Washington. D.C (US)
Sambungan telepon mulai kembali membaik setelah hampir 4 jam kemudian. Alfred berhasil menghubungi tim pemerintahan untuk membuat janji pertemuan karena berita mengenai meledaknya nuklir di kawasan Asia Timur telah tersiar ke seluruh dunia. Kerusakan parah melanda benua Asia dan Australia. Beberapa negara di Eropa juga sudah mengalami gelombang dingin yang datang beberapa jam setelah ledakan tersebut.
“Bagaimana? Apakah pemerintah mau menemui kita?” Tanya Austin begitu Alfred selesai melakukan pembicaraan dengan perwakilan tim pemerintah.
Tidak banyak hal yang bisa dilakukan oleh Alfred selama hampir 4 jam belakangan, dia hanya duduk diam sambil mengamati gerakan angin dingin yang mulai mendekat ke arah benua Eropa. Benar saja, beberapa saat yang lalu Alfred mendapatkan kabar jika sebagian besar wilayah Eropa turun salju tebal hingga membuat wilayah tersebut gelap total hingga saat ini. Langit Amerika memang masih terlihat gelap, tapi belum ada tanda-tanda akan turunnya hujan salju di tempat ini. Alfred berharap jika Amerika tidak akan ikut mengalami penurunan suhu.
“Belum ada berita pasti, mereka masih sibuk untuk mengurus mengenai perbaikan listrik. Kurasa mereka masih tidak percaya pada apa yang sebenarnya terjadi..”
“Benua Amerika mengalami penurunan suhu sebesar 5 derajat celsius sejak ledakan tersebut. Aku masih belum bisa memastikan apa yang akan terjadi, tapi sepertinya kita juga akan menghadapi gelombang dingin tersebut..” Austin berbicara sambil menampilkan rekaman satelit yang menangkap pergerakan gelombang dingin.
Alfred tidak terkejut ketika mendengar fakta tersebut. Nuklir yang meledak di kawasan Asia adalah salah satu pembangkit listrik bertenaga nuklir terbesar di dunia. Pengaruh dari ledakannya pasti akan sangat dahsyat.
“Sepertinya aku harus segera pulang untuk memastikan keadaan ibuku..” Kata Hugo sambil mengemasi beberapa barang miliknya.
“Kau serius? Kau akan pulang di saat seperti ini?” Felix tampak tidak percaya ketika Hugo memutuskan untuk meninggalkan kantor ketika mereka sedang melakukan riset besar mengenai perubahan suhu global.
“Aku akan segera kembali, aku harus memperingatkan ibuku untuk tetap berada di dalam rumah. Jika gelombang dingin itu sampai menyapu Amerika, bisa dipastikan jika wilayah kita juga akan membeku seperti beberapa negara di Asia. Saat ini mereka sudah menghadapi suhu yang begitu ekstrem..”
Alfred mengusap kepalanya dengan kasar. Alfred sangat tidak menyukai semua ini. Dia tidak bisa diam saja di dalam kantor sementara putrinya sedang berada di Manhattan.. dia sendirian.
“Sepertinya Amerika tidak akan menghadapi suhu segila itu, kita berada sangat jauh dari ledakan nuklir” Kata Felix.
“Apa kau mendengar suara ledakannya siang tadi?” Tanya Hugo.
“Ya, sepertinya semua orang mendengar ledakan tersebut” Jawab Felix.
“Itu artinya kita berpotensi untuk mendapatkan gelombang dingin sama seperti yang terjadi di kawasan Asia..”
“Pulanglah dan temuilah ibumu, Hugo..” Kata Alfred dengan tenang. Dia tidak ingin membuat anggota timnya jadi bertengkar di tengah keadaan kacau seperti ini.
