1.Putra Bos Motor

2605 Kata
Satu kata yang cocok untuk menggambarkan situasi keadaan tempat di mana aku berada saat ini. PANAS!!!!, pake banget. Rasanya topi dan kaca mata hitam yang aku pakai seakan tidak banyak membantu. Andai saja bukan karena pekerjaan, tentu aku tidak mau berada di pinggir sirkuit balap. Tapi ya mau gimana lagi. Kalo perusahaan milik papaku memang salah satu atau malah satu satunya distributor pabrikan motor Jepang yang merknya cukup terkenal di Indonesia. Dan posisiku sekarang sebagai COO di perusahaan papaku sendiri, setelah aku lulus kuliah magister sarjana dalam bidang tehnik otomotif khususnya motor. Eit, jangan berpikir aku memanfaatkan kesempatan karena keluargaku punya perusahaan, tapi memang aku suka otomotif, terutama motor sejak dulu. Dari kecil malah, dari semenjak papaku sering membawaku datang ke sirkuit yang akhirnya sebagian besar sahamnya milik keluargaku sebesar 55 persen, dan sisinya milik PEMDA. Sampai lupa mengenalkan diri, namaku Zuriel Melardi. Biasa di panggil Iyel oleh semua orang yang mengenalku. Usiaku sudah 27 tahun dan aku masih bujangan. Tentu aku ganteng, karena hasil keturunan peranakan campur antara Italia dan Jepang. Nenek buyutku yang asli Jepang dan kakek buyutku yang orang Indonesia asli. Lalu anak mereka perempuan satu satunya, akhirnya menikah dengan kakekku yang orang Itali, lalu lahirlah papaku dengan menyandang nama Melardi sesuai nama keluarga kakekku yang orang Itali. Tapi jangan tanya gimana caranya buat pizza, atau pasta. Keluargaku sudah terlalu Indonesia sekali. Dan segala hal berbau Itali atau Jepang sudah terlupakan sudah. Papaku yang mungkin masih mengenal satu dua orang keluarganya yang dari Jepang atau dari Itali. Aku tidak tau, jadi jangan tanya. Sejak kecil, aku lebih dekat dengan keluarga mamaku yang asli Indonesia. Sudah ya cerita soal latar belakang keluargaku. Aku mau cerita dulu soal pekerjaanku yang kadang mengharuskan aku datang ke sirkuit balap motor. Nah aku beritahunya. Sebagai besar sepeda motor, maaf kalo sebelumnya aku selalu bilang motor. Maksudku sebenarnya sepeda motor. Setiap sepeda motor dengan merk apa pun yang kalian kenal selama ini, karena mungkin kalian pakai salah satu merknya, sebenarnya tidak dibawa dari pabriknya di Jepang dalam kondisi utuh. Tapi masih berbentuk tercerai berai. Dalam artinya, antara rangka, mesin, dan bodynya belum dalam bentuk satu kesatuan. Di sinilah fungsi perusahaan papaku, di mana tugasnya menyatukan semua komponen yang aku sebutkan tadi sampai terbentuk jadi sepeda motor yang kalian naiki. Namanya perakitan, karena pembuatan komponen tadi tetap di lakukan di Jepang. Kenapa begitu?, tentu untuk menekan harga bea masuk ke Indo, dan supaya ringkes juga saat di angkut menggunakan peti kemas untuk masuk ke Indo. Terkesan mudah, padahal tidak demikian. Ada banyak tahapan untuk sebuah sepeda motor masuk ke Indo, dan akhirnya bisa di produksi massal dan di perjual belikan juga secara bebas di Indo. Tentu harus di lakukan test drive dulu sebelum di produksi massal. Lalu sekarang bagian yang harus aku kerjakan, untuk itu aku berada di sirkuit balap, yang sebenarnya juga bisa di pakai untuk balap mobil. Sekarang aku jelaskan lagi. Apa bedanya sepeda motor untuk balapan dan sepeda motor untuk keperluan transportasi massal. Tentu banyak sekali perbedaannya. Aku beri contoh dulu perbedaan yang paling sederhana. Pertama dari kekuatan mesin sepeda motor dulu deh, karena itu yang paling signifikan. Kalo motor untuk kelas balapan, tentu CC mesinnya tidak mungkin kecil. Minimal ber CC 125 cc sampai 1000 cc. Di indo sendiri, dulu itu regulasi untuk cc sepeda motor yang bisa di pakai di jalan, hanya sampai 150 cc, dan rata rata motor type sport. Taukan motor yang bagian jok belakangnya lebih tinggi?. Tapi belakangan, regulasi baru mengizinkan sepeda motor dengan cc sampai 250 cc boleh di pakai di jalan. Dan masih motor motor sport yang punya cc sebesar ini, kalo kita mengabaikan motor besar macam Harley Davidson. Lalu regulasi baru juga, mengharuskan hanya motor dengan mesin 4 tak yang boleh di pakai di jalan, untuk mengurai polusi udara. Soalnya sepeda motor dengan mesin 2 tak tentu mengeluarkan asap yang lebih banyak lewat knalpot, kalo ada proses pembakaran oli bersamaan dengan bensin sebagai pengapian untuk menggerakkan mesin motor. Lagian mesin motor 2 tak itu boros sekali, berbeda dengan mesin motor 4 tak. Itu perbedaan pertama. Perbedaan kedua. Sepeda motor untuk balapan itu tentu ada proses penyetingan supaya mesin motor bisa di geber sampai batas maksimal atau punya daya pacu besar, di samping cc nya yang besar. Kalo sepeda motor yang di gunakan sebagai tranportasi, tentu tidak butuh itu. Tidak mungkin juga ngebut ngebutan di jalan, nanti malah di tangkap polisi karena membahayakan pengguna jalan yang lain. Itu kenapa sepeda motor dengan cc besar macam Harley Davidson di izinkan on the road, karena rata rata pengemudi sepeda motor Harley, menaiki motor Harley bukan untuk adu kencang, tapi lebih ke motor untuk fashion atau gaya gayaan. Tau dong gimana kerennya sepeda motor yang aku maksud?, harganya aja bisa jadi seharga mobil mewah kok. Sampai sini sudah tau dong bedanya?. Jadi aku bisa jelaskan lagi perbedaan sepeda motor untuk keperluan motor GP dan sepeda motor untuk keperluan balapan superbike yang mungkin kalian pernah tonton di TV. Kalo di lihat dari ukuran cc motor memang hampir sama. Ada kelas 125 cc, 250 cc, 500 cc, dan yang paling terbaru kelas 1000 cc. Yang membedakan hanya jenis motornya. Kalo sepeda motor untuk keperluan balapan motor GP, itu jenis motor prototype, sementara kalo jenis motor untuk keperluan balapan di bawah motor GP, atau contohnya balapan Superbike, itu jenis motor yang sudah di produksi massal, tapi sudah di setting untuk keperluan balapan, di mana pakai ban motor yang di sesuaikan dengan kondisi aspal sirkuit saat balapan, juga mesinnya yang sudah pasti di setting jadi lebih punya power besar di banding sepeda motor yang di pergunakan untuk tranportasi yang mesinnya dalam kondisi standart. Lalu apa itu jenis motor tipe prototype?. Dan apa bedanya dengan sepeda motor jenis produksi massal?. Aku analogikan dulu sepeda motor dengan baju ya. Supaya kalian ngerti. Sama seperti baju, sepeda motor pun sebenarnya seni design, hanya berbeda objek dan bahan baku aja. Kalo baju dari bahan, benang, renda, bordiran lalu di jahit sampai jadi baju. Sepeda motor pun begitu. Kalo baju yang buatnya bisa di sebut designer baju, kalo sepeda motor tentu engineer macam aku gini karena disiplin ilmu yang aku pelajari selama ini, begitu juga macam papaku. Sepeda motor prototype ini, sama juga seperti baju Adi busana yang di rancang designer baju yang pastinya mahal dan berkelas. Jadi butuh kesanggupan produsen atau pabrik untuk memodali atau memproduksinya. Kalo akhirnya di setujui, ya jadi produk yang di buat banyak atau massal sebutannya. Sama juga seperti designer baju yang pasti punya ciri khas, para insiyur mesin yang membuat sepeda motor pun pasti punya ciri khas masing masing, tidak mungkin sama. Kalo designer pakaian misal, suka buat baju dengan tema gaun mewah, jas mahal atau pakaian dalam yang modelnya aktraktif atau eksentrik, pada insiyur mesin pembuat sepeda motor juga begitu. Ada yang menitikberatkan pada design body motor. Ada yang menitikberatkan pada kapasitas kekuatan mesin, atau malah pada teknologi yang ada pada motor itu sendiri. Pokoknya setiap merk sepeda motor punya ciri khas sendiri dan menonjol. Jadi memudahkan juga untuk konsumen mencari jenis atau type motor yang dia butuhkan berdasarkan ciri khas pabrikan sepeda motor tadi. Ada bukan sepeda motor dengan merk yang terkenal irit bensin?. Ada juga yang terkenal dengan merk karena designnya bagus?. Ada juga yang terkenal karena tarikan motornya kencang?. Ada pasti, karena jadi keunggulan masing masing merk untuk bisa bersaing dengan merk motor lain. Mulai pusing ya?. Ya sudah, intinya balik ke pekerjaanku aja ya. Tugasku itu sebenarnya sedikit sedikit sudah mulai mengambil alih tugas papaku. Kalo dulu aku hanya kerja bantu papa saat harus mempromosikan type motor keluaran terbaru tanpa perlu aku melakukan test drive seperti sekarang ini. Saat papaku semakin tua, semakin malas berada di lapangan, di tambah aku yang sudah selesai sekolah tadi, jadi papa mulai delegasikan sebagian besar pekerjaannya padaku. Ya aku sih senang senang aja. Jadi ilmuku terpakai, setelah aku cape cape kuliah sampai keluar negeri. “Bos!!, kayanya oke nih, type motor yang baru ini. Mesinnya gak cepat panas juga walaupun di geber maxsimal. Tapi buat pastinya, bisa tanya lagi sama joki yang tadi bawa itu motor” kata kepala mekanik kepercayaan papaku, sambil menyerahkan laporan hasil tes drive berikut papan seperti untuk orang ujian. Aku mengangguk saat menerima apa yang dia berikan, karena tau sesi tes drive memang sudah selesai dengan masuknya motor yang di tunggagi pembalap motor yang di sponsori oleh perusahaan papaku ke cockpit. Aku bisa melihat semua dari layar monitor di tepi lintasan balap yang kameranya terhubung di beberapa titik sirkuit termasuk di kamera yang berada di punggung pembalap motor. “Thanks om” jawabku. Jangan berharap ada sapaan penuh penghormatan di sirkuit, yang paling mungkin hanya sapaan bos macam tadi. Lalu bergeraklah aku menemui tim mekanik, untuk meeting berikut pembalap tadi sebelum aku buat laporan lengkapnya dan aku teruskan pada papaku. Pada akhirnya memang papaku yang punya kuasa untuk menyetujui masuk tidaknya jenis atau type motor terbaru yang di produksi di pabrik merk yang penditribusiannya di Indonesia di pegang penuh oleh perusahaan papaku. Jadi semua dealer motor, berikut bengkel servis dan suku cadang merk motornya di bawah perusahaan papaku. Jadi gak perlu lagi kalian berhitung seberapa kaya papaku. Atau kakekku yang masih jadi komisaris bisnis dan usaha keluarga kami. Setelah semua selesai aku urus, baru besoknya aku menghadap papaku. Tapi karena papa minta bertemu di rumah, jadi aku pulang ke rumah. Aku lupa memberi tau, kalo sejak lulus kuliah, memang aku memilih tinggal di aparteman yang berada di tengah kota, supaya mobilitasku lebih gampang, dan papaku izinkan. Mamaku juga sih, karena terlalu focus pada adikku yang masih SD kalo beda umur kami hampir 15 tahun. Jadi sewaktu aku SMA, baru punya adik perempuan, karena mamaku baru hamil lagi saat itu. “Abang!!!!” sambut adikku girang. Aku tertawa lalu menyambut pelukannya. “Hai little girl” kataku sebelum jongkok untuk mencium wajahnya. Dia juga tertawa lalu ganti mencium pipiku. “Kamu udah ABG, masih aja suka ciumin abang. Gak punya pacar ya?” ledekku pada Mikha adikku. Dia yang akhirnya mirip nenek buyutku, karena wajahnya kental sekali dengan wajah gadis gadia korea yang imut dan inonsense. Yang buat dia masih kelihatan eropanya, karena matanya coklat sekali macam permen. “Kangen abang, abang jarang pulang” jawabnya sampai aku bangkit lalu merangkul bahunya. Aku tertawa saja. “Pasti abang party party sama cewek cewek keceh” lanjutnya. Terbahaklah aku lalu terjeda dengan suara mamaku. “Inget pulang juga bujang mama” kata mama santai sekali tidak campur ngomel layaknya emak emak lain yang anaknya jarang pulang ke rumah. Bersyukur sih aku, punya orang tua macam mama papaku yang pemikirannya terbuka. Mereka mendorong aku untuk mandiri dan melakukan apa pun yang aku mau, tentu di sertai tanggung jawab. No drama in the club deh pokoknya. Mungkin karena mamaku putri diplomat kali ya, yang terpaksa mandiri dan jauh dari orang tua, karena opa omaku sering berpindah tempat tinggal dari negara satu ke negara lain, sampai mamaku menolak ikut lalu menetap di Jakarta setelah SMA. Papaku juga gitu. Kakekku yang orang asing tentu membuat papa di ajarkan juga gimana hidup mandiri dan bertanggung jawab. Pola didik orang luar negerikan gitu, tentu beda dengan orang Indo bukan?. Jadi agak agak liberal gitu deh. “Papa mana mah?” tanyaku setelah mencium pipinya dan memeluk mamaku. “Di mana lagi, di ruang kerjanya” jawab mama. “Aku temuin papa dulu” pamitku. Mama lalu mengangguk, jadi aku beranjak setelah mencium pucuk kepala Mikha. “Kamu tinggal untuk makan malamkan?. Atau malah nginep?” tanya mama paling tanya itu kalo aku pulang ke rumah. “Nginep, jadi pasti ikut makan malam. Aku kangen mama sama si bontot” jawabku. Bersoraklah adikku dan mama tertawa menanggapi dan jadi mengiringi langkahku menemui papaku. “Laporan tes drive kemarin, udah papa lihatkan, aku udah kirim lewat email” laporku setelah papa menyuruhku masuk. Tidak ada basa basi selain aku cium tangan papaku lalu duduk di kursi di depan meja kerjanya. “Amankan, Yel?” tanya papa. “Papa percaya laporanku?” balasku. Dia mengangguk. “Ya sudah, aman berarti” jawabku. Papa lalu menghela nafas. “Aturlah acara lounchingnya, juga promosinya. Papa sudah hubungi om Roland, jadi kamu tinggal bilang konsep acara yang seperti apa yang kamu mau. Nanti sisanya papa yang urus” kata papa. Hadeh…om Roland lagi. Buat aku menghela nafas mendengar nama itu. “Why?” tegur papa. Aku buru buru menggeleng. “Papa gak akan setuju kalo kamu minta ganti vendor yang selalu jadi EO setiap event acara yang di adakan perusahaan kita. Itu sama artinya papa tidak perduli ada masalah apa antara kamu dengan putri