Tidurlah dengan Suamiku ( 21 + )

1318 Kata
Warning Trigger : Bab ini berisi percakapan dewasa, harap cukup umur bila ingin membuka bab ini. Evie memandang perawatnya dengan tatapan tegas. Berkas berisi surat kontrak kerja, dia taruh di depan mejanya. Membalik-balik halamannya dan membaca satu pasal yang tertera di dalamnya dengan suaranya yang tegas. “ Harus bisa melakukan tugas yang tidak bisa dilakukan pasien dengan sebaik-baiknya.” “ Tapi dokter, bukankah tugas yang dokter perintahkan ini, sebenarnya bukan tugasku. Saya tidak mungkin bisa tidur dengan Mister Kevin, saya ini bukan wanita penghibur.” Kata Jenni, sang perawat dengan suara bergetar. Saat menandatangani surat kerja itu, tidak pernah terbersit sedikitpun di otak Jenni kalau harus menggantikan dokter Evie untuk melakukan tugas, melayani suami di tempat tidur. “ Apakah kamu selalu melakukan hubungan seks demi cinta? Tidak pernah demi kebutuhan ?” Tanya Evie. Jenni mengganggukkan kepalanya dengan kuat. Apakah di Taiwan, wanita-wanita melakukannya hanya demi kebutuhan, bukan cinta lagi. Tak peduli cinta atau tidak, yang penting kebutuhan tercapai. Sebebas itukah kehidupan di Taiwan, salah satu negara di Asia tapi gaya hidupnya sudah berkiblat ke Amerika? “ Kalau begitu kamu lakukan tugas itu sebagai perintahku. Sesuai dengan isi kontrak kerjamu. Di sana jelas tertulis, kamu harus melakukan semua hal yang tidak bisa aku lakukan. Dan salah satu hal yang tidak bisa aku lakukan saat ini adalah tidur dengan suamiku.” “ Mister Kevin juga tidak mungkin mau, dokter. Beliau sangat mencintai anda.” Kata Jenni mencoba membujuk Evie. “ Kita harus membuatnya menjadi mau. Aku yang akan mengaturnya . Kalau kamu bersedia, hal itu tidak usah kamu khawatirkan. Aku menyuruhmu melakukannya bukan tanpa pertimbangan. Aku sudah memikirkannya berulang kali dan pilihanku hanya kamu. Aku tidak rela, mister Kevin melakukannya bersama wanita penghibur yang jelas-jelas ,aku tidak tahu bagaimana kesehatan organ seksualnya. Aku juga tidak mau mister Kevin melakukannya bersama Leona karena pasti akan timbul sejuta rumor di rumah sakit. Kamu hanya perlu melakukannya satu kali saja, agar aku tahu, apakah disfungsi seksualnya hanya kepadaku atau kepada semua wanita.” Kata Evie lagi dengan nada sangat lembut seperti sedang membujuk anak kecil. “ Kalau aku tetap tidak mau. Aku benar-benar tidak sanggup, Madam. .. Eh dokter. Aku bukan wanita yang seperti itu.” “ Ubah mindsetmu , untuk melakukannya hanya dengan orang yang kamu cintai. Sekarang kamu harus melakukannya demi tugas dan untuk kebutuhanmu. Aku tahu sebagai seorang wanita yang sehat pasti kamu juga perlu kegiatan menstabilkan hormonmu.” Kata Evie kini sambil tersenyum simpul. “ Untuk menstabilkan gejolak kewanitaanku, Bisa kulakukan dengan cara lain dokter. Tidak pernah terpikirkan untuk melakukannya dengan meniduri lelaki yang bukan milikku.” “ Justru itu, ubah mindset kuno mu itu. Kamu bisa melakukannya bersama mister Kevin, karena kudelegasikan tugas yang seharusnya merupakan tugasku, kepadamu. Lakukanlah demi aku, lakukanlah demi mister Kevin dan demi dirimu sendiri. Tapi…” Katanya terhenti dengan helaan nafasnya.Jenni menunggunya berbicara dan lalu dokter Evie menyambung perkataannya dengan suara lirih. “ Kamu tidak boleh jatuh cinta pada Mister Kevin. Kamu hanya membantuku melakukan tugasku dengan tubuhmu, tapi tidak dengan hatimu. Aku yakin dengan mister Kevin yang tidak akan mencintaimu, karena dia tahu kamu ini beda level dengan diri kami. Aku harus memastikannya dulu dan mengatakan hal penting ini kepada dirimu, agar kamu tidak mempergunakan hatimu saat bercinta dengan suamiku. Kamu , dilarang keras untuk jatuh cinta pada suamiku. Bisakah kamu?” “ Masalah hati, mana bisa aku berjanji.” Kata Jenni dengan suara lirih. Dokter Evie terdiam memandang Jenni. Dia menatap perawatnya dengan pandangannya yang tegas, lalu suaranya terdengar. “ Iya, memang kamu tidak bisa berjanji untuk masalah hatimu. Intinya kamu harus tahu, bahwa kamu itu beda level dengan mister Kevin, jadi kamu tidak pantas mencintainya. Kamu hanya boleh melayaninya demi mematuhi perintahku dan aku juga bukan orang yang kejam, aku akan memberimu hadiah dengan mengajarimu semua ilmu akupunturku kalau kamu bersedia melakukannya. Kamu akan aku bimbing sampai siap mengikuti sertifikasi akupunturist agar bisa mendapatkan sertifikat. Penawaranku cukup menarik bukan? Jadi setelah kontrakmu berakhir tiga tahun lagi dan