Entah apa yang sebenarnya terjadi, masih belum ada berita apapun mengenai penyebab ledakan nuklit tersebut. Hampir semua warga yang tinggal di negara tersebut meninggal karena efek radiasi yang disebabkan oleh turunnya hujan hitam yang mengandung zat radioaktif. Sebuah negara adikuasa di wilayah Asia Timur yang belakangan ini menjadi rival Amerika dalam perang dagang yang cukup kontroversial, negara tersebut kini hancur dan menjadi serpihan debu seperti yang terjadi pada kota Hiroshima di Jepang saat perang dunia dua.
Alfred masih sulit mempercayai jika ada satu kawasan lagi yang mengalami kelumpuhan karena ledakan sebuah nuklir.
“Alfred, apakah kita bisa menghubungi ibunya Aurora? Mereka pasti sangat ketakutan karena wilayah New York masih belum berhasil memperbaiki sambungan telepon mereka” Charlotte datang sambil membawakan segelas coklat panas.
Alfred sedang duduk di balik jendela yang terbuka. Penurunan suhu di wilayah Washington, D.C cukup mempengaruhi keadaan sekitar. Tidak ada lagi pejalan kaki yang memenuhi bahu jalan, hanya sedikit kendaraan yang melintas karena saat ini pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap tinggal di rumah setelah peringatan adanya badai diumumkan lewat siaran langsung di televisi.
“Aku tidak memiliki nomor teleponnya..” Jawab Alfred dengan asal.
Menghubungi Abigail adalah hal terakhir yang terlintas di pikiran Alfred. Wanita itu mungkin saja sedang cemas memikirkan Aurora, tapi Alfred tidak bisa melakukan apapun.
“Dia pasti sangat khawatir, Alfred—”
“Lalu apa yang bisa kulalukan? Aku juga tidak bisa menghubungi Aurora, Charlotte!” Tanpa sadar Alfred menaikkan suaranya.
Dia menatap Charlotte yang tampak menundukkan kepalanya.
“Maafkan aku..” Kata Alfred dengan pelan.
“Apa yang terjadi pada New York? Kenapa tidak bisa memulihkan listrik dan sambungan telepon mereka?” Tanya Charlotte.
Alfred berkali-kali menanyakan hal yang sama kepada dirinya sendiri. Kenapa hanya New York yang belum bisa memulihkan energi listrik mereka?
Asia dan Eropa berbatasan langsung tanpa terpisah oleh samudra, namun antara kedua benua tersebut ada sebuah samudra yang menjadi pembatas dengan benua Amerika. Samudra Atlantik Utara yang membentang di wilayah Asia, Eropa, dan Amerika berbatasan langsung dengan New York. Mungkinkah itu penyebab wilayah New York masih belum bisa memulihkan sambungan listrik mereka seperti yang terjadi di wilayah Asia dan Eropa?
“Charlotte, jika terjadi sesuatu yang buruk, apakah kau akan mengizinkan aku pergi untuk menjemput Aurora? Penerbangan dan beberapa transportasi umum tidak beroperasi karena setelah terjadinya gempa, beberapa wilayah mengalami kebanjiran karena gelombang air laun tiba-tiba naik ke permukaan. Kurasa aku akan menjemput Aurora menggunakan mobil”
Alfred telah kehabisan rencana, dia tidak memiliki cara lain.
“Kita tidak bisa menggunakan jalan raya, beberapa jalan ditutup karena hujan lebat hingga menyebabkan banjir”
Alfred tahu apa saja yang akan dia hadapi, bukan hanya banjir, tapi mungkin juga badai salju yang hebat.
“Aku mendengar jika beberapa jalan di Philadelphia ditutup karena sungai Delaware meluber dan merendam wilayah kota”
Jika Alfred tidak segera bertindak, bisa saja terjadi hal yang semakin buruk. Alfred sangat menyesal karena memutuskan untuk tidak jadi menjemput Aurora karena dia memiliki pertemuan penting dengan Profesor Hamilton.
“Tapi Aurora adalah yang paling penting, Alfred..” Kata Charlotte dengan pelan.
