Tak Berbalas

3007 Kata

"Jangan kebablasan," ingat mamanya. Ia hanya berhoam ria. Ramadhan memang datang begitu cepat hingga ia tak terasa. Ia mulai terbiasa dengan koas yang melelahkan. Lebih banyak menguras tenaga disaat masa-masa Ramadhan seperti ini. Jujur saja, ia lelah. Kemudian tidaknya ia mendapatkan satu hari libur. Meski berbagai laporan menunggu. Namun kini ia hanya sebodo amat. Begitu berbaring sebentar, suara bel di pintu begitu mengusik. Ia menarik nafas. Mamanya tentu berangkat untuk berbelanja makanan. Adiknya? Ohooo. Arga yang baru tiba kemarin di rumah sudah kelayapan hari ini. Entah ke mana. Palingan ya hanya main bersama teman-teman SMA. Papanya sudah jelas masih bekerja. Jadi lah ia di sini. Di dalam rumah sendirian. Kemudian bergerak mengambil kerudung dan keluar ogah-ogahan. Jujur saj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN