“Arfi! Berhenti! Jangan berucap seperti itu! Atau kamu akan menyesal di sisa hidupmu!” Diana tampak gusar dengan kenekatan Arfi yang masih saja menyalahkan Kinan. Arfi mengibaskan tangan Diana yang memegang erat lengannya, mencegahnya mendatangi Kinan. “Pergi kamu! Jangan berani menampakkan wajahmu di sini! Seharusnya, seharusnya kamu yang ada di dalam tanah itu! Bukan Ella! Seharusnya kamu yang mati! Pergi kataku!!” Kembali Arfi berteriak marah. Kinan hanya diam membisu. Kebisuan itu mampu membekukan tubuhnya, tidak hanya tubuhnya tapi juga mulutnya terbungkam oleh sembilu yang dilontarkan Arfi. Tangannya menggenggam erat ujung bajunya. Tanpa terasa mata mereka bersirobok. Tidak ada rasa iba pada diri Arfi, mata itu menyorotkan kebencian teramat sangat pada Kinan. “Arfi, diam kamu! I