Aurora adalah yang paling penting, putrinya adalah yang paling penting.
“Alfred! Kita mendapatkan panggilan dari pemerintah!” Felix berteriak dengan keras dari dalam ruangan kantor.
Alfred langsung bangkit berdiri begitu dia mendengar jika mereka mendapatkan panggilan dari tim pemerintah.
Sesuatu yang baik selalu terjadi di saat yang begitu buruk. Alfred tidak tahu apakah dia harus senang atau justru sedih ketika mendengar tawaran kerja sama yang diajukan oleh pihak pemerintah. Saat ini, Aurora adalah yang paling penting. Tapi tentu saja Alfred tidak bisa menolak undangan yang diberikan oleh wakil presiden untuk menemuinya pada pukul 7 malam.
“Aurora adalah yang paling penting..”
Itulah jawaban yang Charlotte berikan ketika Alfred meminta pendapatnya mengenai tawaran kerja sama yang diberikan oleh pemerintah.
“Ini kesempatan yang tidak akan pernah bisa kita dapatkan untuk yang kedua kalinya, aku tidak percaya aku bersyukur karena terjadi bencana..” Hugo tertawa sambil menatap layar komputernya.
Tidak ada yang menyangka jika pemerintah menghubungi Alfred untuk menawarkan kerja sama karena menurut pengamatan beberapa ilmuan, suhu bumi akan terus menurun karena sinar matahari tidak bisa menembus lapisan karbon yang dilepaskan bersama dengan ledakan nuklir.
“Aku harus menjemput putriku di Manhattan. Setelah melakukan pertemuan dengan wakil presiden, aku akan langsung menuju ke Manhattan..” Kata Alfred dengan pelan.
Austin, Felix, dan Hugo menghentikan pekerjaan mereka untuk menatap Alfred yang sedang duduk di balik layar komputer besar yang menampilkan pergerakan gelombang dingin yang semakin lama jadi semakin tebal.
“Ke Manhattan? Kau akan pergi ke New York?” Tanya Hugo dengan tatapan tidak percaya.
“Di sana belum ada perbaikan listrik. Beberapa jalan menuju ke New York juga ditutup karena banjir..” Kata Felix.
“Putriku ada di sana.. aku tidak bisa meninggalkannya..” Alfred menghembuskan napasnya dengan pelan.
Menunggu hingga pertemuan dengan wakil presiden terasa sangat lama. Alfred ingin segera mengemudikan mobilnya untuk pergi ke Manhattan. Entah jalan mana yang akan dia lewati, yang pasti dia harus segera menemukan Aurora.
“Setelah pertemuan dengan wakil presiden, kita akan memiliki banyak sekali pekerjaan, Alfred. Apa kau yakin akan meninggalkan Washington, D.C?” Tanya Felix.
“Putriku ada di sana, Felix. Apakah kau tidak mendengar kalimatku sebelumnya?” Alfred menatap Felix dengan pandangan kesal.
“Tapi kau yang mengupayakan semua ini, usaha kita akan sia-sia jika kau meninggalkan Washington begitu saja”
Alfred menggelengkan kepalanya dengan pelan. Segalanya akan sia-sia jika Alfred melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan putrinya. Dunia ini, tidak.. semua pekerjaan dan usahanya akan sia-sia jika dia kehilangan Aurora.
Membiarkan Aurora sendirian di New York tanpa ada akses listrik dan jaringan telepon membuat Alfred merasa tidak tenang. Hanya malam ini, Alfred berjanji Aurora hanya perlu bertahan malam ini saja, besok dia akan sampai di Manhattan dan membawa putrinya untuk tinggal di Washington, D.C.
“Kita akan menemui wakil presiden, segeralah menyiapkan materi untuk disampaikan di pertemuan itu. Kurasa mereka tidak hanya mengundang tim kita saja, ada beberapa tim pengamat lainnya yang akan datang untuk membicarakan masalah ledakan nuklir ini” Kata Austin dengan tenang.
Diantara mereka, memang hanya Austin saja yang memiliki pengendalian diri yang lebih baik.
“Oh tidak! Ini tidak mungkin!”
Mereka semua terkejut ketika mendengar Hugo berteriak sambil menunjuk ke layar komputernya. Selama hampir satu jam diselimuti oleh keheningan karena mereka sibuk mencari materi yang relevan dengan ledakan nuklir siang ini, teriakan Hugo benar-benar membuat semua orang terkejut.
Alfred mengangkat kepala dan melihat apa yang sedang terjadi di komputer anak muda itu.
“Aku tahu kenapa New York masih belum bisa memulihkan tenaga listrik mereka..” Kata Hugo dengan suara pelan.
“Apa yang terjadi?” Tanya Felix.
“Benua Eropa sudah diterpa oleh gelombang dingin yang ekstrem. Bagian Australia juga sudah sepenuhnya ditutupi oleh salju dan hujan es beberapa jam yang lalu. Suhu di sana semakin turun sejak sore ini.. Kalian tahu jika New York berbatasan langsung dengan samudra Atlantik utara, bukan? Gelombang laut semakin tinggi karena terjadi badai di tengah samudra, dan arah mata angin menunjukkan jika.. jika New York akan menjadi titik beku dari gelombang dingin tersebut”
Alfred bangkit berdiri dan segera menyingkirkan Hugo dari tempat duduknya. Dia melihat sendiri apa yang terjadi dengan pemeriksaan gelombang dingin yang sejak beberapa jam lalu diamati oleh Hugo. Gerakan gelombang itu menunjukkan satu titik dimana letaknya tepat berada di atas New York.
“Sial!” Alfred mengusap wajahnya dengan kasar.
“Jika kebekuan di Eropa bergerak melewati samudra, maka dalam beberapa hari lagi New York juga akan mengalami kebekuan sama seperti sebagian besar negara di Australia” Kata Hugo.
Alfred menatap Hugo dengan pandangan tidak percaya.
Sampai saat ini Eropa masih belum sepenuhnya memulihkan listrik dan sambungan telepon mereka, tapi tidak terjadi kebekuan di sana. Suhu udara Eropa memang turun lebih dari 10 derajat, tapi di sana masih bisa terkendali. Keadaan berbeda terjadi di Australia yang berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik dengan wilayah Asia Timur. Australia dilanda oleh badai salju yang cukup tebal.
Apa hubungan lautan dengan keadaan ini?
“Eropa tidak mengalami kebekuan, Hugo” Kata Alfred.
“Jika dilihat dari perubahan suhunya, maka kemungkinan besar wilayah itu juga akan menghadapi cuaca dingin yang ekstrem” Kata Hugo sambil menunjukkan catatan suhu Eropa selama musim dingin.
Alfred menatap catatan itu dan membacanya dengan perlahan.
“Semua orang menganggap jika hujan salju di wilayah Eropa merupakan bagian dari musim dingin, tapi jika dipelajari lebih lanjut.. salju tidak akan turun sederas ini ketika kita masih berada di pertengahan Desember”
Alfred sedikit tercengang ketika mendengar penjelasan yang diberikan oleh Hugo. Secara mengejutkan pemuda itu mengatakan hal-hal relevan yang sangat masuk akal dengan keadaan saat ini.
“Dari mana kau mendapatkan otak cerdas itu, Hugo?” Tanya Felix sambil tertawa dengan wajah tidak percaya.
“Aku juga terkejut saat aku mengatakannya. Kurasa aku mendapatkan kepandaian di saat yang tepat..” Hugo menggelengkan kepalanya dengan pelan.
“Ini materi yang menarik untuk disampaikan di pertemuan kita malam ini. Sebaiknya kita segera bersiap..” Kata Austin.