Ada sedikit perdebatan saat orang tua Bellova datang, tapi Nick dengan kekuasaannya bisa meredam semua itu. Terlebih Robert papa dari Bellova adalah salah satu kontraktor yang mengerjakan proyeknya.
Malam harinya Nick datang kembali ke rumah sakit setelah membersihkan diri dan berganti pakaian. Karena tadi dia sempat pamit untuk pulang, setelah operasi Bellova selesai.
"Bagaimana kondisinya?" tanya Nick begitu sampai.
"Dia tadi siuman sebentar, lalu tertidur lagi. Sepertinya efek obat biusnya masih ada," jawab Robert.
"Jadi dia belum tahu, kalau dia tidak bisa berjalan lagi?"
"Bena, Tuan Nick. Saya tidak tahu bagaimana reaksinya andai dia tahu kalau dia lumpuh," sahut Robert dengan mimik wajah sedih.
"Dia pasti histeris, tidak perlu dipertanyakan lagi. Bagaimana seseorang bisa menerima, saat kondisinya yang baik-baik saja tiba-tiba harus lumpuh. Kasihan Bellova, baru saja hendak membangun karir sebagai model. Tapi malah harus hidup dikursi roda seumur hidupnya," timpal Megan mama Bellova menyindir Nick.
Nick mengerti, jika saat ini orang tua Bellova menyalahkannya. Meskipun semua ini bukan kesalahannya secara langsung, karena bukan dia yang menabraknya. Tapi bagaimanapun, dia berhutang nyawa pada Bellova. Hal itu membuatnya membiarkan mama Bellova itu meluapkan kekesalannya.
"Mama!" teriak suara dari balik tirai.
"Bell," ucap kedua orang tua Bellova bersamaan dan langsung menghampiri Bellova.
"Ada apa, Nak. Kenapa kamu berteriak, kamu belum lama siuman. Kamu harus tenang," ucap sang mama.
"Ba-bagaimana aku bisa tenang, Ma. Aku... aku tidak bisa menggerakkan kakiku! Aku tidak merasakan apapun di bagian kakiku, aku kenapa, Ma?" tanya Bellova dengan tatapan sendu.
Nyonya Megan tidak bisa menjawab, dia menatap suaminya dengan tatapan bingung. Nick yang melihat kedua orang tua itu kebingungan, maju selangkah mendekati tempat tidur Bellova.
"Kamu harus tenang, jika ingin tau kondisimu. Jika tidak kamu bisa drop lagi, yang artinya pemulihanmu akan semakin lama." Nick mencoba menjelaskan, tapi dia ingin Bellova tenang lebih dulu.
"Anda siapa?" tanya Bellova menatap Nick.
"Dia orang yang kamu selamatkan, apa kamu lupa, Nak?" tanya Megan menatap putrinya.
Bellova mengerutkan keningnya, mencoba mengingat apa yang terjadi padanya. "Ya, kamu orang yang mau ditabrak itu," ucap Bellova.
"Kenapa kamu menyelamatkanku, padahal kamu tidak mengenalku dan bisa jadi bisa membahayakanmu?" tanya Nick penasaran.
"Entahlah, saya hanya refleks ingin menolong saat melihat ada mobil yang mengebut ke arah Anda. Syukurlah Anda selamat, tapi tolong jelaskan bagaimana kondisi saya. Mama, Papa, katakan ada apa dengan kakiku?" tanya Bellova mengalihkan pandangannya pada kedua orang tuanya.
"Jadi begini, karena kecelakaan itu. Kamu mengalami cedera parah di tulang belakang, itu menyebabkan kamu mengalami...."
"Kelumpuhan, tidak-tidak aku tidak mau lumpuh! Ma, Pa, katakan semua ini tidak benar. Aku tidak mau lumpuh!" pekik Bellova histeris.
"Bell, tenangkan dirimu. Kita akan cari cara untuk mengobatimu, jangan seperti ini, Nak." Nyonya Megan berusaha menenangkan putrinya dengan memeluknya, tapi Bellova terus histeris dan memaksa turun.
"Kamu jangan turun, Sean panggil dokter!" teriak Nick.
"Baik, Tuan." Sean langsung berlari keluar untuk memanggil dokter, mereka sampai lupa jika ada tombol darurat di kamar itu.
"Aku lebih baik mati saja! Aku tidak mau lumpuh! Aku baru meniti karier menjadi model, kalau lumpuh apa gunanya!" teriak Bellova dengan tangis histerisnya.
"Bellova, jangan seperti ini, Nak. Kita akan berusaha mengobatimu," ucap tuan Robert ikut membujuk.
"Kamu harus tenang, teriakanmu tidak akan bisa mengembalikan semuanya!" tegas V
Nick mencoba membuat Bellova tenang dengan caranya.
Mendengar ucapan Nick, Bellova merasa kesal. Dia seolah diintimidasi lewat kata-kata Nick, hal itu membuat Bellova ingin meluapkan kemarahannya ada Nick.
"Apa? Anda bilang tenang? Apa Anda pikir saya bisa tenang setelah mengetahui kondisi saya yang akan lumpuh dan hidup dikursi roda seumur hidup. Anda tidak mengalaminya, jadi bicara tentu saja mudah bagi Anda. Tapi saya? Masa depan saya hancur, semua hanya karena ingin menyelamatkan Anda. Harusnya Anda yang ada di sini!" teriak Bellova histeris.
"Lalu aku harus bagaimana?! Aku tidak memintamu untuk melakukan hal itu, semua keinginanmu sendiri. Lalu apa salahku? Apa yang bisa aku lakukan untuk menebus hutang nyawa ini padamu," sahut Nick tidak mau kalah.
Bellova yang terisak, mencoba menahan tangisnya. Dia menatap Nick tajam, dia ingin mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal yang mungkin saja akan ditolak oleh Nick.
"Apa Anda mau menikahi saya, yang sudah lumpuh dan tidak berguna ini?" tanya Bellova berniat menantang.
"Aku mau saja, tapi ...."
"Apa-apaan ini? Apa kamu bilang? Menikah? Enak saja meminta dinikahi, kamu tau dia adalah tunanganku!" bentak Sahara yang tiba-tiba masuk ke balik tirai.
Rupanya sejak tadi Sahara sudah menyusul ke rumah sakit dan mencari tau di mana korban kecelakaan berada. Karena Nick tidak juga menghubunginya membuatnya khawatir, tanpa di sangka dia malah mendengar pembicaraan yang membuatnya naik pitam.
"Sahara, ngapain kamu ke sini?" tanya Nick bingung.
"Ngapain lagi, ya menyusul tunanganku. Tapi lihatlah apa yang baru saja aku dengar, dia memintamu menikahinya. Mencari kesempatan dalam kesempitan sekali, jika kamu lumpuh itu bukan salah tunanganku. Kamu sendiri yang sok mau jadi pahlawan, jadi itu adalah resiko yang harus kamu bayar."
"Tolong, apa kamu bisa menjaga ucapanmu. Putriku sedang sakit dan shock dengan kondisinya, tapi kamu malah bicara seenaknya. Apa kamu tidak punya perasaan?" tanya Megan sebagai seorang ibu dia tidak rela mendengar ucapan Sahara pada Bellova.
"Kenapa tidak terima. Anak Anda yang memulainya, seenaknya meminta orang lain menikahinya."
Bellova yang dicecar habis-habisan, seketika tertawa. Membuat semua orang menoleh dan menatapnya dengan heran, air matanya mengalir tapi dia malah tertawa semakin membuat semua orang kebingungan.
"Hahaha, lihatlah. Kamu bahkan sudah bertunangan, lalu apa yang akan kamu lakukan untuk bertanggung jawab. Jadi jangan hanya bicara saja, saat Anda sendiri tidak bisa melakukan apapun. Sana pergi! Aku benar-benar muak!" pekik Bellova setelah meluapkan apa yang dirasakannya.
"Aku akan bertanggung jawab, aku ini laki-laki. Kamu lihat saja apa yang bisa aku lakukan, ayo Sahara kita bicara di luar!" ajak Nick dan menarik Sahara untuk keluar.
"Tidak, aku tidak mau keluar. Nick kamu bicara apa, tanggung jawab apa maksudnya. Kamu tidak benar-benar hendak menikahi wanita itu kan?" tanya Sahara memastikan.
Sahara berusaha menahan agar tidak mengikuti langkah Nick, tapi tenaga Nick lebih besar darinya. Hal itu membuat Sahara tetap mengikuti Nick samai di luar, setibanya diluar Nick barulah melepas tangannya.
"Sahara, seharusnya kamu tidak ke sini. Aku akan menyelesaikan urusanku di sini, kamu tidak perlu ikut campur. Semua akan semakin rumit dengan kedatanganmu," ucap Nick menatap tajam ke arah Sahara.
"Apa? Kamu bicara seperti itu bukan karena benar-benar ingin menikahinya, kan? Kita ini akan menikah, Sayang. Bukan hanya berpacaran, apa kamu memikirkan hubungan dua keluarga kita? Apa karena wanita itu menyelamatkanmu sehingga kamu tega melakukan ini padaku?!"