Dokter Guinan selesai memeriksa Coraima. Ia menyimpan stetoscope dan tensimeternya sambil menjelaskan kondisi wanita itu pada pelayan pendampingnya. "Nyonya Coraima baik-baik saja. Ia cuma terkejut dan kelelahan. Biarkan dia istirahat sejenak. Saya yakin tak lama lagi ia akan terbangun sendiri." "Baik, Dokter," sahut pelayan. Ia merapikan selimut Coraima lalu mengantar Dokter Guinan keluar. Ketika Dokter Guinan hendak masuk ke mobilnya, deretan mobil sedan hitam memasuki halaman. Dokter Guinan tidak jadi masuk karena yakin rombongan tersebut membawa Salvador. Pria lang.ganan luka tersebut keluar dari mobil, berdiri menegapkan tubuh lalu berjalan mantap memasuki rumah meskipun keningnya ditempeli perban jenuh darah. Pelayan dan penjaga berkumpul menyambut kedatangannya. "Tuan Salvador,