Faaiz keluar dari toko emas, usai membeli sebuah cincin batu permata. Lelaki yang berawakkan tinggi putih tersebut tersenyum bahagia saat menatap cincin dengan batu permata hijau mirip zamrud. Ia membeli cincin tersebut sebagai lamaran yang akan diberikan kepada pujaan hatinya. Dengan harapan sang pujaan hati akan menerima cintanya. Di dalam mobil Faaiz masih memperhatikan kotak merah beludru yang berisi batu permata hijau. Rencana untuk melamar sang kekasih hati sudah lama ia persiapkan. Akan tetapi Faiz selalu menundanya karena banyaknya kesibukkan dan konflik yang terjadi. Tiap kali ada kesempatan ia selalu gagal dan gagal. "Em ... kali ini rencanaku harus berhasil memberi Ayi kejutan," gumamnya. Seraya menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. Hatinya sedang berbunga-bunga saat