Bab 82. Tujuh Belas Manis

1209 Kata

15 TAHUN YANG LALU Kreek ... bunyi pintu kamar Dion sedikit berdecit malam-malam. Dion yang tengah berada di depan komputernya di dalam kamar otomatis menoleh ke belakang dan menemukan senyuman yang selalu menemaninya setiap hati. “Kamu belum tidur?” tanya Nenek Sulastri pada cucu laki-lakinya, Dion. Dion tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Belum, Mbah. Sedikit lagi makalahnya selesai. Besok harus dikumpulkan pagi-pagi.” Nenek Sulastri mengangguk paham dan tersenyum. Ia mendekat lalu membelai rambut hitam Dion yang tengah sibuk mengerjakan tugas kuliahnya. “Kamu jangan sering tidur malam-malam. Nanti sakit!” ucap Nenek Sulastri memberikan nasehatnya. Dion menoleh dan tersenyum menggeleng. “Ndak, Mbah. Cuma kalau ada tugas saja. Mbah sendiri kenapa belum tidur. Ini kan sudah malam.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN