Ke acara Jamuan

1129 Kata
"Mana, Tuan Nick?" tanya Bellova terdengar kecewa "Tuan di mobil, katanya biar bisa langsung pergi. Ayo kita pergi sekarang, Nona!" ajak Sean. "Hemz," dehem Bellova menyahuti Sean. Bellova langsung menjalankan kursi roda elektriknya, tanpa meminta bantuan siapapun. Dia terlihat kesal, berharap melihat reaksi Nick tapi dia malah tidak turun. Sean langsung menyusul diikuti Sally dan Alena, sesampainya di luar Alena dan Sally membantu Bellova naik ke mobil. Nick terlihat sibuk dengan tabletnya saat pintu dibuka, dia bahkan tidak menoleh ke arah Bellova sama sekali. Ingin rasanya Bellova teriak di dekat telinga Nick, begitu dia duduk di sana. Sean langsung memasukan kursi roda di bagasi, Sally memutar untuk duduk di samping kursi kemudi. Alena berdiri menunggu di teras, dia akan masuk jika mobil sudah meninggalkan tempat itu. Sean berpesan pada Alena, sebelum akhirnya naik ke bagian kursi kemudi. Nick menoleh sekilas, seraya bersandar di jok mobil. Bellova yang menatap kesal ke arah Nick tadi, langsung mengalihkan pandangannya. "Cantik, setidaknya kamu memiliki wajah cantik. Jadi tidak membuat malu saat diajak ke acara seperti ini," ucap Nick membuat Bellova ingin sekali menyimpan mulutnya dengan sandal. "Secantik apapun aku, tetap akan membuat malu dengan kondisi ini. Jadi tidak perlu diucapkan seperti itu," ketus Bellova. "Apa yang menimpamu itu karena kecelakaan, itu pun karena kamu mau menyelamatkanku. Itu buka aib yang akan membuatku malu, jadi tegakkan kepalamu jika kamu tidak ingin diremehkan orang lain. Dikalangan seperti ini, orang yang terlihat lemah meskipun dengan kondisi sempurna. Tetap akan menjadi bahan untuk diremehkan jika lemah, jadi jangan perlihatkan kelemahanmu biarpun itu ada. Paham kamu?" tanya Nick. "Iya-iya, Tuan Nick yang terhormat. Saya mendengar dengan jelas perkataan Anda dan memahaminya," jawab Bellova masih kesal. "Bagus," ujar Nick singkat. Andai tidak takut dan Nick bukan suaminya, mungkin Bellova sudah meluapkan semua kekesalannya saat ini pada Nick. Tapi itu hanya kan jadi angan-angannya saja, karena dia hanya bisa memendam rasa kesalnya. Apa salahnya memuji dengan tulus, tanpa kata-kata yang menyakitkan menurut Bellova. Belum lagi, dia terus meminta istrinya untuk tidak menunjukkan kelemahan. Padahal kondisi Bellova saat ini, bukanlah seseorang yang bisa sekuat itu. "Apa Papa akan datang di acara jamuan itu?" tanya Bellova. "Harusnya dia datang, tapi sepertinya dia tau kalau aku akan membawamu. Aku tahu beliau akan ada di sana," jawab Nick. "Jangan asal ngomong kamu, kenapa juga papaku tidak jadi pergi. Kalau memang beliau tidak ada artinya tidak diundang, kamu jangan memfitnahnya begitu." Bellova yang tidak terima Nick mengatakan hal seperti itu tentang papanya langsung membantahnya. "Aku kalau bicara tidak pernah asal, kalau kamu tidak percaya aku akan tanya langsung pada tuan acara. Biar kamu puas dan tidak menuduhku memfitnah, kebetulan papamu tadi menelepon. Dan bertanya apakah aku akan datang, tentu saja aku jujur. Dan beliau langsung bilang jika mungkin tidak bisa hadir, padahal di awal menelpon terlihat bersemangat. Mungkin karena merasa bisa memperkenalkanku sebagai menantunya, tapi begitu mendengar kamu akan ikut beliau membatalkannya. Jadi jangan bilang aku hanya asal ngomong," sahut Nick kesal. "Tapi apa alasannya, kenapa Papaku seperti itu. Jangan bilang karena malu dengan kondisiku?" tanya Bellova menarik lengan Nick agar menatapnya. Nick hanya mengendikkan bahunya, Bellova merasa hancur mendapati kenyataan jika papanya lebih malu memiliki putri yang lumpuh. Tapi tiba-tiba Bellova mendapatkan pikiran lain tentang Nick, yang malah memilih mengajaknya pergi. "Kalau papaku saja malu, lalu kenapa kamu malah mengajakku. Kamu tidak sedang ingin mempermalukanku dengan kondisiku saat ini, kan?" tanya Bellova menuding Nick. "Hahaha, tidak semua orang seperti papamu, Bellova. Jadi jangan kamu pukul rata, terus kamu bisa seenaknya