Mara menikmati keindahan sunrise pagi itu. Rombongan mereka sudah tiba sesaat sebelum sunrise terlihat. Benar-benar tepat waktu. Semua bersorak senang. Berdiri di tepi pantai, wanita yang menutup kepala menggunakan beanie serta membelitkan syal rajut di leher untuk menghalau rasa dingin pagi itu, tersenyum lebar. Sepasang kelopak mata Mara perlahan tertutup. Wanita itu merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Rasanya begitu tenang dan … bebas. Dia merasa sebebas angin yang terbang kemanapun sesuka hati. Mara mengosongkan pikiran dari Raga dan juga Nadia. Itu lah kebebasan baginya. Wanita itu mengangkat kedua tangan—melebarkan ke samping. Dua sudut bibirnya masih terangkat. Wajahnya terlihat begitu tenang. Tanpa wanita itu sadari, seseorang sudah berdiri di sampingnya. Menatap nyar