Roland. Itu urusanmu, bukan urusan perusahaan. Jangan seperti anak kecil” kata papaku. Aku berdecak. “Aku gak ada masalah dengan Sarah” sanggahku sampai menyebut putri om Roland yang jadi bos perusahaan EO yang selalu jadi vendor perusahaan papaku. “Harusnya memang begitu, kaliankan sudah berteman sejak masih SD” kata papa lagi. “Iya udah. Nanti aku urus. Masih ada lagi gak?. Aku ngantuk, mau tidur dulu” jawabku sebenarnya menghindari obrolan soal Sarah. “Party lagi?” komen papaku. “Gak usah kepo pah. Party dari mana kalo semalaman aku kerjakan laporan yang aku kasih ke papa” jawabku sambil bangkit berdiri. “Hei!!!” jeda papa pada langkahku. Aku berhenti lalu berbalik menatapnya. “Apalagi?” tanyaku malas. “Segera temui siapa pun dari perusahaan om Roland, mau Sarah atau om Roland. Papa mau semua segera di kerjakan sebelum di dahului perusahaan competitor” jawab papa. Aku mengangguk saja supaya cepat di biarkan keluar ruang kerja papa. Bukan aku tidak suka menjalin kerja sama dengan perusahan EO milik om Roland yang jadi teman baik papaku karena seringnya bekerja sama. Tapi agak gak enak hati aja kalo setelah sekian lama tidak menghubungi Sarah, di tambah dia sempat ngamuk, setelah aku memutuskan kuliah ke Jepang setelah sahabat baikku menikah. Mau ngapain juga aku bengang bengong di Jakarta lebih baik kuliah lagikan?, karena menikah belum jadi tujuanku. Ya gimana jadi tujuan kalo pengantin perempuannya belum aku temukan. Lalu buat Sarah beneran marah saat aku belum juga menghubunginya atau siapa pun orang dari perusahaan, sampai dia menyusulku ke kantor dan menjeda pekerjaanku. “HEI BASTART!!!” tegurnya galak plus tolak pinggang di hadapanku. Astaga…ternyata aku sekangen ini pada sosok perempuan yang sebenarnya menyebalkan sekali, karena sering memanfaatkan aku dan merepotkanku di waktu waktu lampau. “Hai cantik. Kangen ya sama gue?” jawabku sambil bersandar di kursi kerjaku untuk menatap keseluruhan dirinya dari posisiku. “Gak mungkin amat gue kangen sama elo” sanggahnya galak. Aku tertawa. “Eleh, terus kenapa elo susulin gue?. Atau ingat gak elo yang mewek mewek pas tau gue mau kuliah ke Jepang?” ledekku. Dia tertawa palsu khasnya lalu memasang wajah angkuh khasnya lagi. “Masih aja percaya gimmick gue. Gak segitunya gue sedih, sampai gak rela elo ke Jepang. Adanya elo di Jakarta cuma bikin sesak doang. Harusnya elo di Jepang aja sih” jawabnya jutek. Terbahaklah aku. Sampai aku menyadari kalo Sarah semakin cantik, dari terakhir kami bertemu. Aura wanita dewasa jelas menguar. Dan membuat aura keseksinya ikutan menguar. Dadanya di balik kemeja kerjanya yang agak menerawang sampai tanktop sebagai dalaman terlihat samar. Lalu bokongnya, di balik rok span selutut yang di pakai. Apalagi lehernya yang jenjang lalu mengarah pada belahan dadanya karena dia membuka dua kancing atas kemejanya. Ampun….masih aja buat aku blingsatan setelah sekian lama kami tidak bertemu. Andai bersedia aku lamar jadi istri, pasti sudah aku lakukan sejak dulu. Sayang….SARAH RAHARDIAN, terlalu sulit aku taklukkan, kalo dia sama sepertiku yang punya pesona menarik perhatian lawan jenis dan menikmatinya. Kalo aku bastart, dia mungkin macan betina. Tentu jadi lawan yang sebanding untukku. Ayo kita lihat, siapa yang akhirnya takluk?.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN