Bab 87. Tawa Dan Tangis Dalam Hidup

1703 Kata

“Si Mbah-mu sedang kurang enak badan, Le. Mungkin kecapean, jadi dari kemarin cuma berbaring saja di kamar. Di ajak ke dokter, ndak mau!” ujar Halim, Paman satu-satunya yang dimiliki Dion. Dion tak bisa menghubungi neneknya semenjak kemarin dan kali ini ia benar-benar khawatir. Maka selama menjaga Venus di rumah sakit, Dion mencoba menghubungi Pamannya itu. “Sakit opo toh, Pak Dhe?” tanya Dion dengan nada agak cemas. Ia tengah duduk di salah satu bangku ruang tunggu dan menghubungi Pak Dhe Halim, Pamannya. “Namanya orang sudah sepuh pasti suka sakit-sakitan.” “Tapi kan beberapa hari yang lalu si Mbah baik-baik saja,” bantah Dion masih terdengar cemas. “Si Mbahmu ndak apa-apa. Ndak usah khawatir. Bagaimana kabar kamu? Pekerjaan kamu apa sudah selesai?” Dion terdiam sejenak dan menundukk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN