Up dan Down

1323 Kata
Seminggu sudah aku bekerja di rumah Madam Evie, seorang dokter traditional Chinese medicine specialis in acupunture yang menderita Parkinson. Karena penyakitnya itu Madam Evie, tidak bisa lagi berpraktek . Bagaimana mungkin dia menusuk jarum ke tubuh pasien, dengan tangan yang selalu bergetar hebat. Sekarang dia hanya mengurusi management rumah sakit yang dimiliki keluarganya dan semua itu dilakukannya dengan video call-video call bersama jajaran direksi. Chinese Health Hospital, adalah suatu rumah sakit besar di Kota Taichung - Taiwan dan sangat terkenal terutama dibidang Traditional Chinese Medicine dan juga untuk bagian bedah jantungnya yang diketuai oleh Mister Kevin. Kenny sangat mengagumi ayahnya, dan bercita-cita untuk menjadi specialis bedah jantung juga sesuai dengan profesi ayahnya. Sedangkan Karen kakaknya sedang kuliah di Quangzhou China mengambil specialis traditional medicine . Kedua anak ini akan dipersiapkan menjadi penerus dan pemilik RS Chinese Health hospital bila sudah dewasa nanti. Kondisi Madam Evie selalu naik turun setiap harinya. Kadang dia baik-baik saja, hanya tangannya yang sedikit bergetar. Tapi kadang dia tremor dengan parah, sampai seluruh tubuhnya bergetar. Seminggu ini, di waktu luang di malam hari, aku banyak membaca jurnal-jurnal kesehatan tentang penyakit Parkinson agar aku lebih memahami. Tertulis bahwa Parkinson adalah penyakit berupa kelainan saraf yang bersifat progresif. Pergerakan otak kita terjadi karena adanya zat dalam otak yang disebut dopamine. Dopamine ini memproduksi sebuah bagian otak yang disebut Substantia Nigra, nah penyakit Parkinson ini bisa terjadi karena sel-sel dari substantio nigra ini mulai mati, sehingga tingkat dopamine dalam otak menjadi berkurang. Seminggu ini kondisi psikologis Madam Evie sedang menurun. Dia selalu bermuram durja. Diam saja setiap waktu, tanpa suara hanya memandang ke satu titik dengan wajah nelangsa. Wajahnya juga penuh duka. Aku bisa mengerti , keadaan penyakit ini pasti membuatnya down. Apalagi sebelum terdiagnosa penyakit ini, dia adalah wanita yang kuat . Wanita aktif, penuh energi dan harus selalu bekerja dengan tangannya, tiba-tiba terkena penyakit Parkinson, pasti sangat menyakitkan. Jadi aku sangat mengerti mengapa dia selalu memarahi aku, meskipun hanya sedikit kesalahan yang aku lakukan. Seperti hari Rabu kemarin, saat menyuapinya makan, tanpa sengaja dia menyenggol gelas yang ada di samping kanannya dan gelas itu pecah . Madam Evie langsung menjerit. “ Bodoh! Kan saya uda bilang, jangan taruh apa-apa di samping kananku. Semua benda-benda harus di taruh di bagian depan.” “ dui bu qi ( Maaf), Madam” Kataku lirih. Padahal gelas itu, dia yang taruh sendiri di sampingnya setelah dia selesai minum. Tapi mana mungkin bisa aku jelaskan padanya disaat dia sangat mengamuk, lebih baik aku cepat-cepat minta maaf saja.Aku yakin kata-kata maaf itu yang paling ampuh agar dia tidak mengamuk lagi. Tiba-tiba terdengar gerakan Madam Evie yang sudah terbangun. Aku yang lagi duduk melamun sambil menjaganya, langsung bangkit dari tempat dudukku. Tinggal kami berdua yang ada di rumah ini. Kenny sedang sekolah. Mister Kevin bekerja di rumah sakit dan Mister Albert sedang pergi bersama temannya yang datang menjemputnya tadi pagi. Untuk orangtua yang dua tahun lagi mencapai 80 tahun, Mister Albert masih sangat sehat. Madam Evie terbangun dan menatapku dengan pandangannya yang kosong. “ Madam mau minum?” Tanyaku Dia menggelengkan kepalanya. “ Mau ke kamar mandikah?” Tanyaku lagi. Kali ini dia mengangguk. Aku menuntunnya berjalan ke kamar mandi, tapi sebelum celananya dia buka. Tremor parah melandanya dan dia bergetar hebat. Aku memegangnya erat dan mendudukannya di kloset dan air seninya meluncur jatuh membasahi semua kakinya, tanpa bisa dia tahan lagi. Sambil tetap bergetar, air kencingnya mengalir membasahi kakinya. Air matanya juga turun membasahi pipinya. Dia menatapku dengan pandangan nanar dan aku hanya bisa berkata. “ Tidak apa-apa, Madam. Nanti saya bersihkan, setelah tremornya berhenti. ” Dia hanya bisa mengangguk. Selesai membersihkan dirinya, Madam Evie menyuruhku membawanya ke ruang perpustakaan. Dia berjalan pelan sambil menatapku . Aku tahu dia malu padaku, karena tidak bisa menahan pipis saat dia tremor parah. “ Sepertinya koordinasiku di kantung kemihku sudah mulai bermasalah. Aku jadi tidak bisa menahan pipis seperti tadi, baru pertama kali ini terjadi.” Katanya sambil berdiri di rak buku dan mencari-cari buku kedokteran berbahasa mandarin yang ingin dia baca, mungkin ingin mengetahui bagaimana penanganan kondisinya tadi. Aku membiarkannya membaca dalam diam dan hanya menatapnya yang sangat konsentrasi membaca. Tiba-tiba terdengar suara lirihnya. “ Mungkin aku perlu beli disposable diaper untuk orang dewasa. Nanti saat Mister Kevin pulang dari Rumah sakit, kamu sama supir pergi beli diaper itu untukku. Penyakit parkinsonku sudah taraf tidak bisa menahan urine. Jadi harus kita persiapkan untuk malam hari, biar saya tidak ngompol saat tidur.” Katanya lirih. “ Iya Madam.” Jawabku patuh. Aku sungguh kasihan melihatnya, tapi dia cukup hebat. Bisa mencari solusi untuk dirinya sendiri dan mengatasi persoalan yang ditimbulkan oleh penyakitnya. Lalu aku bertanya dengan suara lirih berkata “ Madam, aku baca, bisa pemasangan DBS ( Deep Brain Stimulation Surgery) untuk keluhan penyakit Parkinson. Maaf, apakah madam sudah pernah mencoba konsultasi dengan dokter bedah syaraf?” “ Saat awal, aku terdiagnosa penyakit Parkinson ini, aku sudah ingin memasang DBS, tapi aku tidak memenuhi syarat pemasangan, karena aku alergi obat bius. Makanya saat kuliah dulu, aku memilih mempelajari traditional Chinese medicine. Untuk pemasangan DBS, tidak mungkin kita tidak di bius, karena tempurung otak kita akan dibuka dan d**a kita juga akan dibuka untuk pemasangan baterenya.” Katanya pelan. “ Kalau dengan akupuntur apakah bisa?” Tanyaku. “ Belum ada penelitian khusus untuk itu, tapi seharusnya tidak bisa, karena Parkinson ini bukan hanya syaraf yang terganggu tapi zat dapomin di otakku menjadi sangat berkurang atau tidak berproduksi lagi. Akupuntur hanya bisa meredakan tremorku untuk sementara tapi tidak bisa menyembuhkannya .”Katanya menjelaskan dengan suara yang semakin lirih. Aku terdiam. Penyakit ini memang tidak bisa disembuhkan tapi untuk mengurangi gejalanya dengan operasi pemasangan DBS pun, Madam Evie tidak bisa karena dia alergi obat bius. “ Kamu kasihan padaku ya?” Tanyanya “ Aku kasihan sekaligus kagum padamu, Madam. Meskipun kamu terdiagnosa penyakit ini, tapi kamu berusaha menemukan caranya sendiri untuk mengatasinya. Kamu tetap kuat dan tetap semangat. Penyakit ini tidak membuatmu menjadi wanita lemah. Aku akan mencontoh semua semangatmu itu.” Kataku tulus padanya. “ Tanggung jawabku masih banyak, anak-anakku belum sanggup mewarisi rumah sakit . Aku harus bertahan sampai Karen lulus dan dia bisa menjadi pewaris resmi, itu berarti kira -kira 5-7 tahun lagi. Kalau Karen sudah lulus, aku sudah pasrah kalau harus mati ataupun tidak mengurusi rumah sakit sama sekali. Kalau sekarang aku masih belum bisa. Aku berusaha menutupi penyakit ini dari jajaran direksi, mereka hanya tahu aku Parkinson stadium satu, yang kadang-kadang bergetar saja, tidak terlalu parah, mereka tahupun karena aku tidak bisa lagi menangani pasien. Kalau mereka tahu tremorku sudah seperti sekarang ini dan aku yang sampai tidak bisa lagi menahan pipis, pasti muncul issue-issue agar aku segera dilengserkan dari jabatan direktur operasional. Apalagi kalau penyakitku ini ketahuan sepupuku, si Andreas, Anak tanteku dari sepupu kakekku yang dari dulu ingin menguasai rumah sakit ini, karena merasa berhak. Padahal itu bukan milik adik kakekku. Yang bangun rumah sakit dari awal adalah kakekku dan mewariskannya kepada anak tunggalnya, yaitu ayahku dan ayahku akan mewarisinya padaku.” Katanya menjelaskan silsilah rumah sakit miliknya. “ Jadi mister Andreas juga tidak tahu anda terkena penyakit Parkinson? Tanyaku khawatir tentang perebutan harta rumah sakit ini, antara Madam Evie dan sepupu jauhnya. “ Tidak tahu, dia tinggal di Taipei. Dia dokter juga. Specialisasi Kulit. Dari dulu, dia memang uda ribut, minta bagian dari warisan ini. Dia ingin menjadi salah satu kepala bagian di rumah sakit ini. Tapi aku tidak mengijinkannya, mulanya dia pura-pura hanya jadi dokter di rumah sakit kami . Tapi aku tahu niat busuknya. Aku langsung menolaknya tanpa memperdulikan, meskipun dia sepupu jauhku .” Katanya tegas. “ Kenapa jabatan direktur operasional tidak di berikan kepada Mister Kevin saja dulu, sehingga madam, full bisa istirahat dan tidak terlibat intrik perebutan kekuasaan rumah sakit lagi.” Kataku menyarankan. “ Kami ada pre- nup dan papaku yang masih hidup tentu tidak akan mengijinkannya?” Katanya lirih. “ Kenapa? Bukannya Mister Kevin sangat mencintai anda?” Tanyaku Dan Madam Evie terdiam mendengar pertanyaan itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN