Dini hari menjelang, sesosok siluet tubuh seseorang berjalan mengendap-endap menuju kamar Lintang yang ada di lantai atas. Dengan kaki telanjang tak bersepatu, ia berjalan pelan-pelan. Sesekali ia menoleh ke sekitarnya, memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Dia Mira, Lintang memerintahkannya untuk mengambil semua barang-barang berharga miliknya dari kamar. Mereka berencana untuk pergi dari rumah ini sebelum hasil tes DNA itu keluar. Lintang menghela nafas berat sambil membereskan beberapa potong pakaian ke dalam ransel kecil. "Apapun hasilnya nanti, kita harus pergi dari sini, Nak!" ucap Lintang menatap Arta yang ada di keranjangnya. "Karena bagi mereka, kamu tetap keturunan Bramantya," Lintang memejamkan mata, merasakan dadanya yang sesak tak terkira. Seolah tak habis-habis p