Pria Licik

1644 Kata

“Kenapa kamu tidak mau menerima hadiah dari aku, Va? Kamu kurang suka sama hadiahnya? Apa hadiahnya masih terlalu murah?” tanya Naresh sambil menikmati hidangan makan malamnya. Daiva yang sedang mencuci peralatan memasak hanya mendelik. Dia memutar bola matanya sambil memanyunkan bibirnya yang ranum. Dalam hatinya dia menggerutu, memangnya hadiah selalu diukur dari harga saja? Sejak berita yang dibawakan oleh Henri ke kantor, Naresh langsung memikirkan Daiva. Bekerja pun jadi tidak tenang. Akhirnya setelah bertemu di apartemen, tidak ada masalah apa-apa pada Daiva. Perempuan itu hanya tidak mau menerima hadiah, itu saja. “Ayo jawab, Va! Kamu mau aku kasih hadiah apa?” tanya Naresh lagi. “Untuk apa kasih aku hadiah? Kamu pasti ada mau sesuatu, kan?” Daiva semakin curiga pada Naresh.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN