Siang ini terasa begitu terik membakar. Membuat peluh di tubuh Rayhan tampak benar-benar banjir. Beberapa kali Rayhan mengusap peluh di keningnya. Sambil berdiri tepat di bawah pohon palem yang sama sekali tak membuatnya teduh. Dan rasa terik itu semakin membakar. Tempat di saat seorang pria tampan keturunan Indonesia Eropa yang keluar dari kantor pemasaran. Dengan hangat pria itu menyambut kedatangan Roseline. Tampak jelas senyumannya merekah. Bukan sebagai senyuman seorang kolega kepada rekan bisnisnya. Rehan tahu persis senyuman pria itu adalah senyuman khusus yang diberikan untuk Roseline. Tangan Rehan pun mengepal. Merasakan debu jantung yang menggebu. Membuat lebaran itu terasa begitu menyiksa di dalam dadanya. Menciptakan rasa sesak dalam nafas nya. Sungguh rasa cemburu ini se