sayang, cium Abba dong" Raka menyodorkan pipinya. Cantika mengecup kedua pipi Raka. "Sayang Amma juga tidak?" Tanya Tari. "Sayang dong, Amma minta Cantika cium juga tidak?" Tari menyodorkan pipinya, Cantika mengecup kedua pipi Tari. "Abba sayang Amma tidak?" "Sayang dong" "Amma sayang Abba tidak?" "Sayaang" "Kalau begitu, Abba cium Amma, Amma cium Abba!!" Cantika turun dari pangkuan Raka. Ia berlompatan di atas sofa sambil tertawa dan bertepuk tangan. Raka dan Tari saling pandang, lalu saling mendaratkan kecupan dipipi. Tepukan tangan Cantika semakin terdengar nyaring. Suara tawanya membuat senyum terukir di bibir Tari dan Raka. **

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Bukan Istri Pilihan

read
1.5M
bc

Istri Muda

read
394.1K
bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

Nur Cahaya Cinta

read
362.8K
bc

MOVE ON

read
96.6K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
91.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook