Selesai mandi, Salvador keluar dari bak dan Coraima mengeringkan badannya sekaligus memasangkan jubah handuk. Melakukan hal itu, Coraima bisa melihat saksama inci demi inci tubuh Salvador. Semua tatonya menjadi kulit baru agar bekas luka tidak terlihat menjijikkan. Namun, Coraima tidak merasa jijik pada tubuh Salvador. Ia lebih jijik kepada perbuatannya. Jadi, secara keseluruhan wujud pria itu menyenangkan matanya. Salvador mengamati ke mana mata Coraima menyusur. "Membayangkan seperti apa api yang membakarku?" tuding Salvador. Coraima tersentak. "Tidak," jawabnya lalu merapatkan jubah mandi Salvador. "Kondisi tubuhmu sangat bagus untuk korban luka bakar. Pastinya juga karena pengobatan yang mahal 'kan?" Ia bergegas menuju cermin rias di kamar mandi itu untuk menyiapkan alat cukur Salva