BAB 7

2010 Kata
Musim panas adalah waktu di mana kita semua bisa bersenang-senang dan menikmati liburan bersama, entah itu dengan keluarga, sahabat, atau kekasih. Itu adalah masa-masa yang sangat indah dan menyenangkan, ketika kita merasa bahagia karena bisa menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kita sayangi. Dari awal tahun baru saja, aku selalu menunggu datangnya musim panas karena hanya musim itulah yang selalu membuatku merasa sangat hidup dan merasa gembira, di momen itu pula aku sering menghabiskan waktuku dengan membuat sebuah karya di kamarku. Aku suka sekali menggambar dan hasil gambarku cukup bagus jika didasarkan dari penilaian-penilaian teman-temanku, tapi meskipun begitu, aku masih merasa belum cukup dan terus berlatih sehingga aku terus membuang waktuku dengan sendirian di kamar. Namun, pada musim panas, aku selalu menyempatkan waktu untuk keluar atau menyeimbangkan waktuku sendiri dan bersama orang-orang yang kusayangi. Terkadang anak-anak di rumah sering mengetuk-ketuk pintu kamarku untuk memaksaku bermain di luar bersama orang-orang di sana, tapi aku selalu menolak, meski pada akhirnya aku akan ikut keluar untuk melihat pemandangan dan situasi depan rumahku yang damai dan tentram. Aku selalu bahagia jika musim panas datang, karena selain waktu liburku banyak, aku juga diberikan banyak sekali kesempatan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang sulit untuk ditemui jika di hari-hari biasa. Ibuku sering membuat sebuah acara seru untuk kami semua nikmati bersama di halaman rumah, terkadang dia memanggang barbeqyu atau sekedar mengobrol ria di sana dengan tawa canda sambil meminum jus dingin yang lezat dan mengemil sekotak burger, pizza, dan stik yang asin. Aku terkadang ikut bergabung bersama mereka di sana, meski obrolannya terkadang tidak nyambung atau tidak sefrekuensi dengan pemikiranku, tapi aku terus berusaha untuk menyeimbangkan suasana sehingga aku maupun mereka bisa saling menikmati waktu-waktu penuh kebersamaan seperti ini. Aku juga suka melihat anak-anak yang sangat bersemangat, mereka terkadang berenang di sungai dan pulang dengan basah kuyup. Mereka pasti akan dimarahi habis-habisan oleh orangtuaku, tapi disitulah letak kesenangannya, karena itu adalah pemandangan dan situasi yang sangat konyol sekaligus sangat indah. Aku akan selalu mengingat masa-masa itu karena aku sadar semua itu tidak akan bisa bertahan selamanya, akan ada kalanya mereka yang kini anak-anak, akan dewasa dan meninggalkan rumah sehingga aku akan sendirian di sini tanpa siapapun yang menemaniku. Aku selalu mengalihkan pikiranku agar tidak terlalu memikirkan hal-hal semacam itu karena aku tidak ingin terus-terusan merasa khawatir soal masa depan atau waktu yang akan datang. Aku tidak ingin membuat mentalku semakin buruk jika terus-menerus mencemaskan masa depan yang sangat tidak pasti. Terkadang jika sedang bosan, aku akan meluangkan waktu untuk duduk di bawah pohon di taman halaman rumahku, aku akan mengamati situasi dengan tersenyum dan dengan meneguk segelas air putih dingin. Itu adalah pemandangan yang sangat asri dan sejuk, aku selalu ingin terus berada di situasi seperti itu karena itu benar-benar menenangkan hati dan pikiran. Aku butuh tempat peristirahat semacam itu untuk melupakan sejenak soal kesibukan dunia kerja yang sangat sibuk dan melelahkan. Aku terkadang bingung pada diriku sendiri karena di satu sisi aku ingin sendirian, tapi di sisi lain, aku juga ingin bersama orang