menuduh orang lain hanya karena perbuatan papamu. Apa kamu pikir aku bodoh ingin mempermalukanmu, kamu itu istriku. Jika aku mempermalukanmu, artinya aku mempermalukan diriku." Nick tertawa mendengar ucapan Bellova, meskipun sebenarnya dia kesal juga. "Lalu kenapa kamu mengajakku, bukankah aku hanya akan membuatmu malu. Aku ini hanya perempuan lumpuh, yang akan dipandang sebelah mata oleh orang lain." "Bukankah aku pernah berjanji, akan memberitahu orang-orang tentang pernikahan ini. Lalu apa salahnya aku membawamu, hal yang papamu tidak tau adalah jika kamu itu penyelamat. Yang pantas dibanggakan, kalau dia malu ya itu masalah dia." Nick sampai sedikit kasar dengan menyebut dia pada mertuanya itu. "Heh, penyelamat tapi tidak dianggap ada. Bahkan menyentuhku saja kamu jijik," gumam Bellova pelan. "Itu masalah berbeda, jangan kamu samakan dengan kondisi sekarang." Nick ternyata mendengar ucapan Bellova meskipun sangat pelan. Sean dan Sally terlihat salah tingkah dengan perbincangan kedua orang itu, mereka sebenarnya merasa iba melihat Bellova yang harus mengetahui sikap Papanya. Seharusnya tuan mereka tidak perlu memberitahu Bellova tentang papanya. Mereka yakin Bellova pasti terluka dengan sikap papanya, tapi Sean yakin Nick punya tujuan tersendiri dengan mengatakan hal itu. Meskipun dia tidak tau apa yang Nick pikirkan sebenarnya. Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, Sean mengeluarkan kursi roda Bellova. Nick keluar dan menyuruh Sally yang hendak membantu Bellova untuk minggir, ternyata dia menggendong Bellova dan meletakkannya di kursi roda. Beberapa orang yang mengenal Nick sempat berhenti, sebelum masuk ke hotel tempat jamuan diadakan. Sally membantu mendorong kursi roda Bellova, sementara Nick memegang tangan Bellova. Entah apa yang ingin Nick tunjukkan, Bellova sama sekali tidak bisa menebak pikiran pria yang jadi suaminya itu. Setibanya di ballroom yang sudah di sulap menjadi tempat jamuan, yang empu acara langsung menghampiri Nick. "Wah, saya pikir tuan Nick tidak akan datang. Saya merasa terhormat karena Anda mau datang ke acara anniversary pernikahan kami, perkenalkan ini istri saya Helena." Tuan Albert menyambut Nick dan memperkenalkan istrinya. "Saya sedang punya waktu, jadi berusaha memenuhi undangan Anda. Selamat untuk peringatan pernikahannya, perkenalkan ini istri saya Bellova." Nick pun tidak mau kalah, memperkenalkan Bellova sebagai istrinya. "Jadi tuan Nick sudah menikah? Tidak ada kabar tau-tau sudah menikah saja, apa saya sendiri yang tidak diundang?" tanya tuan Albert. "Tidak-tidak, saya memang tidak mengadakan acara pesta pernikahan. Karena dia baru pulih dan belum boleh terlalu lelah, jadi kami hanya membuat acara keluarga. Dia adalah wanita yang sudah menyelamatkan nyawa saya, membuat saya bisa berdiri di sini sekarang. Jika bukan karena dia mungkin saya tidak akan ada di sini, kecelakaan yang akhirnya membuat dia kehilangan kemampuan berjalannya." Nick terlihat bangga menceritakan kejadian yang menimpanya, beberapa orang ikut mendengarkan. "Jadi ada yang hendak mencelakai Anda, Tuan Nick. Apa pelakunya sudah di tangkap?" tanya tuan Albert. "Pelaku yang mengemudikan mobilnya sudah tertangkap beberapa hari lalu, tapi dalang yang sebenarnya belum berhasil di bongkar. Karena tersangka tidak mau membuka mulut, tapi polisi pasti akan menemukan bukti. Jika ada dalang lain dari kejadian itu," jelas Nick. "Semoga saja dalangnya segera ditangkap, berani sekali bermain-main dengan Anda. Ayo silahkan nikmati jamuannya, nyonya Bellova juga." Tuan Albert akhirnya meminta Nick dan Bellova untuk menikmati jamuan yang disiapkan. Mereka pun berjalan mencari meja yang masih kosong, Nick terus memegang tangan Bellova seperti pria yang sangat menyayangi istrinya, beberapa tamu yang mengenal Nick menghampiri dan berkenalan dengan Bellova. Berkat Nick Bellova bisa bersikap biasa saja, tanpa merasa minder dengan kondisinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN