Bab 5

1395 Kata
Alfred menatap layar komputernya dengan mata yang memerah karena merasa lelah. Hari ini dia kembali menghabiskan waktunya di dalam kantor miliknya setelah seharian mengajar di kampus. Ada banyak sekali pekerjaan Alfred yang masih menumpuk sehingga dia memutuskan untuk menyelesaikan semuanya malam ini juga. “Apakah ada yang mau kopi? Aku pikir aku harus meminum banyak kopi jika aku ingin tetap sadarkan diri” Kata Hugo, salah satu anak muda yang bergabung dengan tim Alfred untuk melakukan penelitian terhadap proyek besar yang sedang dikerjakan oleh Alfred. “Belikan satu gelas untukku, Hugo” Kata Alfred sambil mengusap matanya yang terasa memanas. Astaga, sejak pagi mata Alfred terasa berkedut tanpa alasan yang jelas. Ini sungguh hal yang aneh. “Belikan untukku” Kata Austin yang duduk di samping Alfred. “Aku juga mau, tapi aku tidak punya uang, jadi tolong belikan dengan uangmu dulu, Hugo” Kata Felix, seorang pria yang usianya hampir sama dengan Alfred. “Apa-apaan itu? Aku tidak akan tertipu dengan kata-katamu lagi, pak tua. Dasar, memangnyaaku bank berjalan?” Hugo mengomel dengan suara keras hingga membuat Felix tertawa pelan. Alfred menghembuskan napasnya dengan pelan lalu menyerahkan beberapa lembar uang kepada Hugo agar pria muda itu membelikan mereka semua kopi. Ya begitulah pekerjaan Hugo, dia memang masih awam di dalam dunia Alfred, tapi dia pemuda yang baik jadi Alfred mencoba untuk memaklumi tingkah lakunya. “Apakah hari ini Charlotte tidak datang untuk memberikan kita semua makanan? Aku sungguh kelaparan..” Kata Hugo ketika dia berdiri di samping Alfred. Alfred menatap jam dinding yang ada di depannya, sudah lebih dari jam makan malam tapi kekasihnya itu belum juga datang ke sini. Sebenarnya Alfred juga tidak pernah meminta Charlotte untuk datang sambil membawa masakan untuk mereka berempat, tapi biasanya Charlotte memang melakukan itu. Charlotte adalah salah satu dari tim penelitian Alfred beberapa tahun yang lalu tapi sejak berkencan dengan Alfred, wanita itu memilih untuk mengundurkan diri dari tim ini karena merasa tidak enak. Ya, semua orang memang akan memperlakukan Charlotte dengan berbeda karena statusnya yang adalah kekasih Alfred. Charlotte merasa sungkan karena beberapa teman-temannya menatapnya sebagai sosok yang lain seakan di sini Charlotte harus selalu diistimewakan. “Apa-apaan kau, Hugo? Memangnya dia petugas catering sehingga kau jadi selalu mengharapkan kedatangannya?” Tanya Austin dengan cepat. Alfred menatap Hugo yang tampak salah tinggah. Pemuda itu tersenyum kikuk lalu menundukkan kepalanya. Alfred menghembuskan napasnya dengan pelan lalu kembali mengeluarkan dompetnya untuk memberikan uang tambahan kepada Hugo. “Belilah makanan yang kau mau. Aku juga merasa lapar” Kata Alfred dengan tenang. Setelah kepergian Hugo, Alfred mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan singkat kepada Charlotte. Ini sudah cukup malam. Ketika Alfred pulang lebih malam, biasanya Charlotte akan langsung menghubunginya hanya untuk memastikan keberadaan Alfred. Jika seperti ini Alfred jadi merasa khawatir akan keadaan Charlotte. Setelah menunggu lebih dari 15 menit, Alfred tetap tidak mendapatkan jawaban apapun dari Charlotte. “Aku akan keluar sebentar untuk menghubungi Charlotte..” Kata Alfred sambil melangkahkan kakinya untuk keluar ke arah balkon. Alfred mencoba untuk menghubungi Charlotte tapi hingga panggilan ke tiga, Alfred tetap tidak mendapatkan jawaban. Jika panggilan ini tetap tidak mendapatkan jawaban, maka Alfred akan pulang saat ini juga untuk memastikan jika kekasihnya itu baik-baik saja. Charlotte tidak biasanya menghilang seperti ini. Sekalipun Alfred sering mengabaikan pesan singkat darinya, biasanya setiap jam Charlotte akan tetap mengirimkan pesan. Ketika panggilan akan terputus, saat itu juga Alfred mendengar suara Charlotte di seberang sana. “Ya, Alfred? Ada apa?” Tanya Charlotte. Dari suaranya saja Alfred tahu jika Charlotte baru bangun tidur. Ada apa dengan wanita itu? Dia tidak biasanya tidur di jam seperti ini. “Apakah kau baik-baik saja?” Tanya Alfred dengan tenang. Jujur saja di usianya yang sudah cukup tua, ini bukan lagi waktu yang tepat untuk menjalin hubungan layaknya anak muda yang selalu menuntut untuk diberi kabar setiap saat. Tapi ini memang tidak biasa. Charlotte seakan menghilang karena sejak sore wanita itu sama sekali tidak menghubungi Alfred. Charlotte biasanya melakukan hal seperti ini ketika dia sibuk bersama dengan temannya dan ketika dia sedang sakit. Sejak pagi Charlotte tidak mengatakan jika dia akan bertemu dengan teman-temannya jadi Alfred khawatir jika Charlotte sedang sakit saat ini. “Aku tidak percaya jika kau menanyakan ini. Aku memang sedang tidak sehat, aku tidur sejak sore..” Jawab Charlotte sambil tertawa pelan. Alfred menghembuskan napasnya. Wanita itu memang sedang sakit. Astaga, di tempat ini sedang ada banyak sekali pekerjaan sehingga Alfred tidak akan mungkin bisa pulang untuk melihat keadaan Charlotte. Tapi bagaimana mungkin Alfred membiarkan Charlotte sendirian di rumah ketika wanita itu sedang sakit? Selama ini Charlotte selalu menjadi satu-satunya orang yang akan merawat Alfred ketika dia sedang sakit. Charlotte sangat jarang sakit sehingga Alfred juga jarang merawatnya. Sekarang wanita itu sedang sakit, rasanya sangat tidak baik jika Alfred membiarkan dia sendirian di rumah. “Sudah meminum obat? Apakah kau butuh dokter? Ada salah satu temanku yang bisa kuminta datang ke rumah jika memang kau membutuhkan dokter” Kata Alfred dengan pelan. “Tidak. Aku hanya merasa mual selama beberapa saat, kepalaku juga sedikit pusing, tapi sekarang aku baik-baik saja. Aku mungkin hanya butuh sedikit istirahat saja..” Kata Charlotte. Alfred menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Baiklah, aku akan berusaha untuk pulang malam ini. Hubungi aku jika ada masalah” Kata Alfred. Setelah menghubungi Charlotte, jujur saja pikiran Alfred jadi semakin tidak tenang. Dia ingin pulang dan memastikan keadaan Charlotte. Wanita memang selalu seperti itu, dia mengatakan jika semuanya baik-baik saja padahal sama sekali tidak. Alfred merasa sangat khawatir saat ini. “Bisakah kalian bekerja sendiri malam ini? Kurasa aku harus pulang dan melihat keadaan Charlotte” Kata Alfred ketika dia kembali ke ruangan kerjanya. Di sana sudah ada Hugo yang datang dengan empat gelas kopi dan empat bungkus makanan cepat saji kesukaan pemuda itu. “Memangnya apa yang terjadi pada Charlotte?” Tanya Felix dengan pelan. “Sepertinya dia sakit. Dia mengatakan jika sejak sore kepalanya pusing, dia juga mual. Kurasa aku harus pulang saat ini dan melihat keadaannya yang sebenarnya. Apakah kalian bisa bekerja sendiri?” Tanya Alfred dengan pelan. “Semua ini akan segera selesai satu jam lagi. Jangan khawatir, kau bisa pulang sekarang” Kata Austin yang masih tampak sibuk dengan komputer miliknya. “Apakah Charlotte sedang mengandung?” Tanya Hugo. Jujur saja, diantara semua pertanyaan aneh yang sering Hugo ajukan, pertanyaan yang satu ini benar-benar membuat Alfred terkejut. “Apa-apaan kau ini, Hugo?” Tanya Felix. “Itu bisa saja terjadi. Aku pernah melihat kasus semacam itu. Seorang wanita akan mual dan pusing ketika mengandung..” Kata Hugo dengan santai. “Sok tahu sekali anak muda ini. Memangnya siapa yang sedang kau bicarakan? Kekasihmu?” Tanya Austin sambil memberikan tatapan mengejek ke arah Hugo. “Dia tidak punya kekasih, Austin” Alfred berbicara sambil tersenyum geli. “Hei, jangan menatapku seperti itu. Jujur saja saat ini ibuku sedang mengandung, jadi aku tahu beberapa tanda wanita yang sedang mengandung” Jelas hugo. Alfred benar-benar merasa terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Hugo. Astaga, bagaimana mungkin seorang pria yang sudah berusia 28 tahun akan segera memiliki adik lagi? “Sudahlah, aku akan pulang saja. Jika kalian sudah selesai, kunci pintunya dan tutup jendela balkon. Biasanya salju masuk lewat jendela itu” Kata Alfred. Entah kenapa sekarang kepala Alfred dipenuhi dengan berbagai kemungkinan yang ada. Bagaimana jika Charlotte memang benar-benar mengandung? Alfred memiliki putri yang sudah berusia 17 tahun. Selama ini Alfred sudah merasa cukup dengan keberadaan putrinya, Aurora, sekalipun anak itu tinggal sangat jauh darinya. Tapi Charlotte yang memang masih sangat muda itu pasti juga menginginkan seorang anak. Selama ini Charlotte tidak pernah mengatakan jika wanita itu ingin memiliki anak. Setelah keluar dari tim penelitian ini, Charlotte banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan pemotretan karena dia seorang wanita yang cukup terkenal di media sosial. Charlotte sangat menyukai tubuhnya yang langsing dan sempurna, sepertinya dia juga belum siap jika tubuhnya akan berubah bentuk karena melahirkan. Astaga, lalu bagaimana jika Charlotte memang benar-benar mengandung? Alfred pernah berada di posisi semacam ini ketika mantan istrinya mengandung. Jujur saja tidak ada pria yang merasa siap untuk menjadi seorang ayah sekalipun sebelumnya dia telah memiliki seorang anak. Alfred tidak siap dengan segala konsekuensi yang harus dia terima. Menjadi seorang ayah artinya menjadi panutan untuk anaknya. Alfred merasa jika hidupnya masih belum berhasil. Apa yang harus dia lakukan jika dia memang memiliki anak lagi? Oh ya Tuhan, Alfred memikirkan banyak hal yang masih belum tentu terjadi. Bagaimana mungkin Alfred sebodoh ini?    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN