Iyel POV. Aku sudah ceritakan kalo Sarah akhirnya minta berangkat dan pulang kerja sendiri dan tanpa aku antar?. Akhirnya aku menyerah juga, karena membenarkan kata katanya soal pentingnya tanggung jawab pada pekerjaanku. Dan bagusnya dia menurut juga pada permintaanku supaya kami tetap video call selama dalam perjalanan dia pulang atau pergi ke kantor. Bodo amat aku di bilang posesive, soalnya aku agak trauma karena Sarah pernah mengalami kekerasan fisik atau di jahatin orang lagi. Walaupun acara video call kami hanya saling lihat lihatan satu sama lain saat menyetir mobil. Kalo aku yang sedang terkena macet, aku ganggu dia dengan ledekan tidak penting, begitu juga dia. “Yang, tete tuh?” ledekku karena dadanya memang terlihat jelas di layar handphoneku kalo kami sama sama menaruh handph