lain. Entahlah, mungkin aku ini ambivert, karena aku merasa sangat labil dan penuh dengan pertimbangan jika menyangkut soal bagaimana interaksi sosialku. Orang-orang sering bingung pada diriku sendiri karena terkadang aku sangat aktif dan ceria, tapi pada waktu yang bersamaan, terkadang aku tiba-tiba pasif dan murung, bukan, itu bukan karena ada masalah atau semacamnya. Tapi terkadang aku harus mengisi energi untuk memulihkan tenaga agar aku bisa kembali aktif lagi seperti biasa dengan orang-orang. Aku tidak terlalu suka jika diriku dikategorikan sebagai introvert karena menurutku aku bukan orang seperti itu, aku sangat jauh dari itu. Aku masih suka menghabiskan waktu bersama orang lain, aku juga suka nongkrong dan tertawa-tawa dan berpesta bersama orang lain. Tapi di sisi lain, aku juga terkadang lebih suka sendirian di kamar, mengerjakan sesuatu yang kusenangi, seperti menggambar dan menulis. Aku suka melakukan itu dan terkadang aku lupa soal waktu jika sudah melakukan hal-hal semacam itu. Bagiku, menggambar dan menulis adalah pemulihan energiku yang lain, selain menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kusayangi. Aku suka kalau suasana tenang dan cuaca yang cerah, itu adalah saat-saat yang sangat cocok untuk menggambar dan menulis, tapi terkadang aku bosan dan lelah sendirian. Aku juga bisa merasa muak jika terus-menerus sendirian, itulah kenapa aku masih sangat membutuhkan keberadaan seseorang. Aku senang dan beruntung karena aku masih punya sahabat yang dapat kubagikan curhatan dan senang-senang bersama, meskipun mereka tidak sempurna, maksudku mereka juga terkadang menyebalkan dan menyakiti hatiku, tapi terlepas itu semua, mereka menerimaku apa adanya dan sangat menyayangiku. Aku senang bisa bersama mereka, dan bisa mengenal mereka. Aku yakin mereka juga merasa demikian padaku. Aku selalu teringat soal melodi yang indah jika mengingat soal indahnya mengobrol, dan tertawa bersama mereka. Sahabat bagiku adalah orang-orang yang telah dekat dan memahami bagaimana aku yang sebenarnya. Mereka tahu baik buruknya diriku dan aku tahu mereka tidak terlalu mempermasalahkannya karena sebaliknya aku juga tahu baik buruknya mereka, dan sama seperti mereka, aku tidak terlalu mempermasalahkan itu. Aku selalu meyakinkan diriku untuk tidak terlalu jatuh pada keputusasaan jika suatu hari sahabat-sahabatku meninggalkanku karena diri sendiri adalah yang sangat penting, aku tidak perlu memikirkan hal-hal lain selain bagaimana hidupku sendiri. Sedekat apapun sahabatku, ikatan kami masih sangat rapuh. Kapan saja ikatan itu bisa putus dan aku harus selalu siap soal itu karena memang tidak ada yangg abadi di dunia ini, bahkan hubungan keluarga saja bisa putus kapan saja dan itu benar-benar harus dijaga sedemikian rupa jika hubungan itu memang sangat istimewa dan sakral bagi kita. Namun jika hubungan itu tidak terlalu kita anggap sebagai sesuatu yang spesial, maka tidak masalah jika kita ingin mengakhirinya karena pada akhirnya kita akan memutuskan segalanya sendiri, termasuk keberadaan kita sendiri. Mungkin ini terkesan sensitif, tapi sejujurnya memang begitulah dunia yang sebenarnya. Tidak ada yang benar-benar peduli dengan kita jika kita tidak memberi manfaat dan keuntungan untuk mereka, itulah pahitnya harus hidup di peradaban manusia. Akan selalu ada sikap-sikap yang tidak enak untuk didengar atau dilihat tapi begitulah dunia. Kita tidak bisa mengontrol apa yang orang lain lakukan atau katakan, tapi kita bisa menutup mata dan telinga kita. Menurutku itulah yang paling penting dari apapun. Buang-buang waktu jika kita masih saja menganggap bahwa kita bisa mengendalikan orang-orang yang mengatakan sesuatu yang buruk, itu tidak akan pernah bisa, kita tidak bisa mengendalikan hidup mereka. Yang perlu dan bisa kendalikan hanyalah diri kita sendiri dan hanya itulah yang penting. Terserah orang-orang mau bilang atau berbuat apa pada kita, yang penting kita tidak melakukan hal yang sama seperti mereka, kita harus berusaha menahan emosi kita agar tidak berakhir seperti mereka. Mau bagaimanapun, kita bukanlah apa-apa dibandingkan dengan dunia yang luas ini. Kita hanyalah sebutir debu jika diperbandingkan, tapi mau seremeh apapun kita, kita tetap harus percaya diri karena mau bagaimanapun keberadaan kita sangat berpengaruh bagi hidup orang lain dan aku yakin itu semua akan menjadi sesuatu yang sangat istimewa bagi kita di kemudian hari. Ada kalanya kita juga harus mengalah pada keadaan karena mau bagaimanapun kita berusaha, hasilnya akan tetap sama, atau meskipun ada peluang keberhasilan, itu sangat sulit untuk dicapai. Bagus jika kita punya sikap yang pantang menyerah, tapi jika kita mudah emosional dan tidak sabaran, lebih baik tinggalkan itu dan fokus pada hal yang lain. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan selain itu semua. Percayalah, dunia adalah tempat yang sangat majemuk, berbagai hal tidak ada yang sama disini, selain itu penduduk dunia itu sangat beragam. Setiap manusia tidak ada yang sama, itulah uniknya dunia yang kita tempati. Ada berbagai ras manusia yang hidup di dunia dengan jutaan kebudayaan, bahasa, dan suku yang berbeda-beda. Bayangkan betapa majemuk dan beragamnya dunia yang kita tinggali, itulah mengapa kita tidak bisa asal menstereotipkan manusia hanya dari asalnya saja karena bahkan satu ras atau satu suku pun akan sangat berbeda-beda. Kita harus menghargai setiap manusia apapun itu bentuknya, karena kita semua sama-sama manusia, dan tinggal di bumi ini. Itulah persamaannya jika kita memang ingin melihat apa kesamaanya dari manusia satu ke manusia yang lain. Aku juga terkadang memikirkan bagaimana jika kita terlahir di planet yang berbeda, pasti segalanya sangat berbeda. Aku tidak pernah mengira akan seperti apa bentuk kita semua sebagai makhluk cerdas di planet manapun, tapi aku yakin pada satu hal, bahwa mau kita lahir di planet manapun, sebagai apapun, tujuan kita pada akhirnya sama, yaitu menyebarkan kasih, cinta, dan sayang pada semua makhluk hidup di alam semesta ini. Itu memang terkesan sangat utopis sekali, tapi memang begitulah hasrat yang sebenarnya dari semua makhluk yang hidup, kita semua dilahirkan untuk saling menyayangi, mencintai, menghormati, dan membahagiakan orang lain. Menyakiti orang lain hanya karena mereka berbeda adalah hal yang sangat buang-buan waktu dan energi dan berlawanan dari tujuan kita sebenarnya hidup di dunia ini. Aku selalu menggeleng-gelengkan kepala jika seseorang mengatakan bahwa kelompok merekalah yang terbaik karena itu hanya akan menimbulkan perselisihan dan peperangan antar manusia, seharusnya kita tidak perlu mengagung-agungkan kelompok kita karena sejatinya semua orang itu sama, tidak ada perbedaan sama sekali. Di dalam hati kita, isinya sama, kita semua sama-sama cahaya yang bersinar terang dan saling menerangi. Itulah yang kupercaya dan aku rasa semua orang harusnya paham bahwa memang itulah esensi dari kita semua dilahirkan. Tidak ada satu pun kebencian yang dimaksudkan untuk sekedar menyakiti orang lain. Kita memang diberikan sebuah kehendak bebas, tapi bukan berarti kita menggunakan untuknya menyakiti dan merugikan orang lain, seharusnya malah sebaliknya, kita harus menggunakan itu untuk melindungi, menolong, dan membantu orang lain. Tidak ada kebencian yang berasal dari hati yang sebenarnya, itu semua hanyalah manifestasi dari emosi dan perasaan kita sebagai manusia, jika kita kembali ke wujud kita yang sebenarnya yaitu cahaya, aku yakin kita akan dipenuhi dengan perasaan penuh cinta dan kasih sayang. Itu semua adalah hal yang sangat kuyakini. Aku tidak perlu menghabiskan waktuku untuk menyerang atau menyakiti orang lain, karena bagiku semua orang di sekitarku adalah sama. Kami semua sama-sama makhluk yang dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang. Tidak ada alasan untuk membenci mereka, banyak hal yang seharusnya kita lakukan atas nama keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan. Aku suka tersenyum jika pikiranku tiba-tiba mengalir ke hal-hal yang sangat berat dan rumit. Aku juga sering bingung dengan diriku sendiri karena mestinya aku tidak perlu memikirkan hal-hal yang serumit itu karena hidupku saja sudah melelahkan. Entahlah, aku juga heran pada hal ini, tapi aku cukup menikmati itu jika otakku sudah bergerak ke sana, aku merasa itu adalah sebuah sinyal bahwa aku memang punya peluang untuk membahas hal-hal yang berat, dan jika aku diberikan kesempatan untuk bertemu dengan para filsuf, mungkin aku akan sangat gembira. Aku tidak pernah menganggap ini sebagai kekurangan atau aib, karena ini bagiku adalah keunikan dari diriku sendiri. Kita semua tahu bahwa setiap manusia itu punya keunikannya masing-masing. Dan sudah seharusnya kita sadar bahwa tidak ada yang perlu dibanding-bandingkan dengan satu manusia dan manusia lainnya, karena semua itu adalah keberagaman dan sebuah kemajemukan seharusnya dirayakan dengan meriah karena cinta dan kasih sayang adalah yang hal utama dibandingkan kebencian, prasangka, dan peperangan. Terlalu banyak manusia yang saling membenci sehingga kita tidak pernah memberikan diri kita kesempatan untuk saling memahami, mengerti, dan merangkul orang-orang yang berbeda. Aku sepertinya harus meminimalisir keaktifanku di grup karena entah kenapa, aku terlalu aktif dan itu sangat mengganggu keseharianku. Aku bahkan lupa bahwa daftar tontonan dan kerjaanku semakin menumpuk dari hari ke hari. Itu sangat sibuk tapi aku masih saja menghabiskan waktu di grup dan itu sangat aneh. Aku yakin sekali jika aku tidak aktif selama berminggu-minggu di grup, semua orang pasti akan merasa aneh, dan mulai mencari-cariku. Namun, aku tidak perlu menjaga jarak dengan orang lain, jika ada orang yang menghubungiku secara pribadi maka aku hanya perlu membalasnya saja, tapi aku juga tidak perlu terus-menerus mengikuti pembicaraan di grup karena itu hanya akan membuatku lupa pada waktu. Lagipula, selama ini pembicaraan di grup kebanyakan hanya menyakiti diriku sendiri. Aku tidak tahu sejak kapan aku jadi seperti masokis seperti ini. Aku bahkan sudah lelah jika harus terus mengumbar aibku pada mereka. Mereka sudah tahu segalanya tentangku sekarang dan aku sudah sangat lelah dengan mereka. Tapi meskipun begitu, aku tidak ingin keluar dari grup, aku hanya ingin beristirahat saja dan tidak ikut nimbrung di grup, karena aku ingin menghabiskan waktuku dengan melakukan kegiatanku yang sudah seharusnya kulakukan sejak dulu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN