“Akhirnya dengan terpaksa aku menikah dengan kakakmu. Keterpaksaan demi baktiku pada orang tua. Kamu tahulah aku tak mungkin menyakiti kedua orang tuaku karena melawan kakek.” “Sampai istriku dimakamkan tak pernah ada rasa cinta atau kehilangan mendalam atas kepergiannya. Aku hanya bertanggung jawab sebagai seorang suami. Bagaimana aku mau mencintai seorang yang tidak mencintaiku sama sekali?” “Sejak menikah sampai dia mengakui bahwa dia masih berhubungan dengan kekasihnya aku benar-benar sudah menutup hatiku untuknya. Aku hanya berharap setelah melihat anak kami dia mau berubah. Ternyata Tuhan tidak mengizinkan dia melihat anak kami. Karena memang sejak awal dia bilang dia tidak mau melihat bahkan menyentuh anaknya. Bisa kamu bayangkan hati seorang ibu seperti apa yang dia miliki?” Re