“Kalian ndak perlu membela dia. Dion itu harus disadarkan dari kesalahannya. Jangan sampai dia berharap untuk kembali bekerja sama keluarga itu lagi. Aku ndak akan rela, aku ndak sudi!!” tegas Mbah Lastri pada anak dan menantunya. “Kalau Dion masih memaksa untuk membatalkan pernikahannya, dia ndak perlu datang pada acara penghiburanku nanti. Ndak perlu angkat peti matiku, aku ndak akan ijinkan!” sambung Mbah Lastri lagi dengan tegas. “Jangan begitu, Bu. Jangan ngomong seperti itu!” isak Dewi lalu memeluk ibunya. Mbah Lastri ikut menangis meskipun ia masih emosi. “Ibu ndak boleh bicara yang jelek-jelek. Nanti kalau kejadian, semuanya jadi bersedih, ya Bu. Sudah jangan bicara lagi. Kami semua sangat sayang sama Ibu!”” bujuk Dewi lagi tak kuasa dengan omongan sang ibu. Halim pun hanya bis