Kirana menutup mulut, matanya berkaca-kaca, demi melihat hasil yang ditunjukkan testpack di hadapan mereka. Arsyl mendekap tubuh Kirana dengan erat, dikecup kepala Kirana dengan ucapan terima kasih tak henti terlontar dari sela bibirnya. "Terima kasih, Sayang. Kita harus memberitahu Ayah sekarang. Ayah pasti sangat bahagia." "Bagaimana dengan ibu?" Wajah Kirana mendongak. "Apa kita telepon?" Tanya Kirana lagi. "Jangan lewat telepon, kita datang ke rumah ibu saja. Itu lebih baik menurutku, tapi tunggu hasil pemeriksaan dokter kandungan dulu ya, Sayang." "Iya, aku setuju. Terima kasih, Abang!" Kirana menarik tengkuk Arsyl, dicium lembut bibir suaminya. Arsyl mengangkat pinggang Kirana, didudukkan Kirana di atas meja wastafel yang panjang, dan luas itu. Ciuman mereka semakin dalam, ked