"Berengsek!" maki Salvador, tersandar di pintu mobil setelah peluru bersarang di bawah tulang selangkanya. Di atas kepalanya melesat puluhan peluru tanpa henti. Di sisinya dua rekan membalas tembakan pihak klan Os Bezos. "Sal!" teriak anak buahnya yang lain. Mereka khawatir dan ingin mendekat, tetapi tidak ada peluang berpindah leluasa selama musuh masih menyerang. "Sepertinya mereka menggunakan penembak jitu khusus menyasarmu, Sal," kata rekan di sebelahnya. "Ugh!" dengkus Salvador sambil meraba ke balik jasnya dan menarik tangannya lagi hanya untuk melihat lumuran darahnya sendiri. Salvador menghela napas berusaha meredam rasa sakit. Penyerangan sudah terjadi beberapa jam. Pihak kepolisian memanggil tim taktik khusus yang memiliki persenjataan berat. Kalau mereka turut campur, maka p