Bab 1

1154 Kata
Langkah kakinya terdengar begitu nyaring. Hari ini wanita berusia 25 tahun itu memakai hills setinggi 7 cm. Hills hadiah dari Sidney ketika dirinya berulang tahun dua bulan lalu. Sebenarnya Caramel tidak ingin memakainya. Selain tidak terbiasa, Caramel terlihat tidak pantas. Hills cantik serta mahal itu terlihat mengenaskan membalut kaki Caramel yang besar. Tapi siapa peduli. Dua hari yang lalu Caramel memutuskan untuk mengubah dirinya. Hari ini Caramel mengenakan pakaian kantor yang tidak biasanya. Jika biasanya Caramel mengenakan celana kain Panjang berwarna hitam serta blazer berwaran hitam pula, tidak kali ini. Rok span selutut berwarna abu-abu muda serta kemeja berwarna baby blue yang Caramel kenakan hari ini sebenarnya terinspirasi dari pakaian yang dikenakan pemeran utama dalam drama korea yang Caramel tonton dua hari yang lalu. Untung saja ketika Caramel berbelanja ke mall, Caramel menemukan setelan tersebut dengan ukuran sesuai dengan tubuh besarnya. "Ra, cantik banget hari ini." Sidney memuji ketika Caramel baru saja menaruh tas di atas mejanya. "Gak usah meledek. Aku lagi berusaha percaya diri hari ini." Sindey cemberut. Padahal dia tidak meledek. Caramel memang terlihat lebih cantik hari ini. Jika biasanya Caramel mengenakan pakaian gelap yang sering Sidney protes, hari ini setelan yang Caramel kenakan lebih cerah. Berwarna lembut seperti wajahnya. Sidney tidak membual. Caramel itu cantik. Hanya saja percaya dirinya diambang krisis. "Aku jujur kok. Kamu cantik sekali hari ini." Sidney memandang Caramel dengan wajah cantiknnya. "Iya iya. Udah sana, nanti Pak Adrian cari kamu." "Dasar nyebelin. Dipuji bukannya bilang terimakasih malah diusir." Sidney menghentakkan kakinya kesal. Kemudian dengan wajah cemberutnya beranjak memasuki ruangan Adrian, tunangannya. Posisi Caramel diperusahaan ini memang tidak main-main. Caramel adalah sekretaris direktur yang tidak lain adalah tunangan Sidney, Adrian Dawson. Namun, jika kalian berpikir karena Sidneylah Caramel berhasil duduk di kursi tersebut, kalian salah besar. Justru karena Caramel lah, Adrian dan Sidney bertemu kemudian menjalin hubungan. Sidney dan Caramel telah bersahabat sejak duduk di bangku kuliah. Walau berbeda fakultas, mereka berdua menjadi akrab karena berada dalam club yang sama. Saat itu, Sidney yang merasa risih dan tidak nyaman karena teman-temannya mendekatinya secara berlebihan, merasa tertarik berteman dengan Caramel yang selalu terlihat sendiri. Gimana tidak risih, jika teman yang perempuannya selalu memujinya secara berlebihan dan yang laki-laki secara terang-terangan tertarik padanya. Perihal pertemuan Sidney dan Adrian, sebenarnya itu terjadi bukan karena Caramel. Adrian dan Sidney pertama kali bertemu di pesawat dengan kejadia yang super aneh. Sidney yang ceroboh tiba-tiba saja mabuk di dalam pesawat karena menemukan pacarnya selingkuh dan Adrian yang sedang melakukan perjalan bisnis merasa direpotkan karena Sidney yang duduk di sampingnya tiba-tiba saja muntah di jasnya. Apalagi gadis itu tiba-tiba pingsan dengan jatuh di bahunya. Membuat Adrian tidak mempunyai pilihan lain selain merawat gadis itu ketika pesawat sampai di bandara. Sebenarnya dasar dari Adrian melakukan itu semua hanyalah karena factor kasihan. Selain merasa bertanggung jawab karena mereka satu negara, Adrian merasa tidak pantas meninggalkan perempuan mabuk yang sedang pingsan begitu saja. Pertemuan kedua mereka barulah karena Caramel. Caramel yang menemani Adrian rapat di luar kota kala itu memutuskan untuk bertemu dengan Sidney karena sedang berada di kota yang sama. Dari situ, Sidney dan Adrian kembali bertemu. Selanjutnya, ya, seperti itulah. Kisah cinta Adrian dan Sidney sebenarnya begitu membuat Caramel iri. Mereka terlihat sangat serasi dan saling mencintai. Bahkan hanya melalui tatapan Adrian pada Sidney, Caramel tau berapa besar cinta bosnya pada sahabatnya itu. Caramel iri sekali. Apakah nanti dia akan menemukan laki-laki yang menatapnya seperti Adrian menatap Sidney? *** Kali ini Caramel merasa bosan. Sejak dua jam yang lalu, Milan terus saja bercerita tentang tetangganya yang menyebalkan. Lebih dari itu, sebenarnya Caramel tau, Milan tertarik dengan tetangga barunya itu. Jika Sidney adalah wanita lembut dan terkadang begitu polos sampai pernah diselingkuhi pacarnya, berbeda dengan Milan. Milan adalah wanita cantik yang sayangnya galak sekali. Benar-benar galak melibihi anjing tetangganya. Jika Milan berjalan melewati rumah tetangga Caramel yang mempunyai anjing galak yang suka menggonggong tidak jelas saat seseorang lewat di depan rumahnya, Milan tak segan-segan balas meneriaki anjing itu. Katanya, anjingnya tidak sopan karena mengonggonggong tidak jelas pada orang. Namun hal yang patut disukuri berteman dengan Milan adalah karena kegalakannya, tidak ada yang berani mengusik Caramel secara terang-terangan. Apalagi di depan Milan. Wah, bisa tamat orang itu. Karena selain cantik, Milan juga memiliki koneksi yang kuat karena berasal dari keluaga yang kaya. Walau Mian seorang wartawan, Milan merupakan wartawan yang sangat berpengaruh, keluarganya juga tidak main-main. Keluarga Milan hampir memiliki semua koneksi dengan media-media ternama di dalam maupun luar negeri. Membuat siapa saja yang berurusan dengannya tidak akan sanggup membayangkan hal yang akan terjadi kepadanya. Hal tersebut sudah terjadi oleh Yuda, mantan kekasih Sidney yang selingkuh. Yuda yang notabenenya adalah actor yang sedang naik daun, diludes habis oleh Milan sampai tak tersisa. Milan menghancurkan Yuda sampai ke akar-akarnya. Membuat laki-laki itu bahkan tak sanggup untuk mengemis maaf padanya. Hal yang sama pernah terjadi pada Kartika, teman Kantor Caramel. Kartika membuat gossip dengan menjelek-jelekkan Caramel pada teman-teman kantornya yang lain. Tidak lebih dari dua hari, Kartika mengundurkan diri dari perusahaan. Bukan karena dipecat. Tapi karena Milan. Milan menghancurkan kehidupan karir serta percintaan perempuan itu. Sejak saat itu, tidak ada satupun teman kantornya yang menghina Caramel secara terang-terangan. Walaupun Caramel tau mereka masih sering mencelanya di belakang. "Ra kamu dengerin aku gak sih?!" Milan bertanya kesal ketika melihat wajah Caramel yang tak antusias mendengarkan ceritanya. "Dengar, Lan. Kamu benci sama tetangga barumu yang cari muka sama mami dan papi. Gitu kan?" "Iya Ra. Si kunyuk itu benar-benar cari muka. Dia..........." selanjutnya yang terjadi adalah Caramel terpaksa harus kembali mendengarkan cerita Milan yang menjelek-jelekkan tetangga barunya denga berapi-api. *** Caramel benar-benar merasa tidak nyaman. Sidney dan Milan berhasil membuat beruang keluar dari sangakrnya. Caramel yang biasanya hibernasi di dalam kamar saat malam minggu, berhasil diseret kedua sahabatnya dengan dalih bersenang-senang. Masalahnya, bersenang-senang ala mereka berdua adalah menari dan mabuk di klub malam. Jika kedua sahabatnya sudah biasa dengan hal seperti itu, tidak bagi Caramel. Selain sayang uang, Caramel juga merasa tidak percaya diri. Jika tidak sampai satu menit banyak laki-laki yang sudah antri untuk mengajak Milan dan Sindey berdansa, Caramel bahkan tetap duduk di bangkunya sampai kedua sahabatnya itu kelelahan. "Ra! Ayo turun! Masa cuman duduk aja." Milan dan Sidney datang kemudian menarik tangan Caramel agar mau turun ke laintai dansa. Caramel sudah menolak, sungguh. Namun tarikan Milan dan Sidney begitu kuat sehingga Caramel yang walaupun tubuhnya besar, terseret oleh mereka berdua. "Ayo joget. Sayang udah dandan cantik-cantik masa cuman duduk aja," teriak Sidney yang kembali menggerakkan tubuhnya untuk bergoyang. "Tau nih. Ayo joget," dukung Milan. Caramel masih diam memerhatikan kedua temannya yang bergoyang di depannya. Sebenarnya Caramel ingin berjoget seperti kedua sahabatnya. Hanya saja, Caramel tidak percaya diri. Dia tidak cantik dan tidak seksi. Caramel takut aksinya akan membuatnya ditertawakan dan membuat kedua sahabatnya itu malu. Namun, Caramel benar-benar ingin melakukannya. Sangat ingin melakukannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN