Tahun kedua koas. "Yakin mau naik bis kampus saja?" "Harus begitu." Ia memang tampak malas berbasa-basi. Meskipun pada mamanya sendiri. Perempuan itu menghela nafas panjang. Ia melihat anaknya berangkat diantar sopir pagi ini menuju kampus. Padahal belum lama di rumah usai koas terakhir. Laku kini harus berangkat lagi menyambung koas di tempat baru yang berdasarkan pembagian, Nisa mendapatkan jatah di Sukabumi. Sementara di kampus, suasana sudah cukup ramai. Apalagi dengan kehadiran wajah yang tak begitu asing. Belum lama, lelaki itu baru saja wisuda profesi dokter. Yeah, ia sudah menyandang profesi itu. Apakah Nisa tahu? Tahu dari mulut-mulut orang. Ia benar-benar merasa marah saat mengetahui hal itu dari orang lain. Tapi tak bisa berbuat apa-apa bukan? Hamas meninggalkannya dan it