Iyel POV. Akhirnya pulang juga papa Sarah. Agak tegang sih tadi, tapi ya aku tetap harus tos tosan mengungkapkan keinginan dan niatku pada Sarah langsung pada papanya. Bodo amat akan di amuk, sudah terlanjur terjadi, masa malah mundur. Nanti aku di bilang banci lagi. “Sudah tidak ada Sarah sekarang. Waktunya kita bicara sebagai sesama lelaki” bersuara lagi om Roland setelah kami berdua masuk lift. Aku memang mengajukan diri untuk menemani om Roland menuju lobi, ke parkiran mobilnya maksudku. Demi kesopanan dan juga karena aku yakin, ada hal yang mau dia sampaikan. Gak tau ya, feeling aja. Aku merasa tidak mungkin, om Roland begitu saja memberikan izin begitu saja, Sarah putrinya, tetap tinggal bersama denganku. Jadi aku mengangguk pada perkataannya. Sejak dulu aku tidak pernah merasa ta