"Apaaaaa!" Teriak Digo kaget saat ditodong langsung oleh Oma Arnita untuk segera bertunangan dengan Sissi.
"Kenapa kaget begitu Digo, mau ini yang kamu mau? Mendapat restu dari kami, nah sekarang Oma sudah sangat merestui sekali hubungan kamu dengan si cantik ini," Oma Arnita menunjuk Sissi saat mencoba. Sissi pun terperangah bingung tak tahu harus bertanya apa. Ini semua hanya pura-pura dan kini ia harus menerima risiko dari kebohonganya bersama Digo.
"Tapi Oma, Sissi masih ingin kuliah dulu, belum ingin pembicaraan yang serius," ucap Sissi pada Oma Digo.
"Cuma tunangan Sayang, kalian tidak harus menikah cepat-cepat, lebih biar Digo tidak terlihat lagi gonta ganti perempuan, Oma sudah sangat sreg saat pertama kali kamu lihat," Terang Oma lembut pada Sissi.
"Oma sial, siapa yang suka gonta ganti pacar!" protes Digo menyahut.
"Sudah, sudah pokoknya Oma sudah membuat keputusan tidak bisa diganggu gugat lagi," seru Oma Arnita pada mereka berdua. "Dengar Sissi sayang, lihat sama Mama Papa kamu ya Nak, panggil lagi kami akan kerumah kamu untuk membicarakan pertunangan kamu," ujar Arnita lagi pada Sissi.
***
"Gilaaaaa! Gue nggak mau ya pake acara tunangan-tunangan segala! Apaan coba kagak ada tuh di dalam perjanjian pake acara begituan." Sissi memprotes Digo saat mereka sudah dimobil Digo dan akan mengantar Sissi pulang.
"Hei cewe rimba! Lo kira gue mau tunangan sama lo. Ngimpi lo! Gue memang akan tunangan tapi itu sama sama Kathryn bukan sama lo cewe bar-bar," Cerca Digo pada Sissi tak mau kalah.
"Anterin gue ke kampus aja nggak usah ke rumah," seru Sissi pada Digo setelah membantunya.
"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue."
"Iiish, lo tu bener-bener ya !! Dasar kingkong nyebelin! Berhenti gue ke sini aja, dasar nggak ikhlas lo." Sissi meminta Digo mengehentikan mobilnya tetapi tidak ditanggapi Digo tetap melajukan mobilnya menuju kampus mengantar Sissi.
"Gue turun makasih!" katakanlah Sissi beranjak turun dan pergi Digo dalam mobilnya.
"Terimakasih sangat luar biasa! Dasar cewe rimba." gerutu Digo saat Sissi menghempas pintu mobil dengan kencang. "Nah, kan pake mundur lagi ini tas si cewe rimba, kan jadi gue yang merepotkan mesti nganterin, dasar cewe teledor!" sungut Digo lagi saat melihat tas Sissi pergi di mobilnya.
"Sissi," Sissi menghentikan langkahnya saat mendengar seseorang memanggil namanya saat ia menoleh Sissi mendapati sosok cowo tampan yg tak lain adalah Aryo, cowo tampan, cool yg jadi pusat perhatian di kampusnya.
"Kak Aryo manggil aku?," tanya Sissi yg merasa spechles sekali karena baru kali ini Aryo mengajaknya berbicara.
"Iya gue manggil lo," ujar Aryo membuat Sissi seketika berteriak girang dalam hati.
"Iya Kak, ada apa ya?" tanya Sissi tersenyum manis.
"Nggak ada apa-apa Si, cuma mau ngobrol aja sama lo,"
'Omegaaad ini beeran kak Aryo mau ngajakin gue ngobrol, mimpi apa gue semalam. Okey Sissi lo itu memang mempesona. Ingat harus elegan di depan kak Aryo.' gumam Sissi dalam hati.
"Sissi," Aryo mengibas-ngibaskan tangannya di depan Sissi yg terdiam memikirkan lelaki di depannya itu.
"Eh, iya Kak, mau ngobrol dimana,?" tanya Sissi agak gugup.
"Kita ke taman yuk," Aryo mengajak Sissi menuju taman belakang kampus bahkan Aryo mengandeng tangan Sissi."
'Ooeemjii gue boleh teriak nggak sih!! Demi apa Kak Aryo gandengan tangan gue," pekik Sissi dalam hati.
Saat berjalan di koridor untuk mengantar tas Sissi yg tertinggal mata Digo menangkap sosok gadis yg akhir-akhir ini sering membuatnya sebal itu tengah bergandengan dengan seorang lelaki. Dadah Digo bergemuruh entah apa yg ia rasakan ia juga tidak mengerti. Tapi melihat Sissi dekat dengan seorang lelaki membuat amarahnya muncul pada gadis itu.
Digo segera menghampiri dan menarik tangan Sissi dari genggaman Aryo.
"Apa-apan sih Lo! Sakit tau main tarik-tarik aja!" pekik Sissi sat Digo menarik tangannya.
"Eh Lo siapa ya? Jangan kasar begitu sama cewe." sungut Aryo yg tak terima Digo menarik tangan Sissi.
"Bukan urusan Lo ya! Dia cewe gue! Jadi gue harap lo jauh-jauh dari dia." sahut Digo dengan mata menyalang marah membuat Sissi terperangah tak mengerti dengan apa yg dilakukan oleh lelaki tampan itu.
"Gue nggak percaya kalau bukan Sissi sendiri yg bilang sama gue!" ucap Aryo tak mau kalah.
"Lo tanya aja sendiri sama dia sekarang! Cerca Digo.
"Si, apa bener ya dia bilang, bener dia cowo lo?" pertanyaan Aryo membuat Sissi jadi bingung harus menjawab apa, di satu sisi dia terikat perjanjian dengan Digo dan sisi lain ia merasa senang karena setrlah sekian lama mengagumi Aryo kini lelaki itu mendekatinya.
"Gue--"
"Lo lihat kan, dia aja nggak bisa jawab, jadi mulai sekarang lo jauhin dia, atau lo berurusan sama gue!" ancam Digo kemudian menyeret Sissi kembali ke mobilnya.
"Lepasin! Lo apa-apaan sih!" amarah Sissi sudah di ubun-ubun saat Digo memaksanya masuk ke mobil.
"Lo yg apa-apaan! Dasar ganjen, inget ya lo itu terikat perjanjian sama gue, status lo itu sekarang adalah pacar gue jadi---"
"Iya gue memang pacar lo tapi cuma PURA-PURA! INGET ITU CUMA PURA-PURA!" ucap Sissi menekankan kata pura-pura pada Digo. "Lo nggak ada hak sama sekali ya buat ngelarang gue deket sama siapapun!" cerca Sissi lagi.
Digo terdiam dengan kata-kata Sissi. Ia tak mengerti kenapa merasa sangat marah sekali saat melihat Sissi akrab dengan lelaki lain. Digo mengusap kasar wajahnya, dengan Kathryn saja dia tidak seperti ini. Bahkan Digo cenderung cuek saat melihat Kathryn dekat dengan lawan mainnya atau dengan laki-laki sesama model yg dipasangakn dengannya.
"Urusin aja hidup lo sendiri! Lo nggak usah sok-sok an ngurusin hidup gue!" ucap Sissi sebelum beranjak kembali meninggalkan Digo yg masih terdiam dalam mobilnya.
'Dasar cowo kingkong nyebelin! Resek banget sih jadi orang! Dia pikir siapa coba pake ngatur-ngatur hidup gue. Cuma pura-pura aja sok-sok an. Gimana kalau pacaran beneran ama tu kingkong! Hii, kenapa gue malah mikir pacaran beneran ama tuh kingkong nyebelin!' cerocos Sissi dalam hatinya.
"Okey Sissi sekarang lo hafus nyari kak Aryo buat minta maaf. Gegara cowo kingkong gagal deh acara ngobrol cantik gue bareng kak Aryo." Sissi menggumam sendiri di sepanjang jalan di kampus.
' Sial !! gue kenapa sih, ngapain coba pake emosi ngelihat cewe rimba itu akrab sama cowo lain! Apa urusannya sama gue. Dia benar-benar ngapain gue-memperbaiki ngurusin hidup dia. Mending gue fokus sama rencana dari awal dan segera meluncurkan sandiwara ini. Kathryn, gue harus ngabarin dia kalau dia harus segera pulang, gue nggak mau lama-lama dekat dengan cewe rimba itu. Muak gue lama-lama harus terus berlanjut sama cewe bar-bar satu itu. ' Digo mengumpat dan menggerutu sendiri dalam mobil setelah Sissi perginya untuk kedua kalinya.
##########