Suara derit pintu terdengar cukup membuat ngilu indera pendengaran Roseline. Suara itu seolah menyampaikan bahwa pintu ini jarang sekali dibuka. Kini Roseline mulai menahan nafas sampai pintu itu benar-benar terbuka lebar. Hatinya teramat sangat sakit membayangkan betapa pedihnya kehidupan yang harus ibu kandungnya lalui di tempat ini. Tempat di mana perkumpulan manusia yang mengalami gangguan kejiwaan. "Ya Tuhan." Sungguh Roseline merasa hatinya begitu pilu. Bagai luka yang disiram garam. Pedih dan tak tertahankan. Kini gadis itu mulai membiarkan netra hazel cantiknya menelusuri setiap sudut ruangan. Ruangan yang sangat rapih dengan nuansa putih yang apik. Semua perabotan ditata dengan pas di setiap sisi ruangan. Ruangan ini tampak seperti sebuah apartemen mini. Hal yang membuat Roseli