Beberapa hari ini, ia benar-benar tak bisa mengontrol dirinya lagi. Ia ingin sekali berbicara dengan Hamas. Meminta kejelasan atas dua tahun di mana Hamas meninggalkannya begitu saja. Tak ada satu patah kata pun yang dikatakan Hamas padanya. Itu yang membuatnya marah bukan? Lalu kini? Ia tidak marah. Ia rindu. Ia ingin tahu apa alasan Hamas meninggalkannya. Setelah pertunangan dan hubungan yang menurutnya cukup dekat. Baginya sih begitu. Meski ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan perasaan Hamas. Iya kan? Maka itu ia selalu berusaha mencari celah untuk mendekati Hamas. Tapi ia tak ingin orang-orang tahu. Karena ia tak mau orang lain tahu apa yang terjadi antaranya dan Hamas yang sebenarnya. Ya malu dan gengsi juga. Dari sejak pagi ia terus memantau Hamas. Berharap ada celah untu