Nadia begitu senang saat melihat Mara turun dari mobil Raga. Wanita yang sedang duduk di teras rumah bersama sang ibu itu langsung beranjak dari kursi, lalu mengayun langkah ke tepi teras. Wanita itu tersenyum sambil memperhatikan Mara yang sedang berjalan ke arahnya.
“Syukurlah kamu mau nurutin permintaanku.” Nadia langsung meraih sebelah lengan Mara lalu memutar tubuh.
“Tante.” Mara menyapa ibu Nadia sambil tersenyum kecil.
“Sudah sembuh?” tanya ibu Nadia yang sudah ikut mengayun sepasang kakinya mendekat.
Mara menganggukkan kepala. “Sudah, Tante.”
“Ayo masuk. Kamu pasti lapar.” Nadia menarik tangan Mara. Keduanya kemudian melangkah di belakang ibu Nadia.
Raga menarik dalam napasnya, lalu menghembuskan perlahan. Pria itu mengangkat tangan kanan—menggaruk kening sebelum kemudian ked