bila kamu tidak ingin memperpanjang kontrakmu. Kamu bisa kembali ke Indonesia dan tunjukkan kepada suamimu kalau kamu berhasil menjadi seorang ahli akupuntur tersertifikasi.” Kata Madam Evie dengan nada yang mengalun tenang tapi tegas. Mata Jenni langsung membulat. Tawaran dokter Evie sungguh menggiurkan. Mungkin aku memang harus merubah mindset ku, untuk menikmati hubungan intim itu bukan hanya karena cinta, tapi boleh sekedar pemenuhan kebutuhan. Kebutuhanku sebagai seorang wanita dewasa yang sudah pernah menikmati hubungan cinta penuh gelora bersama suami brengsekku. Tapi kalau aku melakukannya, aku ini tidak ada bedanya dengan seorang wanita penghibur? Jenni berkalkulasi dalam hatinya, boleh atau tidak boleh hal ini dia lakukan. Lalu Jenni menggeleng-gelengkan kepalanya menepis semua galau yang ada. BUKAN , aku ini bukan wanita penghibur. Aku ini diminta oleh majikanku untuk melakukan tugas yang seharusnya dia lakukan tapi karena penyakitnya dia tidak bisa. Aku ini adalah seorang perawat yang menggantikan pasienku untuk melakukan segala hal, demi mempermudah hidupnya. Aku hanyalah pembantu yang tidak bisa menolak perintah kerja majikanku. Aku hanyalah serdadu yang tidak bisa menolak titah sang jendral. Aku tidak perlu merasa berdosa karena serdadu yang melakukan perintah dari jendralnya, meskipun untuk membunuh, tidak akan dihukum pidana. Jadi aku boleh melakukannya, hanya saat aku melakukannya, aku tidak boleh melakukannya dengan hatiku. Apakah bisa, aku melakukan hal intim tersebut tanpa hati? Apakah mungkin melakukan itu semua hanya untuk kepuasaan seperti yang dikatakan dokter Evie padaku? Jenni masih berpikir sampai suara Evie terdengar lagi. “ Jangan terlalu banyak berpikir. Take it or leave it! Tapi kalau kamu leave it, kamu juga silahkan keluar dari pekerjaan ini, aku akan mencari ganti untuk pekerjaanmu secepatnya. Kamu boleh pulang kembali ke agentmu setelah aku mendapatkan gantimu. Mungkin aku cari perawatku yang bukan berasal dari Indonesia, karena aku tahu, kalian masih terikat dengan aturan dan norma-norma ketimuran yang sangat ketat. Aku akan cari tenaga kerja untuk merawatku dari Philipina atau Vietnam. ” Kata dokter Evie dengan ancamannya yang semakin menakutkan. Leave it, berarti kalau aku menolaknya aku akan dipecat dan dikembalikan ke agentku. Aku tidak akan membawa uang sepeserpun dan harus mengulang kembali dari awal sekali. Seorang majikan baru yang belum tentu lebih baik dari dokter Evie. Meskipun dengan perintah gilanya yang baru dia keluarkan hari ini. Tapi di balik perintahnya itu, dia menjanjikan akan memberiku ilmu yang berharga, yang aku yakin tidak bisa kudapat dari majikan manapun. Dia akan mengajariku semua ilmu tentang akupuntur dan aku akan mengikuti sertifikasi akupuntur. Kalau aku lolos sertifikasi, ilmu itu bisa aku pergunakan saat aku kembali ke Indonesia. Jenni merenung dan mengepalkan tangannya penuh tekad. Kesempatan ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh dia lewatkan. Kesempatan dengan cara cepat untuk mengangkat derajat hidupku kembali setelah terpuruk ke dalam jurang tak bertepi karena si b******k Garry. Jadi lebih baik aku merendah sekarang ini, menjadi apa yang diinginkan dokter Evie untuk menjadi teman tidur suaminya, toh hanya kami bertiga yang tahu dan kalau aku pulang kembali ke Indonesia , tidak ada yang tahu lagi tentang apa yang aku lakukan. Persetan dengan semua norma, persetan dengan aturan hidup yang selama ini aku yakini. Tubuhku adalah milikku sendiri, aku hanya harus bertanggung jawab pada diriku saja, bukan pada orang lain. “ Aku bersedia Dokter Evie. Aku akan melakukannya . Tapi aku punya syarat.” Pinta Jenni pada dokter Evie. “ Apa syaratmu?” “ Aku tidak ingin orang lain tahu hal ini, selain kita bertiga, anda, Mister Kevin dan diriku.” “ Kalau itu kamu tidak usah khawatir. Aku juga tidak ingin ada yang tahu.” Jawab dokter Evie langsung. “ Ada lagi syaratmu?” Tanya dokter Evie, kali ini dengan nada yang lebih lembut Jenni berpikir, apa lagi yang harus dia minta? Lalu Jenni teringat sesuatu hal dan langsung dia ungkapkan kepada dokter Evie. “ Dokter.. Aku tidak ingin…….” Jenni menghentikan perkataannya dan memandang Evie dengan tatapan ragu. Apakah aku lancang bila mengungkapkan permintaan ini? Tapi harus kucoba karena ini untuk kenyamanan bersama. Maukah dokter Evie mengabulkannya??? Dan apakah permintaan Jenni pada dokter Evie ?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN