Denting Piano

1644 Kata
Mereka bertiga pergi membeli makan malam di warung yang tak jauh dari kos. "Si Candra kenapa gak diajakin ? " tanya Doni "Lagi tidur enak dia , ngelonin cewek. "Jawab Andre sambil memasukan makanan ke mulutnya. Doni dan Angga saling memandang , " cewek ? Maksutnya ? " tanya Doni penasaran. "Candra bawa cewek ke kosan ? " tambah Angga dengan nada sedikit mengintrograsi . Andre meletakan sendok yang dia pegang dan memajukan duduknya, Andre menghela nafas " iya " jawabnya. "Tadi pulang kerja aku liat perempuan lagi jalan di tangga , aku kan penasaran akhirnya aku ikutin itu perempuan eh pas sampai di depan kamarnya Candra ternyata perempuan itu tidur di kamar Candra berduaan." "Kok kamu tau kamu ngintipin ya ? " tanya Angga. "Siapa yang ngintip, orang pintunya aja gak di tutup di biarin ke buka separo, " jawab Andre sambil menelan makanan di mulutnya. "Lagi m***m mereka? "tanya Doni. "Enggak, perempuannya cuma tidur di sampingnya Candra , trus si Candra tidur miring membelakangi itu perempuan ." "Njir , buruan pulang yuk " ajak Angga. "Ngapain ? " tanya Doni. "Penasaran aku sama ceweknya Candra, jawab Angga. "Boleh juga di intipin, " tambah Andre sambil ketawa m***m. Mereka bertiga mempercepat makan dan pulang kembali ke kosan. Mereka bertinga masuk kedalam rumah dengan pelan-pelan tanpa gaduh. Doni menutup pintu, sementara Angga dan Andre menunggu Doni, sesekali Angga mendongakkan kepalanya keatas melihat kearah lantai dua. "Buruan Don ! " ujar Angga. Mereka bertiga pun jalan mengendap-endap berlahan-lahan melangkahkan kaki menaiki tangga . Sesampainya di depan kamar mereka kembali mengendap-endap, dengan hati-hati mereka mengintip kedalam kamar. "Ssttt jangan berisik ." Ujar Angga sambil berbisik. "Mana perempuannya gak ada ?" tanya Angga sambil berbisik. "Masa sih ? " tanya Doni . Mereka bertiga mengintip secara bersamaan. "Loh iya kemana itu cewek? " tanya Andre bingung. "Udah pulang kali dia, " ujar Doni. "Samperin Candra yuk," ajak Angga. "Gak usah, besok pagi aja di tanyain. Aku capek mau tidur dulu," jawab Doni. Sambari jalan meninggalkan Angga dan Andre. "Ayo baliklah , ngapain berdiri di sini " ujar Angga sambil menepuk bahu Andre. Mereka masuk kekamar mereka masing-masing. *** Keesokan harinya saat kami sarapan mereka ber tiga mengintro grasiku. "Ndra cewek yang semalem tidur sama kamu itu siapa ? " tanya Andre. "Cewek , cewek mana ? " jawabku bingung. "Heleh gak usah pura-pura gak tau semalam kamu bawa cewek kan pulang kerumah ? " "Astaga cewek apa ? Gak ada bawa cewek saya itu. Kalian tau kan aku gak pernah deket sama cewek manapun ." "Iya tau tapi semalem kamu itu bawa cewek ke kamar orang aku liat sendiri kok pake mata kepalaku , pulang kerja ada perempuan jalan di tangga , aku ikutin dia , aku kirain dia itu penghuni baru ternyata pas sampai depan kamarmu aku liat itu cewek tidur sama kamu." "Muhammad ... gak ada cewek aku bilang. Sumpah gak bawa cewek pulang aku. " "He beneran Ndra kamu gak bawa cewek ? " tanya Angga. "Sumpah demi Allah , gak selamat gidup saya kalau saya bohong," jawabku sambil mengangkat tangan kananku sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahku. "Ah bohong kamu itu , jelas-jelas semalem aku liat di kamarmu kamu tidur sama cewek kok," sahut Andre. "Udah-udah gak usah debat lagi , ayo buruan berangkat, " pungkas Angga Kamipun berangkat kuliah. Kali ini kami pulang hampir bersamaan. Kami berkumpul lagi, sekarang kami pindah di kamarnya Angga. Hari ini malam kamis dan piano berbunyi lagi menyuarakan alunan nada yang indah. "Heh ada lagi suara piano , perasaan tiap malam kamis selalu bunyi itu piano, ujar Angga. "Halah itu mungkin tetangga sebelah lagi main piano udahlah gak usah di heboh-hebohin, " jawabku setengah tak peduli dengan deting piano yang kami dengar. Doni memukul kepalaku. "Heh b**o tetangga kita itu rumahnya gak mepet sama rumah kita , kalau mereka main piano pasti gak kedengeran sampai sini. Aku yakin suara piano ini berasal dari ruang tamu. " "He.em aku setuju itu pasti suara piano yang ada di ruang tamu suaranya aja jelas kayak gini," tambah Angga sambil meremas tanganku. Aku menunduk dan melihat apa yang di lakukan Angga padaku. Aku menoleh ke Angga "heh ngapain meremas-remas tanganku kayak gitu babi... ?" tanyaku sambil memukul jidatnya dengan tangan kiriku. "Aduh, " celetuknya sambil mengusap-usap jidatnya dan melepaskan genggaman tangannya. " maaf Ndra hehehe khilaf aku. Merinding soalnya ." "Kamu itu merinding takut apa merinding karena nafsu sama Candra ? " tanya Doni sambil ketawa. "Hey... jaga mulutmu emangnya aku ini cowok apakah , maaf ya Candra bukan typeku gak doyan aku sama dia," jawab Angga dengan nada sedikit membentak. "Ah kamu ini ngomong bukan tipemu tapi ngremes-ngremes tanganku," sahutku. "Dih maaf ya aku gak suka main pedang-pedangan." jawab Angga sambil menyeringai. "Lihat keluar yuk ! " ajak Andre. "Buruan gih lihat ! " perintah Doni sambil menepuk bahu Andre. "Lah ayo," kata Andre. "Ogah ah takut, " jawab Doni. "Iya aku juga takut, " sahut Angga. "Ah dasar penakut kalian itu , yaudah biar aku liat sendiri," ujar Andre. "Ndre tunggu !." Kataku " ayo sama aku ." Kami berjalan keluar kamar . "Heh kalian gak mau ikut ? " Doni dan Angga saling melihat . Lalu mereka beranjak dari tempat tidur "tunggu woy !" seru Angga. Kami ber empat pun jalan menuju ke ruang tamu, namun di sini kami tidak mendapati apapun, denting piano yang kami denger juga berhenti. "Kan gak ada siapa-siapa aku bilang. Ini itu suara pianonya tentangga , udah lah ayo balik ! Kalian ber dua itu parnoan banget sih, " ucapku. "Apa iya ya ? " tanya Angga sambil menggaruk-garuk kepalanya. Kaipun kembali ke kamarnya si Angga ngelanjutin ngobrol dan bubar ke balik ke kamar masing-masing jam dua belas malam. Keesokan paginya selesai solat subuh Doni ke dapur pas jalan menuju dapur dia melihat seorang perempuan berjalan menaiki tangga . Doni hanya memperhatikan perempuan itu, ia ingin mengikuti perempuan itu namun ia mengurungkan niatnya lalu pergi ke kamarnya. Sambil melangkah kan kakinya menuju kamar dia terus memikirkan sosok perempuan yang ia lihat di tangga . " Tek " Doni membuka pintu kamarnya dengan sangat pelan dan mendorongnya pintu itu berdenyit seiring dengan dorongan dari Doni. Donipun masuk kedalam kamar dan kembali menutup pintunya. Duduk diatas kasur dengan selimut masih berantakan. Doni menimbang-nimbang perempuan itu dalam hati . Dia sadar dengan apa yang dia lihat namun dia kebingungan dengan sosok perempuan yang ia lihat . "Siapa ya perempuan itu?," tanya nya dalam hati. *** Fajar menyingsih cahaya mentari perlahan-lahan mulai merambat menerangi langit yang gelap. "Doni mana ? " tanyaku. "Gak tau , panggil gih jangan-jangan belum bangun lagi tu anak, " tutur Andre. Anggapun pergi memanggil Doni. Namun baru berjalan beberapa langkah Doni datang. "Aku kira belum bangun kamu Don," kata Angga . "Udah dari tadi, aku subuh tadi udah bangun tapi tidur lagi di kamar," jawab Doni sambil jalan menuju meja makan. Ia menarik kursi lalu duduk dan memajukan tempat duduknya. "Don kok kamu aneh kenapa sih ? " tanyaku "Gak papa," jawab Doni lirih. "Kamu ada masalah Don ? " tanya Angga. "Enggak, " jawab Doni sambil senyum dan mengunyah makanannya. Doni beranjak berdiri dan membawa piring kotornya ke belakang. Doni berjalan dengan agak aneh. Andre memandangi Doni dari kepala hingga ujung kaki, " kenapa jalanmu aneh gitu sih Don ? " Doni tidak tahan untuk tidak meringis. ."Gak papa hanya saja celana panjang ini agak sedikit ketat di kakiku . Aku tadi agak susah berjalan . Celana ini menggesek-gesek ku sampai lecet di tempat-tempat yang lebih suka tidak kubicarakan ." Angga buru-buru menarik jaket bagian bawah kerudung Doni dan tertawa pada apa yang sudah ia lihat. "Itu karena kamu memakai bagian pinggangnya kelewat tinggi. Kau tau harusnya itu di pakai sangat rendah." Doni memakai ikat pinggangnya erat-erat dan bagian jeans Diesel nya bertengger tinggi diatas pinggul , tepat di bawah pusarnya . Dengan celana yang di pakai seperti itu , kemeja yang di masukan di bawah jaket dengan rapi . Doni terlihat seperti pria culun. "Harusnya ini si pakai rendah dan longgar , tau ? Dasar g****k kau itu memakai celana udah kayak orang culun aja, " kata Andre. Doni mendengus dan memutar bola matanya" aku gak suka memakai pakaian seperti ini ." Aku dan Angga ketawa ." Kalau gak suka ngapain di pake ? Ah ribet banget hidupmu, " kataku. Doni menghela nafas, " ini karena pacarku dia memintaku memakai pakaian yang dia beliin ." "Yaudah turutin aja dari pada di PHK jd pacar," ujar Andre sambil ketawa. "Udah ayo buruan pergi nanti kita terlambat ." Kataku. Kamipun pergi ke kampus dan hari ini aku tidak ada lembur jadi bisa pulang lebih awal lagi. Sedangkan ke tiga temanku, mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Aku boring berada di kos sendirian, mau keluar tapi mager , aku rebahan di atas tempat tidurku sambil mendengarkan musik reggae . Kantuk perlahan -lahan menyerangku dan akupun terlelap tidur. Beberapa saat kemudian Angga dan Andre pulang . Setelah masuk kekamar masing-masing untuk untuk mandi gan ganti baju, Andre keluar dari kamarnya dan jalan ke kamar Angga. Andre mengetuk pintu kamar Angga. "Ga ! " seru Andre, " udah selesai mabdi belum kamu , ayo keluar cari makan ." Angga membuka pintu kamarnya. "Makan di mana ? " "Ya makan di warung lah masa di apotik. Ayo panggil Candra dia udah pulang dari tadi kan ? " "Kau sajalah yang manggil perutku mules, mau bongkar muatan dulu aku. " jawab Angga sambil meringis dan memegangi perutnya. "Yaelah. Yaudah sono gih buruan ." perintah Andre sambil berjalan pergi meninggalkan kamar Angga. Sedangkan si Angga kembali masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya lalu pergi ke kamar mandi. Andre berjalan menaiki tangga ke lantai dua menuju kamar ku. Sesampainya di depan kamar dia meliahat ada perempuan yang sedang tidur di sebelahku. Andre pun mengurungkan niatnya membangunkanku dan kembali turun ke lantai 1 dia melangkahkan kakinya sedikit cepat .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN